8 Negara ASEAN Belajar Kota Tangguh di Semarang
A
A
A
SEMARANG - Perwakilan 8 negara ASEAN yakni Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Singapura, Malaysia dan Filipina yang tergabung dalam ACE (AHA Center Executive) berkunjung ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Kedatangan mereka untuk mengetahui lebih jauh sekaligus belajar tentang, bagaimana mewujudkan kota Tangguh.
Untuk diketahui, Kota Semarang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam 100 Resilient Cities (100 Kota tangguh) bersama 99 kota lain di dunia oleh Rockefeller Foundation pada tahun 2016 silam. Sejak saat itu, Kota Semarang mulai menjadi rujukan tidak hanya daerah lain di Indonesia, namun juga negara lain untuk belajar.
Kedatangan perwakilan dari 8 Negara ASEAN itu diterima langsung Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada Jum'at kemarin (13/10/2017). Rencananya 8 perwakilan negara ASEAN itu akan menimba ilmu selama lima hari.
Selama studi banding ini, mereka dibekali materi tentang pengantar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana, kunjungan ke SIBAT Kelurahan Wonosari, Ngaliyan dan pembibitan mangrove di Kelurahan Mangunharjo, Tugu
Wali Kota Semarang mengatakan, merupakan kehormatan karena dapat berbagi ilmu dengan negara-negara lain khususnya dalam hal menjadi kota tangguh dalam bidang fisik, sosial maupun ekonomi. Selain itu, bagaimana mengatasi sebuah persoalan di Indonesia tepatnya Semarang dan bagaimana mereka mengatasi persoalan di negaranya masing-masing.
Dia menjelaskan, Kota Semarang dinobatkan sebagai kota tangguh, namun masih punya persoalan dengan yang namanya kemiskinan, pertumbuhan penduduk yang tinggi, kalau hujan banjir dan longsor, bahkan kalau panas mengalami kekeringan.
"Dengan bergabungnya Semarang ke dalam 100 Resilient City menjadikan Semarang akan lebih beradaptasi dan tumbuh berkembang,ā ujar Hendi.
Walikota membeberkan kunci sukses yang dilakukannya membawa Kota Semarang semakin tangguh adalah dengan dukungan ā4Pā (penduduk, pewarta, pemerintah dan pengusaha) yang bersinergi dalam 6 pilar strategi pembangunan kota tangguh Semarang.
Sekda Kota Semarang, Adi Tri Hananto menambahkan, dengan saling tukar-menukar pengalaman dan ilmu, persoalan yang ada di kota besar khususnya Semarang akan teratasi.
Untuk diketahui, Kota Semarang menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam 100 Resilient Cities (100 Kota tangguh) bersama 99 kota lain di dunia oleh Rockefeller Foundation pada tahun 2016 silam. Sejak saat itu, Kota Semarang mulai menjadi rujukan tidak hanya daerah lain di Indonesia, namun juga negara lain untuk belajar.
Kedatangan perwakilan dari 8 Negara ASEAN itu diterima langsung Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada Jum'at kemarin (13/10/2017). Rencananya 8 perwakilan negara ASEAN itu akan menimba ilmu selama lima hari.
Selama studi banding ini, mereka dibekali materi tentang pengantar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana, kunjungan ke SIBAT Kelurahan Wonosari, Ngaliyan dan pembibitan mangrove di Kelurahan Mangunharjo, Tugu
Wali Kota Semarang mengatakan, merupakan kehormatan karena dapat berbagi ilmu dengan negara-negara lain khususnya dalam hal menjadi kota tangguh dalam bidang fisik, sosial maupun ekonomi. Selain itu, bagaimana mengatasi sebuah persoalan di Indonesia tepatnya Semarang dan bagaimana mereka mengatasi persoalan di negaranya masing-masing.
Dia menjelaskan, Kota Semarang dinobatkan sebagai kota tangguh, namun masih punya persoalan dengan yang namanya kemiskinan, pertumbuhan penduduk yang tinggi, kalau hujan banjir dan longsor, bahkan kalau panas mengalami kekeringan.
"Dengan bergabungnya Semarang ke dalam 100 Resilient City menjadikan Semarang akan lebih beradaptasi dan tumbuh berkembang,ā ujar Hendi.
Walikota membeberkan kunci sukses yang dilakukannya membawa Kota Semarang semakin tangguh adalah dengan dukungan ā4Pā (penduduk, pewarta, pemerintah dan pengusaha) yang bersinergi dalam 6 pilar strategi pembangunan kota tangguh Semarang.
Sekda Kota Semarang, Adi Tri Hananto menambahkan, dengan saling tukar-menukar pengalaman dan ilmu, persoalan yang ada di kota besar khususnya Semarang akan teratasi.
(rhs)