Jelang Natal dan Tahun Baru, Polrestabes Bandung Garuk 200 Preman
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 200 lebih preman, pengamen, polisi cepek, calo angkot, dan juru parkir liar digaruk jajaran Polrestabes Bandung, Jumat (8/12/2017). Mereka digelandang dan dikumpulkan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kota Bandung untuk didata dan diperiksa.
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, Aksi Nasional Pembersihan Preman dan Premanisme serta Kejahatan Jalanan itu dilaksanakan serentak di seluruh daerah atas instruksi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Ini dilakukan untuk menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) kondusif menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di Jawa Barat.
Pihaknya, kata Agung, kerap menerima keluhan dari masyarakat, ada orang di jalanan yang suka malak. Termasuk pengamen minta uang dengan cara memaksa dan kemacetan memicu kemacetan.
"Mereka ini Pak Ogah, polisi cepek yang kalau tidak dibina justru akan membuat resah. Apalagi sebentar lagi libur panjang Natal dan Tahun Baru. Bandung sebagai kota wisata harus kondusif. Masyarakat yang datang ke Bandung untuk berlibur, berwisata, tidak mendapatkan gangguan," kata Agung didampingi Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo di Mapolrestabes Bandung.
Karena itu, ujar Agung, mereka dikumpulkan, didata, dan diberi pengarahan. Jika kedapatan membawa sajam atau mabuk, akan diproses hukum. "Selanjutnya, yang memenuhi unsur pidana akan dilakukan proses sidik dan yang tidak kami lakukan pembinaan. Sedangkan yang di bawah umur akan saya panggil orang tuanya," ujar Agung.
Kapolda mengatakan, dalam memberantas premanisme, bukan hanya Polri yang harus turun tangan. Pemerintah khususnya dinas sosial harus berperan agar para preman itu tak kembali turun ke jalan.
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, Aksi Nasional Pembersihan Preman dan Premanisme serta Kejahatan Jalanan itu dilaksanakan serentak di seluruh daerah atas instruksi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Ini dilakukan untuk menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) kondusif menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di Jawa Barat.
Pihaknya, kata Agung, kerap menerima keluhan dari masyarakat, ada orang di jalanan yang suka malak. Termasuk pengamen minta uang dengan cara memaksa dan kemacetan memicu kemacetan.
"Mereka ini Pak Ogah, polisi cepek yang kalau tidak dibina justru akan membuat resah. Apalagi sebentar lagi libur panjang Natal dan Tahun Baru. Bandung sebagai kota wisata harus kondusif. Masyarakat yang datang ke Bandung untuk berlibur, berwisata, tidak mendapatkan gangguan," kata Agung didampingi Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo di Mapolrestabes Bandung.
Karena itu, ujar Agung, mereka dikumpulkan, didata, dan diberi pengarahan. Jika kedapatan membawa sajam atau mabuk, akan diproses hukum. "Selanjutnya, yang memenuhi unsur pidana akan dilakukan proses sidik dan yang tidak kami lakukan pembinaan. Sedangkan yang di bawah umur akan saya panggil orang tuanya," ujar Agung.
Kapolda mengatakan, dalam memberantas premanisme, bukan hanya Polri yang harus turun tangan. Pemerintah khususnya dinas sosial harus berperan agar para preman itu tak kembali turun ke jalan.
(zik)