Tulang Badak Samson Akan Jadi Bahan Penelitian dan Edukasi
A
A
A
PANDEGLANG - Tulang badak jawa bernama Samson yang ditemukan mati di pinggir Pantai Karang Ranjeng, Wilayah II Pulau Handeuleum, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) akan dijadikan bahan penelitian dan edukasi.
Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat mengatakan, bangkai badak yang diperkirakan berumur lebih dari 30 tahun akan terlebih dahulu diteliti untuk dianalisa penyebab kematiannya.
"Setelah itu kita kubur dan dijaga selama 1 bulan. Diangkat lagi tulang belulangnya untuk kita rangkai jadi badak utuh," kata Mamat, Kamis (26/4/2018).
Dia menjelaskan, rangka badak tersebut nantinya untuk keperluan riset, pendidikan, dan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui badak jawa. Sebab, satwa dilindungi dengan nama latin rhinoceros sondaicus itu sangat sulit ditemui secara langsung.
Mamat menambahkan bahwa sebelum bangkai Samson dikubur d ilokasi, tim gabungan dari dokter hewan patologi Institute Pertanian Bogor (IPB), WWF Ujung Kulon dan pihak balai terlebih dahulu melakukan nekropsi dan pengambilan sampel.
"Mati diduga memang karena usia, untuk lebih yakin ada peyakit atau tidak nanti ada hasil laboratoriumnya. Sudah diambil usus, hati dan otot jantung," ujarnya.
Sejauh ini, Samson sering terpantau oleh kamera trap yang dipasang di sekitar kawasan konservasi di Cibandana dan Jariska pada 2015 dan 2017.
Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat mengatakan, bangkai badak yang diperkirakan berumur lebih dari 30 tahun akan terlebih dahulu diteliti untuk dianalisa penyebab kematiannya.
"Setelah itu kita kubur dan dijaga selama 1 bulan. Diangkat lagi tulang belulangnya untuk kita rangkai jadi badak utuh," kata Mamat, Kamis (26/4/2018).
Dia menjelaskan, rangka badak tersebut nantinya untuk keperluan riset, pendidikan, dan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui badak jawa. Sebab, satwa dilindungi dengan nama latin rhinoceros sondaicus itu sangat sulit ditemui secara langsung.
Mamat menambahkan bahwa sebelum bangkai Samson dikubur d ilokasi, tim gabungan dari dokter hewan patologi Institute Pertanian Bogor (IPB), WWF Ujung Kulon dan pihak balai terlebih dahulu melakukan nekropsi dan pengambilan sampel.
"Mati diduga memang karena usia, untuk lebih yakin ada peyakit atau tidak nanti ada hasil laboratoriumnya. Sudah diambil usus, hati dan otot jantung," ujarnya.
Sejauh ini, Samson sering terpantau oleh kamera trap yang dipasang di sekitar kawasan konservasi di Cibandana dan Jariska pada 2015 dan 2017.
(wib)