Gerakan Magmatik Gunung Agung Berkurang

Jum'at, 29 Juni 2018 - 15:08 WIB
Gerakan Magmatik Gunung Agung Berkurang
Gerakan Magmatik Gunung Agung Berkurang
A A A
KARANGASEM - Sejak empat jam terakhir, Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar mengungkapkan bahwa frekuensi dan amplitudi letusan Gunung Agung, Bali, mengalami penurunan drastis.

Rudi meminta masyarakat untuk tetap tenang karena letusan embusan yang terjadi tidak serta merta meningkatkan status Gunung Agung tersebut.

"Pada tanggal 27 Juni 2018, pukul 22.00 WITA terjadi erupsi pertama yang membuka rekahan di dasar kawah menjadi lebih besar. Rekahan itu menjadi jalan terjadinya erupsi secara terus menerus, hingga pukul 12.00 Wita esok harinya. Namun sejak pukul 1 dini hari tadi frekuensi dan erupsi Gunung Agung sudah menurun drastis," katanya.

Rudi menjelaskan, intensitas emisi abu teramati mengalami penurunan ditunjukkan dengan warna asap yang teramati dominan berwarna putih. Penurunan intensitas emisi abu mengindikasikan bahwa sistem telah terbuka. Embusan asap putih yang masih teramati saat ini berasal dari aktivitas efusi lava.

Fenomena emisi gas dan abu yang terjadi secara menerus dari kemarin hingga saat ini merupakan bagian dari erupsi yang terjadi secara efusif yaitu berupa aliran lava segar ke dalam kawah (pertumbuhan kubah lava). Laju penambahan volume lava belum dapat diketahui dan masih menunggu informasi dari citra satelit.

Rekomendasi untuk masyarakat dan wisatawan diimbau agar tidak berada dan tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di zona perkiraan bahaya di seluruh area di dalam radius 4 km dri Kawah Puncak Gunung Agung. Selain itu warga diimbau agar senantiasa menyiapkan masker pelindung untuk mengindari potensi ancaman bahaya abu vulkanik bagi kesehatan.

Bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan. Hal ini bisa terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Badan Geologi melalu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan terus memonitor aktivitas Gunung Agung untuk mengevaluasi potensi ancaman bahaya erupsi antar waktu. Jika terjadi perubahan yang signifikan maka status aktivitas Gunung Agung atau pun rekomendasinya dapat dievaluasi kembali.

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika membenarkan frekuensi dan amplitudi letusan Gunung Agung telah menurun drastis. "Pagi tadi saya ke PVMBG di Pos Pantau Rendang Gunung Agung perkembangan sudah menurun. Gerakan-gerakan magmatik dari gunung sudah berkurang jauh dan hampir tidak ada getaran," katanya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6417 seconds (0.1#10.140)