Ingat Jasa Guru, Isnandar Ziarah ke Makam Syeikh Ismail Lubis
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Calon Wali Kota Padangsidimpuan Muhammad Isnandar Nasution melakukan ziarah ke makam ulama Syeikh Ismail Lubis di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Ziarah ini dilakukannya sebagai wujud takzimnya kepada Syeikh Ismail Lubis yang merupakan guru spritualnya.
Isnandar, sapaan akrabnya, sengaja mengajak beberapa wartawan berziarah untuk mengingat jasa gurunya sekaligus mengenalkan sosok ulama tersebut, Rabu (11/4/2018). Dari Kota Padangsidimpuan, Isnandar menempuh perjalanan 1,5 jam untuk sampai di Desa Huta Bargot, Mandailing Natal, tempat makam Syeikh Ismail Lubis.
”Dia guru tasawuf saya,” kata Isnandar kepada wartawan.
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Padangsidimpuan itu pun bercerita tentang awal perkenalannya dengan ulama ternama di Kabupaten Madina itu. Pada 1990, Syeikh Ismail sering mendatangi toko buku Pustaka Rahmat milik orang tua Isnandar.”Saat itu Beliau (Syekh Ismail Lubis) mau membeli buku dan memfoto copy,” ujar Isnandar.
Ketika Syeikh Ismail Lubis hendak membayar foto copy dan buku, Isnandar menolaknya. Selanjutnya, Isnandar menawarkan dirinya untuk ikut belajar kepada Syeikh Ismail Lubis.
“Syeikh langsung membolehkannya. Setelah perkenalan tersebut, seminggu, tiga kali saya ke rumahnya untuk belajar ilmu tasawwuf,” imbuhnya.
Biasanya, dia berangkat dari Padangsidimpuan menuju rumah Syeikh Ismail Lubis pada pukul 21.00-22.00 WIB, tepatnya ketika toko buku milik orang tuanya tutup. Dengan mengendarai sepeda motor, dia menempuh perjalanan lebih kurang 60 kilometer.
”Kadang hujan deras harus ditempuh demi bertemu Syeikh Ismail Lubis,” ujarnya. Isnandar kembali ke Padangsidimpuan setelah salat Subuh. Kondisi tersebut dia jalani selama 8 tahun.
Dia mengaku, Syeikh Ismail Lubis merupakan sosok guru yang banyak berjasa mengajarkan ilmu agama kepadanya. ”Saya hanya bisa berdoa semoga Allah membalas semua kebaikan beliau,” ucap mantan anggota dewan ini.
Setelah Syeikh Ismail wafat pada 1998, Isnandar semakin merperdalam ilmu agamanya. Dia mempelajari kitab karangan Syeikh Muhammad Hasan Lubis yang diberikan cucunya, almarhum Mustafa Kamal Lubis.
Dalam ziarah itu, Isnandar pun menyempatkan diri bersilaturahim ke keturunan Syeikh Muhammad Hasan Lubis di Huta Godang, Kotanopan, Mandailing Natal.
Isnandar, sapaan akrabnya, sengaja mengajak beberapa wartawan berziarah untuk mengingat jasa gurunya sekaligus mengenalkan sosok ulama tersebut, Rabu (11/4/2018). Dari Kota Padangsidimpuan, Isnandar menempuh perjalanan 1,5 jam untuk sampai di Desa Huta Bargot, Mandailing Natal, tempat makam Syeikh Ismail Lubis.
”Dia guru tasawuf saya,” kata Isnandar kepada wartawan.
Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Padangsidimpuan itu pun bercerita tentang awal perkenalannya dengan ulama ternama di Kabupaten Madina itu. Pada 1990, Syeikh Ismail sering mendatangi toko buku Pustaka Rahmat milik orang tua Isnandar.”Saat itu Beliau (Syekh Ismail Lubis) mau membeli buku dan memfoto copy,” ujar Isnandar.
Ketika Syeikh Ismail Lubis hendak membayar foto copy dan buku, Isnandar menolaknya. Selanjutnya, Isnandar menawarkan dirinya untuk ikut belajar kepada Syeikh Ismail Lubis.
“Syeikh langsung membolehkannya. Setelah perkenalan tersebut, seminggu, tiga kali saya ke rumahnya untuk belajar ilmu tasawwuf,” imbuhnya.
Biasanya, dia berangkat dari Padangsidimpuan menuju rumah Syeikh Ismail Lubis pada pukul 21.00-22.00 WIB, tepatnya ketika toko buku milik orang tuanya tutup. Dengan mengendarai sepeda motor, dia menempuh perjalanan lebih kurang 60 kilometer.
”Kadang hujan deras harus ditempuh demi bertemu Syeikh Ismail Lubis,” ujarnya. Isnandar kembali ke Padangsidimpuan setelah salat Subuh. Kondisi tersebut dia jalani selama 8 tahun.
Dia mengaku, Syeikh Ismail Lubis merupakan sosok guru yang banyak berjasa mengajarkan ilmu agama kepadanya. ”Saya hanya bisa berdoa semoga Allah membalas semua kebaikan beliau,” ucap mantan anggota dewan ini.
Setelah Syeikh Ismail wafat pada 1998, Isnandar semakin merperdalam ilmu agamanya. Dia mempelajari kitab karangan Syeikh Muhammad Hasan Lubis yang diberikan cucunya, almarhum Mustafa Kamal Lubis.
Dalam ziarah itu, Isnandar pun menyempatkan diri bersilaturahim ke keturunan Syeikh Muhammad Hasan Lubis di Huta Godang, Kotanopan, Mandailing Natal.
(rhs)