Stok Tipis, Pengungsi Merapi Terancam Kekurangan Logistik
A
A
A
BOYOLALI - Ribuan warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah yang mengungsi akibat meletusnya Gunung Merapi, Jumat (1/6/2018) pagi, terancam kekurangan logistik. Stok logistik yang ada di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) kini mulai menipis.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, stok logistik yang tersisa antara lain air minum dan mie instan. Namun untuk mie instan tinggal 4 dus dan beras 50 kg diperkirakan tidak mencukupi untuk konsumsi para pengungsi yang jumlahnya 792 perempuan dan 800 laki laki. "Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, katanya tambahan logistik akan segera dikirim," kata Neigen Achtah Nur Edy Saputra, Jumat (1/6/2018) siang.
Selain itu, kebutuhan untuk balita telah habis dan alat mandi juga belum ada. Jika kiriman tak kunjung datang, maka Pemerintah Desa Tlogolele akan mengambil langkah dengan membeli sendiri kebutuhan para pengungsi. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pengungsian juga memberikan dukungan. Ketika ada pengungsi, mereka telah siap membentuk dapur umum dan memasak untuk para pengungsi.
(Baca Juga: Tak Terdampak Erupsi Merapi, Penerbangan di Bandara Adi Sutjipto Normal(Baca Juga: Diguyur Hujan Abu dan Pasir Merapi, Ribuan Warga MengungsiSelain logistik pengungsi, warga sebenarnya juga membutuhkan dukungan logistik untuk ronda malam memantau secara Gunung Merapi. Di antaranya gula, teh, kopi dan makanan ringan. Hanya, bantuan itu sampai saat ini belum ada, sehingga warga bersama Pemerintah Desa Tlogolele swadaya untuk memenuhi kebutuhan itu.
Pasca erupsi Merapi yang terjadi Jumat (1/6/2018) pukul 08.30 WIB, terdapat enam dukuh yang warganya diungsikan ke TPPS. Satu di antaranya harus dikosongkan, yakni Dukuh Stabelan karena jaraknya hanya sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi. Selain itu, di Dukuh Stabelan juga terjadi hujan pasir.
Sedangkan lima daerah lainnya adalah Dukuh Takeran, Dukuh Belang, Dukuh Gumuk, dan Dukuh Ngadirojo yang terkena hujan abu. Untuk kelima dukuh yang diungsikan adalah perempuan, balita, dan lansia. "Saat erupsi juga terasa getaran yang kuat yang berlangsung sekitar 10 menit," terangnya.
(Baca Juga: Merapi Kembali Meletus, Bantul Gempa(Baca Juga: Sebaran Abu Vulkanik Gunung Merapi Sampai Semarang(amm)
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, stok logistik yang tersisa antara lain air minum dan mie instan. Namun untuk mie instan tinggal 4 dus dan beras 50 kg diperkirakan tidak mencukupi untuk konsumsi para pengungsi yang jumlahnya 792 perempuan dan 800 laki laki. "Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, katanya tambahan logistik akan segera dikirim," kata Neigen Achtah Nur Edy Saputra, Jumat (1/6/2018) siang.
Selain itu, kebutuhan untuk balita telah habis dan alat mandi juga belum ada. Jika kiriman tak kunjung datang, maka Pemerintah Desa Tlogolele akan mengambil langkah dengan membeli sendiri kebutuhan para pengungsi. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pengungsian juga memberikan dukungan. Ketika ada pengungsi, mereka telah siap membentuk dapur umum dan memasak untuk para pengungsi.
(Baca Juga: Tak Terdampak Erupsi Merapi, Penerbangan di Bandara Adi Sutjipto Normal(Baca Juga: Diguyur Hujan Abu dan Pasir Merapi, Ribuan Warga MengungsiSelain logistik pengungsi, warga sebenarnya juga membutuhkan dukungan logistik untuk ronda malam memantau secara Gunung Merapi. Di antaranya gula, teh, kopi dan makanan ringan. Hanya, bantuan itu sampai saat ini belum ada, sehingga warga bersama Pemerintah Desa Tlogolele swadaya untuk memenuhi kebutuhan itu.
Pasca erupsi Merapi yang terjadi Jumat (1/6/2018) pukul 08.30 WIB, terdapat enam dukuh yang warganya diungsikan ke TPPS. Satu di antaranya harus dikosongkan, yakni Dukuh Stabelan karena jaraknya hanya sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi. Selain itu, di Dukuh Stabelan juga terjadi hujan pasir.
Sedangkan lima daerah lainnya adalah Dukuh Takeran, Dukuh Belang, Dukuh Gumuk, dan Dukuh Ngadirojo yang terkena hujan abu. Untuk kelima dukuh yang diungsikan adalah perempuan, balita, dan lansia. "Saat erupsi juga terasa getaran yang kuat yang berlangsung sekitar 10 menit," terangnya.
(Baca Juga: Merapi Kembali Meletus, Bantul Gempa(Baca Juga: Sebaran Abu Vulkanik Gunung Merapi Sampai Semarang(amm)