Deklarator PDIP Tolak Paslon Elin-Maman di Pilkada Bandung Barat

Sabtu, 30 Desember 2017 - 12:08 WIB
Deklarator PDIP Tolak Paslon Elin-Maman di Pilkada Bandung Barat
Deklarator PDIP Tolak Paslon Elin-Maman di Pilkada Bandung Barat
A A A
BANDUNG BARAT - Sejumlah sesepuh dan deklarator PDI Perjuangan (PDIP) asal Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendatangi kantor DPP PDIP di Jakarta. Mereka menyampaikan aspirasi terkait penolakan paket pasangan Elin Suharliah-Maman S Sunjaya yang coba diusulkan untuk maju di Pilkada KBB 2018.

Kehadiran mereka awalnya ingin bertemu langsung dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Namun dikarenakan berhalangan, maka rombongan pejuang aspirasi partai asal KBB yang berjumlah sekitar delapan orang ini diterima oleh Sekjen Partai Hasto Kristiyanto.

Sesepuh PDIP KBB Pupu D Kartaatmaja menyebutkan, pihaknya datang ke Jakarta guna menyampaikan informasi terkait peta politik di KBB menjelang turunnya rekomendasi dari DPP PDIP untuk Pilkada KBB 2018. Tujuannya agar dalam mengusung calon tidak salah sehingga kejayaan PDIP di KBB dapat dipertahankan.

"Kami ingin memberikan masukan-masukan agar dalam menetapkan figur yang akan diusung nanti tidak salah tunjuk orang," tutur mantan anggota DPRD Jabar 1999-2004 ini, Sabtu (30/12/2017).

Pihaknya juga merasa prihatin dengan adanya pemaksaan kehendak dari Ketua DPC PDIP KBB yang juga Bupati KBB Abubakar untuk menggoalkan paket pasangan Elin-Maman yang notabenenya bukan kader PDIP. Sementara ruang gerak kader partai yang juga ikut proses penjaringan di internal partai sebagai bakal calon bupati/wakil bupati justru diberangus.

"Sekarang sepertinya kader murni partai yang sama-sama mencalonkan diri justru dianggap sebagai musuh yang harus dihabisi bukan di anggap sebagai mitra politik untuk memenangkan partai di pilkada," sambungnya.

Pengurus DPC PDI Kabupaten Bandung tahun 1992 ini melihat, Ketua DPC PDIP KBB Abubakar terlalu vulgar mendukung orang-orang terdekatnya dan mengenyampingkan kader tulen. Hal inilah yang membuat kondisi struktural pengurus partai terbelah.

Mulai dari Pengurus DPC, PAC, dan Ranting sehingga kondisi ini tentunya akan sangat membahayakan bagi eksistensi dan soliditas Partai. "Kami secara tegas menolak usulan calon pasangan Elin-Maman dan lebih merekomendasikan kader murni partai," tegas Pupu.

Di sisi lain dirinya juga menilai jika kondisi PDIP di KBB stagnan bahkan cenderung mengalami kemunduran. Abubakar sebagai Bupati KBB selama 10 tahun tidak memberikan manfaat dalam membesarkan partai.

Faktanya di Pilgub Jabar 2013 PDIP di KBB kalah, Pileg 2014 kursi PDIP di KBB tidak bertambah. Puncaknya Pilpres 9 Juli 2014 kandidat yang diusung PDIP yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla kalah telak di KBB karena hanya meraih 332.085 suara.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9269 seconds (0.1#10.140)