Awasi Jalur Rawan Bencana, PT KAI Daop 4 Siagakan 97 Petugas
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 97 petugas disiagakan untuk mengawasi lima titik rawan banjir dan longsor di jalur rel sepanjang 353 kilometer yang menjadi urat nadi arus mudik Lebaran 2018. Sebelumnya, PT KAI Daop 4 Semarang telah melaksanakan perbaikan dan penguatan pendukung fondasi badan rel untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api.
"Wilayah kerja PT KAI Daop 4 terbentang dari Stasiun Tegal hingga Stasiun Cepu dan ke arah tengah hingga Stasiun Gundih. Dengan panjang total panjang rel sepanjang 353 kilometer tersebut, terdapat jalur rel yang perlu diwaspadai menjadi titik rawan banjir dan longsor, di mana di wilayah PT KAI Daop 4 Semarang ada sekitar lima titik yang menjadi pantauan potensi banjir dan longsor tersebut," ujar Manager Humas PT KAI Daop 4 Semarang Suprapto, Sabtu (2/6/2018).
Titik rawan banjir dan longsor itu di antaranya terdapat di Krengseng - Plabuan, KM 53 + 0/4; Plabuan - Kuripan, KM 55 + 1/2; Plabuan - Kuripan, KM 55 + 0/6; Kedungjati - Karangsono, KM 60 + 7/8; dan Semarang Tawang - Alastua, KM 2 s/d KM 3.
Guna mengantisipasi kejadian alam ini, PT KAI Daop 4 Semarang menyiapkan managemen risiko AMUS (Alat Material untuk Siaga) di titik strategis seperti di Stasiun Tegal, Pekalongan, Kalibodri, Semarang Tawang, Alas Tua, Brumbung, Gundih, Cepu, dan Gambringan.
Dia merinci, AMUS terdiri dari 'alat' yakni peralatan pemelihara jalur rel seperti mesin pemadat tubuh rel berupa mesin MTT dan mesin PBR, ekskavator, dan lain-lain. Kemudian, 'material' berupa penyediaan karung berisi pasir dan batu, potongan rel, dan potongan suku cadang jembatan. Terakhir adalah 'untuk siaga' yakni para personel yang siap 24 jam dalam menangani kondisi lintas jalur rel.
"PT KAI Daop 4 Semarang telah melaksanakan perbaikan dan penguatan pendukung fondasi tubuh badan rel, serta menambah tenaga pemeriksa jalur rel atau petugas penilik jalur rel ekstra sebanyak 97 petugas."
Sedangkan untuk titik perlintasan, PT KAI Daop 4 Semarang akan menambah petugas penjaga perlintasan (JPL/Juru Penjaga Lintasan) ekstra sebanyak 119 petugas. Saat ini, ada total 512 titik pelintasan di wilayah Daop 4 Semarang, yang terdiri 76 titik dijaga petugas KAI, 33 titik dijaga pihak Dishub/swasta, 25 titik flyover/underpass, dan 378 titik tidak terjaga.
"PT KAI akan terus mengimbau dan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang tata cara berlalu lintas di perlintasan jalur rel dengan jalan raya agar mematuhi rambu lalu lintas yang ada. Di mana yang menjadi alat utama keselamatan ketika melintas di perlintasan KA dan jalan raya adalah rambu lalu lintas dengan tanda STOP. Berhenti, tengok kanan - kiri, apabila aman, bisa melanjutkan perjalanan. Kita ingatkan, bahwa palang pintu dan penjaga perlintasan hanyalah alat bantu keamanan semata," paparnya.
Selain menambah petugas ekstra, PT KAI Daop 4 Semarang bekerja sama dengan Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, Balai Pengembangan Teknik Perkeretaapian Wilayah Jateng, Dishub, dan Pemda setempat, akan melaksanakan kegiatan penutupan titik perlintasan yang membahayakan bagi pengguna jalan raya.
