Pengamanan Arus Mudik Harus Pendekatan Humanis
A
A
A
SURABAYA - Petugas pelayanan dan pengamanan arus mudik Lebaran 2018 perlu menggunakan pendekatan yang lebih humanis untuk menekan angka kecelakaan. Pendekatan humanis lebih efektif menekan angka kecelakaan karena menggunakan konsep partisipatoris.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, dalam pendekatan humanis yang dikedepankan bukanlah penindakan, namun lebih pada mengajak masyarakat untuk terlibat memikirkan keselamatan bersama.
"Saat di jalan kebanyakan orang emosi karena keinginan saling mendahului. Maka pendekatan humanis bisa memberi pengertian kepada mereka bahwa emosi bisa mengganggu keselamatan dirinya dan orang lain," tuturnya, Senin (11/6/2018).
Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini mengimbau semua petugas pelaksana bisa menyelesaikan tugas pokoknya masing-masing sehigga tidak mengakibatkan tumpangtindih.
Berdasarkan data evaluasi angkutan Lebaran tahun lalu, Soekarwo menyebut angka kecelakaan di masa angkutan Lebaran tahun 2017 sebanyak 873 kejadian, naik 11,07% dibanding tahun sebelumnya. Pihaknya berharap, tahun ini jumlah kejadian dan korban kecelakaan bisa ditekan semaksimal mungkin.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, dalam pendekatan humanis yang dikedepankan bukanlah penindakan, namun lebih pada mengajak masyarakat untuk terlibat memikirkan keselamatan bersama.
"Saat di jalan kebanyakan orang emosi karena keinginan saling mendahului. Maka pendekatan humanis bisa memberi pengertian kepada mereka bahwa emosi bisa mengganggu keselamatan dirinya dan orang lain," tuturnya, Senin (11/6/2018).
Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini mengimbau semua petugas pelaksana bisa menyelesaikan tugas pokoknya masing-masing sehigga tidak mengakibatkan tumpangtindih.
Berdasarkan data evaluasi angkutan Lebaran tahun lalu, Soekarwo menyebut angka kecelakaan di masa angkutan Lebaran tahun 2017 sebanyak 873 kejadian, naik 11,07% dibanding tahun sebelumnya. Pihaknya berharap, tahun ini jumlah kejadian dan korban kecelakaan bisa ditekan semaksimal mungkin.
(vhs)