Gerebek Pabrik Ciu, Polisi Amankan Ribuan Botol dan 1 Pengusaha

Gerebek Pabrik Ciu, Polisi Amankan Ribuan Botol dan 1 Pengusaha
A
A
A
JAKARTA - Polres Jakarta Utara menggerebek industri rumahan minuman keras (miras) tradisional ciu. Dari penggerebekan itu, pengusaha ciu berinisial YAB (50) dibekuk polisi.
Dari tempat yang berada di Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara itu, polisi mengamankan 4.000 botol miras dengan mesin press.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Febriansyah menjelaskan, banyak barang bukti yang tidak disertai izin edar dari instansi terkait. Terlebih, satu tersangka diamankan karena memproduksi miras jenis ciu. Polisi memprediksi, usaha yang dilakoni YAB sejak 2016 ini sudah membuat ratusan botol ciu.
"Dari September 2016 lalu belum ada laporan yang menyebabkan kematian dari pembelian ciu ini. Namun kita lakukan pencegahan agar tidak ada korban jiwa," ujar Febri ditemui di Mapolres Jakarta Utara, Jumat (6/4/2018).
Febriansyah mengatakan, 2.300 botol dari total barang bukti jenis ciu. Sedangkan sisanya miras dengan berbagai merek. Meski begitu, beberapa miras mempunyai izin edar. Sayangnya, YAB tidak mengantongi izin jual yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dilain hal, Febriansyah mengatakan kemampuan YAB untuk memproduksi ciu didapatkan secara otodidak. Ada dua lokasi penemuan miras yang dilengkapi mesin pres botol dan berbagai alat racikan.
Menurut pengakuan YAB, satu botol ciu dihargai Rp25 ribu. Harga tadi dijual ke penjual jamu langganan. "Kalau jual ke konsumen bisa Rp30 ribu. Ya kali kan saja omzetnya sejak 2016 lalu jadi berapa," terangnya kepada penyidik.
Akibat kegiatan ilegal itu, YAB dijerat Pasal 62 UU RI Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Pasal 137 UU RI Tahun 2012 tentang Pangan dengan ancaman lima tahun penjara.
Dari tempat yang berada di Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara itu, polisi mengamankan 4.000 botol miras dengan mesin press.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara, AKBP Febriansyah menjelaskan, banyak barang bukti yang tidak disertai izin edar dari instansi terkait. Terlebih, satu tersangka diamankan karena memproduksi miras jenis ciu. Polisi memprediksi, usaha yang dilakoni YAB sejak 2016 ini sudah membuat ratusan botol ciu.
"Dari September 2016 lalu belum ada laporan yang menyebabkan kematian dari pembelian ciu ini. Namun kita lakukan pencegahan agar tidak ada korban jiwa," ujar Febri ditemui di Mapolres Jakarta Utara, Jumat (6/4/2018).
Febriansyah mengatakan, 2.300 botol dari total barang bukti jenis ciu. Sedangkan sisanya miras dengan berbagai merek. Meski begitu, beberapa miras mempunyai izin edar. Sayangnya, YAB tidak mengantongi izin jual yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dilain hal, Febriansyah mengatakan kemampuan YAB untuk memproduksi ciu didapatkan secara otodidak. Ada dua lokasi penemuan miras yang dilengkapi mesin pres botol dan berbagai alat racikan.
Menurut pengakuan YAB, satu botol ciu dihargai Rp25 ribu. Harga tadi dijual ke penjual jamu langganan. "Kalau jual ke konsumen bisa Rp30 ribu. Ya kali kan saja omzetnya sejak 2016 lalu jadi berapa," terangnya kepada penyidik.
Akibat kegiatan ilegal itu, YAB dijerat Pasal 62 UU RI Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Pasal 137 UU RI Tahun 2012 tentang Pangan dengan ancaman lima tahun penjara.
(mhd)