Genjot Kinerja, PTPN X Terapkan Program T-200
A
A
A
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X berupaya meningkatkan kinerjanya, baik di sisi on farm maupun off farm. Salah satu upaya di sisi on farm yakni peningkatan produktivitas melalui program T-200.
T-200 adalah program penerapan demplot guna mencapai produksi tebu 200 ton per hektare (ha). Pada Masa Tanam 2017/2018 program T-200 telah diterapkan di 24 kebun yang tersebar di 10 pabrik gula PTPN X, dengan total luasan 209,675 ha. Program T-200 ini dilatarbelakangi adanya keterbatasan lahan pengembangan sehingga intensifikasi budidaya tebu mutlak dilakukan.
“Melalui program T-200 ini sasaran utama yang akan kami capai adalah terwujudnya regrouping areal, penerapan teknologi mekanisasi, dan tentu saja pencapaian produktivitas tebu 200 ton per ha dalam kurun waktu tiga tahun,” terang Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo.
Dengan adanya regrouping areal, pengelolaan kebun akan menjadi lebih intensif dan terkontrol. Sehingga produktivitas kebun dapat tercapai dengan optimal. Sedangkan untuk teknologi mekanisasi, PTPN X telah menerapkan mekanisasi untuk pengelolaan kebun, mulai dari pembukaan lahan hingga tebang muat. Dalam penerapan program ini, PTPN X selalu berfokus pada tiga hal, yaitu waktu tanam, penerapan regrouping, dan pengelolaan sistem air yang baik.
Ketiga hal ini yang membuat program T-200 PTPN X berhasil. Keberhasilan ini ditandai dengan tebang perdana di Kebun Kendal, PG Watoetoelis, Sidoarjo pada Sabtu (23/6/2018). Hasil analisa pendahuluan pada tebu dengan varietas BL (Bululawang) di Kebun Kendal tersebut diperoleh potensi rendemen tinggi dengan angka Brix rata-rata sebesar 18,62%. Sedangkan untuk produktivitas Kebun Kendal telah mencapai 180 ton per ha.
Ke depannya, program T-200 akan terus dikembangkan oleh PTPN X menuju program P10H. Program P10H merupakan upaya untuk mencapai hablur minimal 10 ton per ha. Guna menyukseskan program P10H ini, PTPN X akan fokus untuk melakukan penataan pola tanam, pemilihan varietas yang unggul, pengaplikasian pupuk yang efektif, hingga pengelolaan tata air.
Selain itu, manajemen tebang angkut juga akan ditingkatkan sehingga mampu memenuhi standar MBS (manis, bersih, dan segar).
“Kami harap dengan adanya program P10H dapat meningkatkan gairah petani untuk menanam tebu secara intensif, karena terjaminnya peningkatan produktivitas kebun dan kesejahteraan petani tebu,” imbuh Sekretaris Perusahaan PTPN X, Soekamto Partowijoyo.
T-200 adalah program penerapan demplot guna mencapai produksi tebu 200 ton per hektare (ha). Pada Masa Tanam 2017/2018 program T-200 telah diterapkan di 24 kebun yang tersebar di 10 pabrik gula PTPN X, dengan total luasan 209,675 ha. Program T-200 ini dilatarbelakangi adanya keterbatasan lahan pengembangan sehingga intensifikasi budidaya tebu mutlak dilakukan.
“Melalui program T-200 ini sasaran utama yang akan kami capai adalah terwujudnya regrouping areal, penerapan teknologi mekanisasi, dan tentu saja pencapaian produktivitas tebu 200 ton per ha dalam kurun waktu tiga tahun,” terang Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo.
Dengan adanya regrouping areal, pengelolaan kebun akan menjadi lebih intensif dan terkontrol. Sehingga produktivitas kebun dapat tercapai dengan optimal. Sedangkan untuk teknologi mekanisasi, PTPN X telah menerapkan mekanisasi untuk pengelolaan kebun, mulai dari pembukaan lahan hingga tebang muat. Dalam penerapan program ini, PTPN X selalu berfokus pada tiga hal, yaitu waktu tanam, penerapan regrouping, dan pengelolaan sistem air yang baik.
Ketiga hal ini yang membuat program T-200 PTPN X berhasil. Keberhasilan ini ditandai dengan tebang perdana di Kebun Kendal, PG Watoetoelis, Sidoarjo pada Sabtu (23/6/2018). Hasil analisa pendahuluan pada tebu dengan varietas BL (Bululawang) di Kebun Kendal tersebut diperoleh potensi rendemen tinggi dengan angka Brix rata-rata sebesar 18,62%. Sedangkan untuk produktivitas Kebun Kendal telah mencapai 180 ton per ha.
Ke depannya, program T-200 akan terus dikembangkan oleh PTPN X menuju program P10H. Program P10H merupakan upaya untuk mencapai hablur minimal 10 ton per ha. Guna menyukseskan program P10H ini, PTPN X akan fokus untuk melakukan penataan pola tanam, pemilihan varietas yang unggul, pengaplikasian pupuk yang efektif, hingga pengelolaan tata air.
Selain itu, manajemen tebang angkut juga akan ditingkatkan sehingga mampu memenuhi standar MBS (manis, bersih, dan segar).
“Kami harap dengan adanya program P10H dapat meningkatkan gairah petani untuk menanam tebu secara intensif, karena terjaminnya peningkatan produktivitas kebun dan kesejahteraan petani tebu,” imbuh Sekretaris Perusahaan PTPN X, Soekamto Partowijoyo.
(rhs)