Pembangunan Gapura 'Selamat Datang di Bandar Seri Bentan' Terancam Molor
A
A
A
BANDAR SERI BENTAN - Pembangunan gerbang koridor Simpang 3 Lintas Barat menuju Ibu Kota atau yang disebut Pembangunan Gapura 'Selamat Datang di Bandar Seri Bentan' dengan anggaran Rp1,3 miliar dari APBD Bintan 2017, terancam molor.
Bangunan utama belum selesai, demikian pula dengan pabrikasi lengan dari bahan aluminium belum terpasang. Dari sisi persentase, baru mencapai sekitar 55 persen, padahal waktu pengerjaannya tinggal dua minggu lagi.
Kepala Bidang Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Bintan Bayu Wicaksono saat dikonfirmasi terancam molornya pembangunan tersebut mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan pengawasan sesuai prosedur, dan sudah menggesa pihak kontraktor pelaksana CV Laba Mandiri dengan konsultannya CV Yudha Karya Konsultan, agar menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Namun, hal itu tidak terlaksana sesuai arahan pihaknya.
"Saat ini memang pembangunannya baru mencapai 55 persen, mestinya sudah 90 persen. Kita sudah mengeluarkan surat peringatan sebanyak tiga kali agar pekerjaannya digesa," kata Bayu, di Toapaya, Rabu (13/12/2017).
Apabila sampai akhir tahun kontraktor pelaksana tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya, kata Bayu, pihak kontraktor akan diberikan sangsi keterlambatan berupa denda, dan tidak diperbolehkan mengikuti lelang proyek pada tahun anggaran berikutnya.
Pekerjaan saat ini, lanjutnya, selain menyelesaikan bangunan utama, juga pemasangan pabrikasi lengan aluminium. Dilanjutkan dengan pelengkapan lansekap. "Kalau lengan aluminium sudah terpasang itu pekerjaannya mencapai 70 persen," tambah Bayu.
Kepala Dinas Perkim Heri Wahyu mengatakan, proyek yang dinamai Pembangunan Gerbang Koridor Simpang 3 Lintas Barat menuju Ibu Kota itu, memang berpotensi mengalami keterlambatan dan molor.
"Nanti tanggal 20 kita evaluasi menyeluruh. Kalau memang tidak bisa mencapai target, akan kita berikan sanksi sesuai prosedur," kata Heri Wahyu.
Ia mengimbau kepada seluruh kontraktor pelaksana agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target, dan tidak terjadi keterlambatan. "Kita berharap potensi keterlambatan di pembangunan gerbang koridor ini tidak terjadi di proyek-proyek fisik lainnya," ujarnya.
Hingga kini, belum ada penjelasan dari pihak kontraktor pelaksana dan konsultan terkait terancam molornya pembangunan gapura tersebut.
Bangunan utama belum selesai, demikian pula dengan pabrikasi lengan dari bahan aluminium belum terpasang. Dari sisi persentase, baru mencapai sekitar 55 persen, padahal waktu pengerjaannya tinggal dua minggu lagi.
Kepala Bidang Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Bintan Bayu Wicaksono saat dikonfirmasi terancam molornya pembangunan tersebut mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan pengawasan sesuai prosedur, dan sudah menggesa pihak kontraktor pelaksana CV Laba Mandiri dengan konsultannya CV Yudha Karya Konsultan, agar menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Namun, hal itu tidak terlaksana sesuai arahan pihaknya.
"Saat ini memang pembangunannya baru mencapai 55 persen, mestinya sudah 90 persen. Kita sudah mengeluarkan surat peringatan sebanyak tiga kali agar pekerjaannya digesa," kata Bayu, di Toapaya, Rabu (13/12/2017).
Apabila sampai akhir tahun kontraktor pelaksana tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya, kata Bayu, pihak kontraktor akan diberikan sangsi keterlambatan berupa denda, dan tidak diperbolehkan mengikuti lelang proyek pada tahun anggaran berikutnya.
Pekerjaan saat ini, lanjutnya, selain menyelesaikan bangunan utama, juga pemasangan pabrikasi lengan aluminium. Dilanjutkan dengan pelengkapan lansekap. "Kalau lengan aluminium sudah terpasang itu pekerjaannya mencapai 70 persen," tambah Bayu.
Kepala Dinas Perkim Heri Wahyu mengatakan, proyek yang dinamai Pembangunan Gerbang Koridor Simpang 3 Lintas Barat menuju Ibu Kota itu, memang berpotensi mengalami keterlambatan dan molor.
"Nanti tanggal 20 kita evaluasi menyeluruh. Kalau memang tidak bisa mencapai target, akan kita berikan sanksi sesuai prosedur," kata Heri Wahyu.
Ia mengimbau kepada seluruh kontraktor pelaksana agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target, dan tidak terjadi keterlambatan. "Kita berharap potensi keterlambatan di pembangunan gerbang koridor ini tidak terjadi di proyek-proyek fisik lainnya," ujarnya.
Hingga kini, belum ada penjelasan dari pihak kontraktor pelaksana dan konsultan terkait terancam molornya pembangunan gapura tersebut.
(zik)