Pada 2017, terdapat total 133 titik perlintasan yang telah berhasil ditutup. Sementara pada 2018 ini, diprogramkan ada 77 titik yang akan ditutup. Program penutupan ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan keselamatan perjalanan kereta api dan keselamatan bagi pengguna jalan raya.
"Wilayah kerja PT KAI Daop 4 terbentang dari Stasiun Tegal hingga Stasiun Cepu dan ke arah tengah hingga Stasiun Gundih. Dengan panjang total panjang rel sepanjang 353 kilometer tersebut, terdapat jalur rel yang perlu diwaspadai menjadi titik rawan banjir dan longsor, di mana di wilayah PT KAI Daop 4 Semarang ada sekitar lima titik yang menjadi pantauan potensi banjir dan longsor tersebut," ujar Manager Humas PT KAI Daop 4 Semarang Suprapto, Sabtu (2/6/2018).
Titik rawan banjir dan longsor itu di antaranya terdapat di Krengseng - Plabuan, KM 53 + 0/4; Plabuan - Kuripan, KM 55 + 1/2; Plabuan - Kuripan, KM 55 + 0/6; Kedungjati - Karangsono, KM 60 + 7/8; dan Semarang Tawang - Alastua, KM 2 s/d KM 3.
Guna mengantisipasi kejadian alam ini, PT KAI Daop 4 Semarang menyiapkan managemen risiko AMUS (Alat Material untuk Siaga) di titik strategis seperti di Stasiun Tegal, Pekalongan, Kalibodri, Semarang Tawang, Alas Tua, Brumbung, Gundih, Cepu, dan Gambringan.
Dia merinci, AMUS terdiri dari 'alat' yakni peralatan pemelihara jalur rel seperti mesin pemadat tubuh rel berupa mesin MTT dan mesin PBR, ekskavator, dan lain-lain. Kemudian, 'material' berupa penyediaan karung berisi pasir dan batu, potongan rel, dan potongan suku cadang jembatan. Terakhir adalah 'untuk siaga' yakni para personel yang siap 24 jam dalam menangani kondisi lintas jalur rel.
"PT KAI Daop 4 Semarang telah melaksanakan perbaikan dan penguatan pendukung fondasi tubuh badan rel, serta menambah tenaga pemeriksa jalur rel atau petugas penilik jalur rel ekstra sebanyak 97 petugas."
Sedangkan untuk titik perlintasan, PT KAI Daop 4 Semarang akan menambah petugas penjaga perlintasan (JPL/Juru Penjaga Lintasan) ekstra sebanyak 119 petugas. Saat ini, ada total 512 titik pelintasan di wilayah Daop 4 Semarang, yang terdiri 76 titik dijaga petugas KAI, 33 titik dijaga pihak Dishub/swasta, 25 titik flyover/underpass, dan 378 titik tidak terjaga.
"PT KAI akan terus mengimbau dan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang tata cara berlalu lintas di perlintasan jalur rel dengan jalan raya agar mematuhi rambu lalu lintas yang ada. Di mana yang menjadi alat utama keselamatan ketika melintas di perlintasan KA dan jalan raya adalah rambu lalu lintas dengan tanda STOP. Berhenti, tengok kanan - kiri, apabila aman, bisa melanjutkan perjalanan. Kita ingatkan, bahwa palang pintu dan penjaga perlintasan hanyalah alat bantu keamanan semata," paparnya.
Selain menambah petugas ekstra, PT KAI Daop 4 Semarang bekerja sama dengan Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, Balai Pengembangan Teknik Perkeretaapian Wilayah Jateng, Dishub, dan Pemda setempat, akan melaksanakan kegiatan penutupan titik perlintasan yang membahayakan bagi pengguna jalan raya.
Pada 2017, terdapat total 133 titik perlintasan yang telah berhasil ditutup. Sementara pada 2018 ini, diprogramkan ada 77 titik yang akan ditutup. Program penutupan ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan keselamatan perjalanan kereta api dan keselamatan bagi pengguna jalan raya.
(zik)