Diserang Kampanye Hitam, Paslon Deddy-Dedi Polisikan Pengunggah Video
A
A
A
BANDUNG - Tim pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi melaporkan pengunggah video kampanye hitam ke Polda Jabar.
Dalam rekaman video yang sempat viral beberapa waktu lalu itu berisi ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meminta bantuan mahluk gaib untuk kemenangan paslon tersebut.
Kuasa hukum paslon Deddy-Dedi, Hotma Agus Sihombing, menjelaskan, rekaman video kampanye hitam itu diduga diunggah Mochammad Sa’ban Hanif. Berdasarkan data dari akun Facebook milik Mochammad Sa’ban Hanif, dia anggota relawan Gurka, atau pendukung paslon lain.
Surat tanda terima laporan polisi pun sudah dipegang tim Deddy-Dedi. Dugaan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik disematkan kepada pengunggah dengan nomor laporan LPB/565/VI/2018/Jabar.
“Pak Endang yang berakting menjadi dukun dalam video itu sudah mengakui kesalahannya. Dalam keterangan kepada kami, beliau mengatakan disuruh oleh salah satu tim paslon di Pilgub Jabar. Kami tidak ingin menuduh, tetapi boleh tafsirkan sendiri. Sebab, ini merupakan serangan politik,” kata Hotma, Jumat (22/6/2018).
Sementara itu, calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengakui sudah banyak kampanye hitam yang mendera dirinya. Setelah dianalisa, pelaku kampanye haram tersebut berasal dari simpul yang sama. Isu hoax yang sengaja digulirkan di antaranya busung lapar anak remaja, jembatan mangkrak dan pembangunan masjid.
“Saya bingung, mereka itu warga kota, terdidik dan tahu aturan. Tetapi kenapa selalu menghinakan orang kampung. Abah Endang yang tidak tahu apa-apa diminta jadi dukun. Kemudian, muncul lagi pada aspek pembangunan, katanya jembatan ratusan miliar mangkrak. Kok aneh, kapan saya menganggarkan jembatan ratusan miliar,” katanya.
Meski kampanye hitam itu merugikan dirinya, dia mengaku tetap membukakan pintu maaf bagi pelaku. Dia mengimbau kepada siapapun untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mencederai demokrasi. “Saya memaafkan itu secara personal. Kalau saya tahu rumahnya, saya akan datang, silaturahmi,” ujarnya.
Dalam rekaman video yang sempat viral beberapa waktu lalu itu berisi ritual yang dilakukan sekelompok orang yang meminta bantuan mahluk gaib untuk kemenangan paslon tersebut.
Kuasa hukum paslon Deddy-Dedi, Hotma Agus Sihombing, menjelaskan, rekaman video kampanye hitam itu diduga diunggah Mochammad Sa’ban Hanif. Berdasarkan data dari akun Facebook milik Mochammad Sa’ban Hanif, dia anggota relawan Gurka, atau pendukung paslon lain.
Surat tanda terima laporan polisi pun sudah dipegang tim Deddy-Dedi. Dugaan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik disematkan kepada pengunggah dengan nomor laporan LPB/565/VI/2018/Jabar.
“Pak Endang yang berakting menjadi dukun dalam video itu sudah mengakui kesalahannya. Dalam keterangan kepada kami, beliau mengatakan disuruh oleh salah satu tim paslon di Pilgub Jabar. Kami tidak ingin menuduh, tetapi boleh tafsirkan sendiri. Sebab, ini merupakan serangan politik,” kata Hotma, Jumat (22/6/2018).
Sementara itu, calon wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengakui sudah banyak kampanye hitam yang mendera dirinya. Setelah dianalisa, pelaku kampanye haram tersebut berasal dari simpul yang sama. Isu hoax yang sengaja digulirkan di antaranya busung lapar anak remaja, jembatan mangkrak dan pembangunan masjid.
“Saya bingung, mereka itu warga kota, terdidik dan tahu aturan. Tetapi kenapa selalu menghinakan orang kampung. Abah Endang yang tidak tahu apa-apa diminta jadi dukun. Kemudian, muncul lagi pada aspek pembangunan, katanya jembatan ratusan miliar mangkrak. Kok aneh, kapan saya menganggarkan jembatan ratusan miliar,” katanya.
Meski kampanye hitam itu merugikan dirinya, dia mengaku tetap membukakan pintu maaf bagi pelaku. Dia mengimbau kepada siapapun untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat mencederai demokrasi. “Saya memaafkan itu secara personal. Kalau saya tahu rumahnya, saya akan datang, silaturahmi,” ujarnya.
(vhs)