Pascaerupsi, Okupansi Hotel di Bali Anjlok
A
A
A
DENPASAR - Pascaerupsi Gunung Agung dan ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, tingkat hunian hotel di Bali menurun dratis. Saat ini okupansi hotel berkisar 12 hingga 20%.
"Paling tidak sekarang okupansi hotel di Bali 12-20%. Sedikit lebih tinggi dari kejadian pascabom Bali tahun 2002 di kisaran 1,13 persen hingga 18%," kata Praktisi dan Pemerhati Pariwisata Bali, I Wayan Puspanegara
di Denpasar, Kamis (7/12/2017).
Dia menjelaskan, dampak meletusnya Gunung Agung telah membuat pariwisata Bali merosot.Hhal ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi makro Bali secara meluas.
Dia menyatakan, biasanya pada bulan Desember atau menjelang liburan Natal dan akhir tahun okupansi hotel di kisaran 70 hingga 80%. "Kalau tahun lalu ya tinggi, okupansi hotel mencapai 70 hingga 80% karena memasuki peak season," ungkapnya.
Menurutnya, kondisi ini tidak akan bertahan lama. "Kalau Gunung Agung sudah tenang secara otomatis wisatawan juga akan kembali lagi," ujarnya.
Dia menyatakan, paling tidak kurun waktu enam bulan pariwista Bali akan kembali normal. "Karena bencana Gunung Agung meletus adalah fenomena alam," pungkasnya.
"Paling tidak sekarang okupansi hotel di Bali 12-20%. Sedikit lebih tinggi dari kejadian pascabom Bali tahun 2002 di kisaran 1,13 persen hingga 18%," kata Praktisi dan Pemerhati Pariwisata Bali, I Wayan Puspanegara
di Denpasar, Kamis (7/12/2017).
Dia menjelaskan, dampak meletusnya Gunung Agung telah membuat pariwisata Bali merosot.Hhal ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi makro Bali secara meluas.
Dia menyatakan, biasanya pada bulan Desember atau menjelang liburan Natal dan akhir tahun okupansi hotel di kisaran 70 hingga 80%. "Kalau tahun lalu ya tinggi, okupansi hotel mencapai 70 hingga 80% karena memasuki peak season," ungkapnya.
Menurutnya, kondisi ini tidak akan bertahan lama. "Kalau Gunung Agung sudah tenang secara otomatis wisatawan juga akan kembali lagi," ujarnya.
Dia menyatakan, paling tidak kurun waktu enam bulan pariwista Bali akan kembali normal. "Karena bencana Gunung Agung meletus adalah fenomena alam," pungkasnya.
(rhs)