Sumbar Dilanda Gempa 236 Kali dan Cuaca Ekstrem 8 Kali
A
A
A
PADANG - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat rangkaian gempa dan cuaca ekstrim di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang tahun 2017.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono menyampaikan kejadian gempa bumi yang terjadi pada bulan Januari-Awal Desember 2017 di wilayah Sumatera Barat sekitar 236 kali gempa bumi.
"Dari 236 kali gempa bumi ada 22 gempa bumi dengan magnitude di atas 5 SR dari jumlah tersebut ada 7 kali gempabumi yang dirasakan masyarakat, dan hanya terdapat 1 kali gempa bumi signifikan yang terjadi pada tanggal 31 Agustus 2017 yang terjadi di 68 Km Timur Muara Saibi, Kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6,2 SR," kata Rahmat, Rabu (6/11/2017)
Menurutnya, gempa bumi 6,2 SR tersebut dirasakan cukup kuat di wilayah Padang Pariaman, Padang, Mentawai, Agam, Pesisir Selatan dengan intensitas guncangan mencapai V Modified Mercalli Intensity (MMI).
"Gempa ini juga dirasakan di wilayah Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok, Pasaman, Payakumbuh bahkan juga di rasakan di Muko-Muko dan Kepahyang Bengkulu namun dampak gempabumi tersebut tidak ada laporan kerusakan yang serius," terangnya.
Sementara mengenai cuaca ekstrem, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Minangkabau Budi Iman Samiaji menjelaskan cuaca ekstrem kurun waktu Januari-Awal Desember 2017 telah terjadi 8 kali cuaca ekstrim yang berdampak seperti longsor di Agam, Painan, Solok dan Banjir di Kota Padang pada akhir Januari 2017.
"Kemudian pada bulan Maret terjadi banjir dan longsor di Lima Puluh Kota, selanjutnya pada bulan Mei banjir di Kota Padang, dan pada bulan November terjadi banjir dan longsor di Padang dan Kab Solok yang diakibatkan cuaca ekstrim terkait bibit siklon 95s di Samudera Hindia. Dan yang baru saja terjadi adalah cuaca ekstrem di Sumatera Barat terkait Siklon Tropis Dahlia," paparnya.
Dari semua kejadian berdampak tersebut, BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman telah memberikan peringatan dini cuaca ekstrem dan prospek cuaca 3 hari sebelum kejadian.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono menyampaikan kejadian gempa bumi yang terjadi pada bulan Januari-Awal Desember 2017 di wilayah Sumatera Barat sekitar 236 kali gempa bumi.
"Dari 236 kali gempa bumi ada 22 gempa bumi dengan magnitude di atas 5 SR dari jumlah tersebut ada 7 kali gempabumi yang dirasakan masyarakat, dan hanya terdapat 1 kali gempa bumi signifikan yang terjadi pada tanggal 31 Agustus 2017 yang terjadi di 68 Km Timur Muara Saibi, Kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6,2 SR," kata Rahmat, Rabu (6/11/2017)
Menurutnya, gempa bumi 6,2 SR tersebut dirasakan cukup kuat di wilayah Padang Pariaman, Padang, Mentawai, Agam, Pesisir Selatan dengan intensitas guncangan mencapai V Modified Mercalli Intensity (MMI).
"Gempa ini juga dirasakan di wilayah Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok, Pasaman, Payakumbuh bahkan juga di rasakan di Muko-Muko dan Kepahyang Bengkulu namun dampak gempabumi tersebut tidak ada laporan kerusakan yang serius," terangnya.
Sementara mengenai cuaca ekstrem, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Minangkabau Budi Iman Samiaji menjelaskan cuaca ekstrem kurun waktu Januari-Awal Desember 2017 telah terjadi 8 kali cuaca ekstrim yang berdampak seperti longsor di Agam, Painan, Solok dan Banjir di Kota Padang pada akhir Januari 2017.
"Kemudian pada bulan Maret terjadi banjir dan longsor di Lima Puluh Kota, selanjutnya pada bulan Mei banjir di Kota Padang, dan pada bulan November terjadi banjir dan longsor di Padang dan Kab Solok yang diakibatkan cuaca ekstrim terkait bibit siklon 95s di Samudera Hindia. Dan yang baru saja terjadi adalah cuaca ekstrem di Sumatera Barat terkait Siklon Tropis Dahlia," paparnya.
Dari semua kejadian berdampak tersebut, BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman telah memberikan peringatan dini cuaca ekstrem dan prospek cuaca 3 hari sebelum kejadian.
(nag)