Ini Alasan DLH DKI Beli Tong Sampah Beroda

Senin, 04 Juni 2018 - 16:02 WIB
Ini Alasan DLH DKI Beli...
Ini Alasan DLH DKI Beli Tong Sampah Beroda
A A A
JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membeli tong sampah beroda atau garbage bin 660 liter dari Jerman. Langkah ini diambil agar Jakarta sejajar dengan kota-kota maju dunia dalam layanan pengelolaan sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, selama ini pola pengumpulan sampah masih dilakukan dengan cara tradisional, yaitu tukang gerobak mengumpulkan sampah dari permukiman, kemudian didumping di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS). Setelah itu, diangkat kembali ke truk sampah untuk dikirim ke TPST Bantargebang.

"Proses ini tidak efektif dan tidak efisien. Coba kita hitung berapa kali sampah itu naik turun untuk bongkar muat saja. Naik ke gerobak di masing-masing rumah, turun dari gerobak di TPS, naik ke truk sampah dan turun lagi di TPST Bantargebang," kata Adji saat dihubungi SINDOnews, Senin (4/6/2018).

Dia menambahkan, pola pengumpulan sampah eksisting secara bertahap akan dipangkas. Untuk jalur pengumpulan sampah yang sudah dilalui truk sampah jenis compactor atau truk sampah tertutup yang dilengkapi mesin press sampah, maka lokasi-lokasi tersebut akan disediakan Garbage Bin 660 liter. Warga di lokasi tersebut dapat meletakan sampah di tong sampah beroda itu.

"Ilustrasinya satu orang di Jakarta rata-rata menghasilkan 2-3 liter sampah per hari. Satu Tong Sampah jenis ini dapat menampung sampah yang dihasilkan kira-kira 330 orang atau setara 70 Kepala keluarga. Ketika jadwal pengangkutan Garbage Bin, petugas dapat mendorong bin beroda ini ke lokasi truk compactor dan mengaitkan ke kait hidroliknya, maka sampah akan terangkat ke dalam truk compactor. Persis seperti di negara-negara maju," lanjut Adji.

Sedangkan untuk jalur pengumpulan sampah yang masih menggunakan gerobak atau gerobak motor, maka Garbage Bin 660 liter ini diletakan di TPS.

"Lokasi-lokasi permukiman padat yang jalannya sempit dan tidak dapat dilayani oleh truk compactor atau truk besar lainnya, maka sampah dari rumah-rumah di lokasi tersebut dikumpulkan oleh petugas gerobak motor ataupun tukang gerobak ke TPS," kata Adji.

Selama ini, kata Adji mengungkapkan, sampah di TPS didumping secara terbuka, ke depan sampah-sampah di TPS akan diwadahi di Garbage Bin, sehingga tertutup untuk menghindari bau yang menyebar berkembang biaknya lalat, dan binatang vektor penyakit lainnya.

"Tahun ini, ibu kota juga menjadi tuan rumah Asian Games, sesuai pesan Pak Gubernur dan Pak Wagub, kita harus menjadi tuan rumah yang baik dan kita harus menorehkan catatan sejarah, salah satunya yang menjadi fokus kami di DLH ada memodernisasi dan meningkatan layanan pengelolaan sampah," kata Adji.
(mhd)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1139 seconds (0.1#10.24)