Dedi Mulyadi Siapkan Satu Desa Satu Hafiz Alquran
A
A
A
PURWAKARTA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyiapkan program satu desa satu hafiz Alquran. Hal itu sebagai upaya menciptakan generasi qurani di Jawa Barat.
Dedi menilai, program ini bisa berlaku bagi mereka yang masih anak-anak dan remaja. Di rentang usia tersebut menurutnya sangat mudah menerima hafalan Alquran saat bertalaqi."Mewujudkan satu desa satu hafiz bukan hal yang tidak mungkin. Kuncinya, ada pembinaan dan motivasi sejak dini untuk anak-anak. Mereka diarahkan untuk menghafal Alquran sejak kecil," jelasnya, Jumat (8/6/2018).
Seorang hafiz cilik, menurutnya, akan dibiayai pendidikannya sampai perguruan tinggi. Dia mengatakan apresiasi pemerintah tersebut akan memotivasi anak lain untuk juga menjadi penghafal Alquran. "Syaratnya, kalau sudah menjadi hafiz dan lulus perguruan tinggi, dia harus kembali ke desa dan mengajar Alquran di tempat asalnya," katanya.
Program ini, menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut akan melibatkan kiai kampung. Sebab, khazanah pengetahuan Islam bukan hanya terdapat pada 'Ulumul Quran (Ilmu tentang Alquran). Tetapi, penguasaan kitab kuning yang dimiliki kiai kampung juga sangat dibutuhkan masyarakat Jawa Barat.
"Tidak usah kita ragukan kapasitas keilmuan kiai kampung. Apalagi mereka memiliki adab luhur sehingga bisa ditularkan kepada anak didiknya," ucapnya.
Nantinya, para hafiz dan kiai kampung tersebut mendapatkan insentif dari Pemprov Jabar. Insentif tersebut sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas kiprah pemberdayaan umat yang mereka lakukan.
"Misalnya insentif bantuan membangun ‘tajug’ untuk mereka. Kemudian, kita perbaiki tempat mengaji anak-anak di kampung. Atau, bisa juga dalam bentuk pengadaan kitab kuning dan buku penunjang," katanya.
Dedi menilai, program ini bisa berlaku bagi mereka yang masih anak-anak dan remaja. Di rentang usia tersebut menurutnya sangat mudah menerima hafalan Alquran saat bertalaqi."Mewujudkan satu desa satu hafiz bukan hal yang tidak mungkin. Kuncinya, ada pembinaan dan motivasi sejak dini untuk anak-anak. Mereka diarahkan untuk menghafal Alquran sejak kecil," jelasnya, Jumat (8/6/2018).
Seorang hafiz cilik, menurutnya, akan dibiayai pendidikannya sampai perguruan tinggi. Dia mengatakan apresiasi pemerintah tersebut akan memotivasi anak lain untuk juga menjadi penghafal Alquran. "Syaratnya, kalau sudah menjadi hafiz dan lulus perguruan tinggi, dia harus kembali ke desa dan mengajar Alquran di tempat asalnya," katanya.
Program ini, menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut akan melibatkan kiai kampung. Sebab, khazanah pengetahuan Islam bukan hanya terdapat pada 'Ulumul Quran (Ilmu tentang Alquran). Tetapi, penguasaan kitab kuning yang dimiliki kiai kampung juga sangat dibutuhkan masyarakat Jawa Barat.
"Tidak usah kita ragukan kapasitas keilmuan kiai kampung. Apalagi mereka memiliki adab luhur sehingga bisa ditularkan kepada anak didiknya," ucapnya.
Nantinya, para hafiz dan kiai kampung tersebut mendapatkan insentif dari Pemprov Jabar. Insentif tersebut sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas kiprah pemberdayaan umat yang mereka lakukan.
"Misalnya insentif bantuan membangun ‘tajug’ untuk mereka. Kemudian, kita perbaiki tempat mengaji anak-anak di kampung. Atau, bisa juga dalam bentuk pengadaan kitab kuning dan buku penunjang," katanya.
(zik)