9 Ekor Paus Sperma Terdampar di Pesisir Pantai Aceh Besar
A
A
A
BANDA ACEH - Sembilan ekor ikan paus terdampar di pesisir pantai Ujong Kareng, Desa Ujung Bate, Aceh Besar, Aceh. Paus jenis sperma itu terdampar diduga akibat terbawa arus saat sedang melintasi Selat Malaka.
Kepala Bidang Kelautan dan Perairan Dinas Kelautan Aceh Nurmahdi mengatakan, paus jenis sperma atau kepala kotak itu kehidupannya berkelompok. Ia menduga ikan tersebut bermigrasi dari Samudera Hinda ke Samudera Pasifik karena terjadi pergantian musim.
"Saat sedang melewati Selat Malaka mungkin ada satu ikan yang mengalami sakit. Paus ini kehidupannya berkelompok, jika ada satu yang terluka dan berbelok arah maka lain akan mengikutinya," katanya.
Proses evakuasi hingga saat ini masih terus berlangsung. Dari sembilan ikan yang terdampar, satu di antara telah berhasil ditarik kembali ke tengah laut. Pantauan SINDOnews, proses evakuasi telah berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Kondisi tubuh paus terlihat mulai terluka akibat air semakin dangkal dan tidak mengenai tubuhnya.
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Muhardi mengatakan, proses evakuasi dilakukan menggunakan jaring dan terpal. Kemudian ekornya diikat dengan tali dan ditarik menggunakan Kapal Napoleon 045. Muhardi mengaku, timnya sempat kewalahan saat proses menarik paus tersebut, akibat kondisi tubuhnya yang lemah tidak bisa bergerak.
"Sampai saat ini baru dua yang bisa kita tarik sementara lainnya masih dalam proses. Kita masih bisa merawat mereka bertahan sampai satu hari namun lebih dari itu kita tidak bisa menjamin," tuturnya.
Saat ini, proses perawatan terhadap paus tersebut dilakukan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan dengan terus menyiram air ke tubuh paus serta menggunakan handuk basah.
Kehadiran hewan langka tersebut turut menjadi tontonan masyarakat sekitar. Diketahui kehadiran paus ini adalah yang kedua kalinya di Aceh setelah 2016 di pantai Alu Naga, Banda Aceh.
Kepala Bidang Kelautan dan Perairan Dinas Kelautan Aceh Nurmahdi mengatakan, paus jenis sperma atau kepala kotak itu kehidupannya berkelompok. Ia menduga ikan tersebut bermigrasi dari Samudera Hinda ke Samudera Pasifik karena terjadi pergantian musim.
"Saat sedang melewati Selat Malaka mungkin ada satu ikan yang mengalami sakit. Paus ini kehidupannya berkelompok, jika ada satu yang terluka dan berbelok arah maka lain akan mengikutinya," katanya.
Proses evakuasi hingga saat ini masih terus berlangsung. Dari sembilan ikan yang terdampar, satu di antara telah berhasil ditarik kembali ke tengah laut. Pantauan SINDOnews, proses evakuasi telah berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Kondisi tubuh paus terlihat mulai terluka akibat air semakin dangkal dan tidak mengenai tubuhnya.
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Muhardi mengatakan, proses evakuasi dilakukan menggunakan jaring dan terpal. Kemudian ekornya diikat dengan tali dan ditarik menggunakan Kapal Napoleon 045. Muhardi mengaku, timnya sempat kewalahan saat proses menarik paus tersebut, akibat kondisi tubuhnya yang lemah tidak bisa bergerak.
"Sampai saat ini baru dua yang bisa kita tarik sementara lainnya masih dalam proses. Kita masih bisa merawat mereka bertahan sampai satu hari namun lebih dari itu kita tidak bisa menjamin," tuturnya.
Saat ini, proses perawatan terhadap paus tersebut dilakukan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan dengan terus menyiram air ke tubuh paus serta menggunakan handuk basah.
Kehadiran hewan langka tersebut turut menjadi tontonan masyarakat sekitar. Diketahui kehadiran paus ini adalah yang kedua kalinya di Aceh setelah 2016 di pantai Alu Naga, Banda Aceh.
(zik)