Ribuan Warga Sanur Datangi RS Bali Mandara Tuntut Janji Pemprov Bali
A
A
A
DENPASAR - Ribuan warga Sanur turun ke jalan mendatangi Rumah Sakit (RS) Bali Mandara di Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (28/10/2017). Sebelum menuju Rumah Sakit Bali Mandara ribuan warga Sanur ini berkumpul di Pantai Mertasari sekira pukul 07.00 Wita. Dan menunggu perwakilan dari Pemerintah Provinsi Bali. Namun tidak ada satu pun perwakilan dari Pemerintah Bali yang datang.
Akhirnya warga dengan memakai baju adat Bali jalan kaki menuju Rumah Sakit Bali Mandara dengan diiringi bale ganjur. Sekira pukul 09.00 Wita ribuan massa telah tiba di Rumah Sakit Bali Mandara.
Ribuan warga Sanur ini menuntut agar yang dijanjikan Pemerintah Provinsi Bali dipenuhi. Dimana 10% dari karyawan atau pegawai Rumah Sakit Bali Mandara diisi oleh warga Sanur. Warga yang melakukan aksi ini berasal dari Desa Adat Sanur Kaja, Sanur Kauh dan satu Kelurahan Sanur dengan 28 banjar.
Dalam orasinya Bendesa Adat Intaran, Anak Agung Kompyang Raka mengatakan, bahwa di tanah Sanur ini telah dibangun Rumah Sakit Bali Mandara. Sebelum dibangun warga dijanjikan 10% bisa bekerja di RS Bali Mandara.
"Saat ini ada 500 orang yang bekerja di Rumah Sakit Bali Mandara tapi hanya tiga orang saja yang asli Sanur bekerja disitu," katanya dalam orasinya.
"Kami minta keadilan. Kami meminta jatah kami yang dijanjikan oleh mereka sendiri. Kami disini dengan aksi damai dan tertib," ungkapnya.
Dia menegaskan, bahwa dalam sosialisasi Rumah Sakit Bali Mandara warga Sanur akan diberikan jatah 10% untuk bisa bekerja di rumah sakit pemerintahan tersebut.
"Kami kemarin sudah bertemu dengan Gubernur Bali. Dan beliau mengatakan, tidak mengetahui kondisi ini. Itu bohong besar itu kan lucu," timpalnya.
"Seharunya tim sosialisasi itu melapor ke Gubernur Bali. Kami meminta orang yang menjanjikan itu dipecat," ujarnya.
Dalam orasinya anggota dewan Provinsi Bali ini juga mengatakan, masyarakat Sanur seperti dipimpong.
"Saya nyatakan bahwa kami para tokoh tetua Sanur bahwa 10% kuota itu harus didapatkan," ungkapnya. Setelah berjam-jam aksi akhirnya dari pihak Rumah Sakit Bali Mandara pun ada yang keluar dan menjelaskan situasinya.
"Kami hanya ngayah "bekerja sukarela" di Rumah Sakit Bali Mandara. Masalah kebijakan itu ada di Pemerintah Provinsi Bali," kata Plt Direktur Rumah Sakit Bali Mandara, Bagus Darmayasa. Sampai saat ini aksi tersebut masih berlangsung yang dijaga oleh ratusan polisi dari Polresta Denpasar.
Akhirnya warga dengan memakai baju adat Bali jalan kaki menuju Rumah Sakit Bali Mandara dengan diiringi bale ganjur. Sekira pukul 09.00 Wita ribuan massa telah tiba di Rumah Sakit Bali Mandara.
Ribuan warga Sanur ini menuntut agar yang dijanjikan Pemerintah Provinsi Bali dipenuhi. Dimana 10% dari karyawan atau pegawai Rumah Sakit Bali Mandara diisi oleh warga Sanur. Warga yang melakukan aksi ini berasal dari Desa Adat Sanur Kaja, Sanur Kauh dan satu Kelurahan Sanur dengan 28 banjar.
Dalam orasinya Bendesa Adat Intaran, Anak Agung Kompyang Raka mengatakan, bahwa di tanah Sanur ini telah dibangun Rumah Sakit Bali Mandara. Sebelum dibangun warga dijanjikan 10% bisa bekerja di RS Bali Mandara.
"Saat ini ada 500 orang yang bekerja di Rumah Sakit Bali Mandara tapi hanya tiga orang saja yang asli Sanur bekerja disitu," katanya dalam orasinya.
"Kami minta keadilan. Kami meminta jatah kami yang dijanjikan oleh mereka sendiri. Kami disini dengan aksi damai dan tertib," ungkapnya.
Dia menegaskan, bahwa dalam sosialisasi Rumah Sakit Bali Mandara warga Sanur akan diberikan jatah 10% untuk bisa bekerja di rumah sakit pemerintahan tersebut.
"Kami kemarin sudah bertemu dengan Gubernur Bali. Dan beliau mengatakan, tidak mengetahui kondisi ini. Itu bohong besar itu kan lucu," timpalnya.
"Seharunya tim sosialisasi itu melapor ke Gubernur Bali. Kami meminta orang yang menjanjikan itu dipecat," ujarnya.
Dalam orasinya anggota dewan Provinsi Bali ini juga mengatakan, masyarakat Sanur seperti dipimpong.
"Saya nyatakan bahwa kami para tokoh tetua Sanur bahwa 10% kuota itu harus didapatkan," ungkapnya. Setelah berjam-jam aksi akhirnya dari pihak Rumah Sakit Bali Mandara pun ada yang keluar dan menjelaskan situasinya.
"Kami hanya ngayah "bekerja sukarela" di Rumah Sakit Bali Mandara. Masalah kebijakan itu ada di Pemerintah Provinsi Bali," kata Plt Direktur Rumah Sakit Bali Mandara, Bagus Darmayasa. Sampai saat ini aksi tersebut masih berlangsung yang dijaga oleh ratusan polisi dari Polresta Denpasar.
(sms)