Operasional Interchange Cikande Tunggu BPJT
A
A
A
SERANG - Proyek pembangunan jalan simpang susun (interchange) di Desa Julang, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, yang akan membuka akses menuju jalan tol Tangerang-Merak sudah rampung dikerjakan.
Namun, belum dapat dioperasikan. Awalnya, Proyek gerbang tol Cikande senilai Rp133 miliar itu diperkirakan beroperasi tahun 2017 lalu. Pengoperasian jalan ini masih menunggu penilaian dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
“Kami sudah menanyakan kepada pemerintah Kabupaten Serang, informasinya masih menunggu penilaian soal kelayakan dari BPJT,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Hadi Soeryadi, kemarin.
Menurut Hadi, Pemerintah Provinsi Banten ikut membiayai pembangunan interchange yang dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalan alteri Serang-Jakarta yang saat ini daerah tersebut menjadi kawasan Industri.
“Pemprov telah menyumbang sekitar Rp40 miliar untuk pembangunan itu dan kami sangat berharap bisa segera di operasikan,” katanya.
Proyek pembangunan interchange ini dibiayai gotong-royong oleh Pemprov Banten, Pemkab Serang, serta pengusaha di wilayah Serang Timur. Namun, masih ada pengusaha yang belum membayar dana patungan tersebut. “Masih banyak yang belum bayar, saya harap segera dibayar,” katanya.
Sebelumnya, Operator jalan tol Tangerang-Merak, yakni PT Marga Mandala Sakti (MMS) menyatakan gerbang tol Cikande harus layak dan aman dilalui oleh pengguna jalan tol.
Direktur Teknik dan Operasi PT MMS Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, penyelesaian jalan ini dianggap selesai apabila semua fasilitas penunjang seperti rambu lalu lintas dan hasil pengecekan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menganggap layak. “Tahap pertama pembangunan (interchange) memang sudah selesai sehingga tinggal dilakukan connecting ke jalur tol Tangerang-Merak,” ujar Sunarto.
Dia mengatakan, pembangunan jalan (interchange) memang tanggung jawab Pemkab Serang dalam pembangunannya. Setelah gerbang tol Cikande dibuka, diperkirakan 5.000 kendaraan akan masuk setiap hari. Banyaknya kendaraan itu karena ada peralihan kendaraan yang biasanya melalui gerbang tol Ciujung dan Balaraja Barat, sebagian akan beralih ke tol Cikande.
Anggota DPRD Kabupaten Serang Usen menginginkan PT Pembangunan Perumahan segera menyelesaikan megaproyek tersebut. “Harapan masyarakat Cikande dan pelaku industri di Serang Timur, proyek interchange segera tuntas sehingga mereka tidak ke pintu tol Ciujung atau Balaraja ketika akan masuk tol Tangerang-Merak,” ungkapnya. (Teguh Mahardika)
Namun, belum dapat dioperasikan. Awalnya, Proyek gerbang tol Cikande senilai Rp133 miliar itu diperkirakan beroperasi tahun 2017 lalu. Pengoperasian jalan ini masih menunggu penilaian dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
“Kami sudah menanyakan kepada pemerintah Kabupaten Serang, informasinya masih menunggu penilaian soal kelayakan dari BPJT,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Hadi Soeryadi, kemarin.
Menurut Hadi, Pemerintah Provinsi Banten ikut membiayai pembangunan interchange yang dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalan alteri Serang-Jakarta yang saat ini daerah tersebut menjadi kawasan Industri.
“Pemprov telah menyumbang sekitar Rp40 miliar untuk pembangunan itu dan kami sangat berharap bisa segera di operasikan,” katanya.
Proyek pembangunan interchange ini dibiayai gotong-royong oleh Pemprov Banten, Pemkab Serang, serta pengusaha di wilayah Serang Timur. Namun, masih ada pengusaha yang belum membayar dana patungan tersebut. “Masih banyak yang belum bayar, saya harap segera dibayar,” katanya.
Sebelumnya, Operator jalan tol Tangerang-Merak, yakni PT Marga Mandala Sakti (MMS) menyatakan gerbang tol Cikande harus layak dan aman dilalui oleh pengguna jalan tol.
Direktur Teknik dan Operasi PT MMS Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, penyelesaian jalan ini dianggap selesai apabila semua fasilitas penunjang seperti rambu lalu lintas dan hasil pengecekan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menganggap layak. “Tahap pertama pembangunan (interchange) memang sudah selesai sehingga tinggal dilakukan connecting ke jalur tol Tangerang-Merak,” ujar Sunarto.
Dia mengatakan, pembangunan jalan (interchange) memang tanggung jawab Pemkab Serang dalam pembangunannya. Setelah gerbang tol Cikande dibuka, diperkirakan 5.000 kendaraan akan masuk setiap hari. Banyaknya kendaraan itu karena ada peralihan kendaraan yang biasanya melalui gerbang tol Ciujung dan Balaraja Barat, sebagian akan beralih ke tol Cikande.
Anggota DPRD Kabupaten Serang Usen menginginkan PT Pembangunan Perumahan segera menyelesaikan megaproyek tersebut. “Harapan masyarakat Cikande dan pelaku industri di Serang Timur, proyek interchange segera tuntas sehingga mereka tidak ke pintu tol Ciujung atau Balaraja ketika akan masuk tol Tangerang-Merak,” ungkapnya. (Teguh Mahardika)
(nfl)