Hadir di Kampanye Khofifah-Emil, Ketum PPP Pilih Bersalawat

Minggu, 01 April 2018 - 18:42 WIB
Hadir di Kampanye Khofifah-Emil, Ketum PPP Pilih Bersalawat
Hadir di Kampanye Khofifah-Emil, Ketum PPP Pilih Bersalawat
A A A
JOMBANG - Sejumlah pembesar partai hadir di kampanye akbar pasangan cagub dan cawagub Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak di Lapangan Jombang Jawa Timur, Minggu (1/4/2018). Ketua Umum DPP PPP M Romahurmuziy, Ketum Golkar Airlangga Hartanto serta Ketua Kosgama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan lainnya.

Di atas panggung para juru kampanye berpidato mengajak memilih Khofifah-Emil. Airlanggga misalnya mengakui kualitas Khofifah karena sudah kenal sekitar 15 tahun dan sama-sama menjadi menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.

Sementara AHY menyebut Khofifah sebagai wanita tangguh dan petarung. Sementara Emil adalah anak muda yang kapabel.

"Bu Khofifah berpengalaman. Sudah pernah jadi menteri namun namun masih mau ngurus Jawa Timur," kata AHY.

Cara berbeda dilakukan Romahurmuziy yang memilih bersalawat Badariyah untuk mengajak masyarakat memilih Khofifah-Emil. Salawat yang dilantunkan Gus Romny bukan seperti biasa karena liiriknya digubah menjadi kalimat dukungan kepada Khofifah-Emil. Shalawat itu berjudul 'Wes Wahaye Bu Khofifah'.

"Pada kesempatan ini saya tidak akan berpidato, karena semuanya sudah berpidato. Kalau berpidato semua nanti dikira lomba pidato," kata Rommy sambil bercanda.

Berikut penggalan lirik salawat yang dilantunkan Gus Rommy

Sholatulla salamullah
'Alaa toha Rasuslillah
Sholatullah Salamullah
'Alaa Yaasin Habibillah

Tawassalnna Bibismillah
Wabil Hadi Rasuulillaah
Wakulli Mujahidin Lillaah
Bi Ahlil Badri yaa Allah

Wis Wayahe bu Khofifah, wis wayahe bu Khofifah,
Warga PPP milih Khofifah.

Di bagian akhir, Gus Rommy meminta warga Jatim tanggal 27 Juni 2018 datang ke TPS untuk memilih Khofifah-Emil. Dia menegaskan, pasangan ini akan mampu mengentaskan kemiskinan di Jawa Timur.

Di sela acara, Gus Rommy mengaku sengaja memilih salawat agar peserta tidak jenuh mendengarkan pidato. Sebab yang terpenting adalah pesan yang ingin disampaikan bisa diterima publik. "Variasi kampanye saja, biar tidak monoton karena semuanya berorasi," tuturnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7501 seconds (0.1#10.140)
pixels