Tak Terima Anak Ditegur, Orang Tua Aniaya Kepala Sekolah
A
A
A
BOLMONG - Kasus penganiayaan guru di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) menambah catatan kelam wajah dunia pendidikan di Sulawesi Utara. Hal ini dialami Astri Tampi (57) Kepala Sekolah di SMP Negeri 4 Lolak, Desa Labuan Uki, Kecamatan Lolak.
Aksi penganiayaan itu sempat menghebohkan jagat maya di Bolmong Raya. Berbagai unggahan foto-foto penganiyaan yang tersebar lewat facebook ini, sontak mengundang kepedulian dari sejumlah guru atas insiden yang menimpa Astri Tampi.
"Kekerasan sudah mulai masuk di sekolah. Sekolah yang tadinya dianggap sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan sudah rawan," tulis Sucipto Podomi, warga Moyag.
Hal serupa juga dikomentari Muhammad Burhanudin, guru di SMK Nuangan, Kabupaten Bolmong Timur. "Kasihan profesi (guru) ini. Tidak ada yang peduli. Kasus pembunuhan guru Budi di Jawa, bukan akhir cerita mengenaskan tentang profesi guru," tulisnya.
Sementara itu, Layana Mokoginta, warga Kotamobagu, menilai, kasus penganiayaan terhadap guru, merupakan cerminan reformasi pendidikan yang salah kaprah. "Ada yang tidak beres. Reformasi pendidikan yang kebobolan," sentilnya.
Yamin Mokoagow, guru salah satu di SMA Kotamobagu, mendorong pemerintah melahirkan regulasi terhadap profesi guru. "Susah kalau tidak ada aturan perlindungan guru sebagai perimbangan HAM dan UU Perlindungan Anak. Karena aturan itu sering dijadikan oknum orang tua siswa sebagai cambuk terhadap guru," tulisnya.
Informasi yang diperoleh, insiden penganiayaan ini bermula kala korban mengundang DP (41) orang tua murid, atas unggahan anaknya terkait salah satu siswa yang kedapatan membawa alat tes kehamilan di sekolahnya lewat facebook.
Hal ini dibenarkan Kapolsek Lolak AKP Sunarno. Kepada wartawan Suharno menuturkan, orang tua tak terima anaknya dituduh sebagai pelaku. "Tersangka marah, dia beralasan bukan hanya anaknya saja yang menggungah foto alat tes kehamilan di facebook," tuturnya.
Dikatakan, insiden adu mulut pun terjadi, hingga amarah tersangka memuncak dan menghancurkan kaca meja di ruang kepala sekolah tersebut. "Dalam keadaan emosi, tersangka langsung menendang kaca meja yang persis berada di depan korban. Pelaku kemudian menghatam kaca meja itu ke kepala korban yang menyebabkan luka sobekan di tangan kanan, hidung dan bengkak pada kepala," bebernya.
Pelaku penganiayaan guru tersebut telah diamankan ke Polsek Lolak untuk penyeledikan lebih lanjut. "Kami sudah mengamankan pelaku dan kini sedang menjalani pemeriksaan. Saya berharap kejadian ini tidak terulang. Terlebih, kejadiannya terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung," ungkapnya.
Aksi penganiayaan itu sempat menghebohkan jagat maya di Bolmong Raya. Berbagai unggahan foto-foto penganiyaan yang tersebar lewat facebook ini, sontak mengundang kepedulian dari sejumlah guru atas insiden yang menimpa Astri Tampi.
"Kekerasan sudah mulai masuk di sekolah. Sekolah yang tadinya dianggap sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan sudah rawan," tulis Sucipto Podomi, warga Moyag.
Hal serupa juga dikomentari Muhammad Burhanudin, guru di SMK Nuangan, Kabupaten Bolmong Timur. "Kasihan profesi (guru) ini. Tidak ada yang peduli. Kasus pembunuhan guru Budi di Jawa, bukan akhir cerita mengenaskan tentang profesi guru," tulisnya.
Sementara itu, Layana Mokoginta, warga Kotamobagu, menilai, kasus penganiayaan terhadap guru, merupakan cerminan reformasi pendidikan yang salah kaprah. "Ada yang tidak beres. Reformasi pendidikan yang kebobolan," sentilnya.
Yamin Mokoagow, guru salah satu di SMA Kotamobagu, mendorong pemerintah melahirkan regulasi terhadap profesi guru. "Susah kalau tidak ada aturan perlindungan guru sebagai perimbangan HAM dan UU Perlindungan Anak. Karena aturan itu sering dijadikan oknum orang tua siswa sebagai cambuk terhadap guru," tulisnya.
Informasi yang diperoleh, insiden penganiayaan ini bermula kala korban mengundang DP (41) orang tua murid, atas unggahan anaknya terkait salah satu siswa yang kedapatan membawa alat tes kehamilan di sekolahnya lewat facebook.
Hal ini dibenarkan Kapolsek Lolak AKP Sunarno. Kepada wartawan Suharno menuturkan, orang tua tak terima anaknya dituduh sebagai pelaku. "Tersangka marah, dia beralasan bukan hanya anaknya saja yang menggungah foto alat tes kehamilan di facebook," tuturnya.
Dikatakan, insiden adu mulut pun terjadi, hingga amarah tersangka memuncak dan menghancurkan kaca meja di ruang kepala sekolah tersebut. "Dalam keadaan emosi, tersangka langsung menendang kaca meja yang persis berada di depan korban. Pelaku kemudian menghatam kaca meja itu ke kepala korban yang menyebabkan luka sobekan di tangan kanan, hidung dan bengkak pada kepala," bebernya.
Pelaku penganiayaan guru tersebut telah diamankan ke Polsek Lolak untuk penyeledikan lebih lanjut. "Kami sudah mengamankan pelaku dan kini sedang menjalani pemeriksaan. Saya berharap kejadian ini tidak terulang. Terlebih, kejadiannya terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung," ungkapnya.
(nag)