Detik Detik Ribuan Massa Bersenjata Duduki Bandara Oksibil Papua

Sabtu, 12 Mei 2018 - 10:59 WIB
Detik Detik Ribuan Massa...
Detik Detik Ribuan Massa Bersenjata Duduki Bandara Oksibil Papua
A A A
OKSIBIL - Ribuan warga dari 277 kampung dan 34 distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang, dengan membawa senjata perang lengkap seperti panah dan parang serta tombak melakukan aksi damai menduduki Bandara Oksibil, Jumat 11 Mei 2018. Aksi massa ini meminta Bupati Pegunungan Bintang turun dari jabatannya, bahkan dalam orasi massa meminta Presiden Jokowi untuk turun langsung ke Oksibil untuk menyelesaikan masalah yang terjadi selama ini.

Aksi ribuan warga Oksibil ini adalah bentuk kekecewaan masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang terhadap kepemimpinan sang bupati yang sudah berjalan selama 2,5 tahun ini namun tak ada pembangunan. Padahal dana APBD Kabupaten mencapai triliunan rupiah dan terserap habis setiap tahunnya.

Massa yang datang dari 277 kampung dan 34 kecamatan sejak pagi hari langsung bergerak masuk ke dalam ibukota Oksibil dan berkumpul di posko perjuaangan yang terletak di tengah kota.

Setelah berkumpul massa kemudian menyerahkan sejumlah hasil kebun dan dana secara sukarela untuk dipakai di dalam posko dalam perjuangan menurunkan bupati.

Massa yang semakin banyak akhirnya menutup bandara dengan berjalan kaki menuju ke dimana runway yang dipakai untuk pendaratan pesawat ditutup dengan ribuan warga. Alhasil penerbangan lumpuh total di Oksibil selama sehari.

Massa kemudian menduduki tempat parkir pesawat di Bandara Oksibil sambil melakukan orasi dari perwakilan wilayah .

Dalam orasinya Kris Uropmabin selaku ketua tim pengawal aspirasi masyarakat Oksibil mendesak agar bupati dicopot oleh Mendagri.

Mereka juga meminta KPK agar segera memeriksa bupati karena banyak kasus yang telah dibuat namun lolos dari jeratan hukum, karena menurutnya hukum sudah dibeli sang bupati.


"Kami masyarakat yang katanya hanya segelintir orang ini menyatakan sikap bahwa kami minta Presiden Jokowi , Mendagri dan KPK agar turun ke Oksibil untuk mengganti Bupati Pegunungan Bintang. Karena selama ini seluruh lapisan masyarakat baik ASN dan masyarakt di kampung kampung menderita dengan ulahnya bupati yang secara semena mena melakukan tindakan otoriter dimana memotong anggaran kampung sebesar Rp15-20 juta perkampung, dan melakukan penunjukkan proyek untuk orang dekanya serta mengganti dengan tidak sesuai prosedur hukum seluruh kepala dinas tanpa mekanisme yang jelas," paparnya.

Sementara itu Koordinator Aksi, Yance Taipor yang juga salah satu ASN yang dinonjobkan bupati mengakui bahwa sudah sebulan penuh kondisi pemerintahan di Kabupaten Pegunungan Bintang Lumpuh akibat faktor kekecewaan para pegawai negeri dan masyarakat dengan kebijakan bupati yang dinilai otoriter.

"Kami sudah minta Gubernur Papua, Kapolda dan Pangdam datang kesini namun tak ada hasilnya sehingga masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan provinsi dan kami meminta agar Presiden Jokowi datang bersama KPK dan Mendagri untuk memeriksa Bupati dan mengantinya karena masyarakat sudah membakar rumah bupati," ungkapnya.

Aksi massa ini kemudian berakhir pada pukul 17.00 WIT dengan aman dan damai diselingi oleh kata penutup Kapolres dan Pabung Oksibil.

Sudah satu bulan sejak 12 April lalu hingga kini Bupati Pegunungan Bintang Constan Otemka tak berada di Oksibil untuk menjalankan tugasnya sesuai fungsi bupati. Akibat aksi ini penerbangan dari dan ke Oksibil akhirnya batal beroperasi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1590 seconds (0.1#10.140)