Guru Penampar 6 Pelajar di MAN Kobar Banjir Dukungan dari Para Alumni
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Masih ingat kasus guru Agama yang menampar 6 anak didiknya lantaran tidak bisa hafal satu surat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah pada Jumat 6 Oktober lalu? Beredar kabar sang guru pelajaran Alquran dan Hadist bernama Abdul Kadir ini mendapat teguran keras dari kepala sekolah dan Kemenag Kobar.
Bahkan, isunya sang guru juga akan dikeluarkan dari sekolah MAN. Menanggapi isu tersebut, sejumlah alumni langsung berempati dan menggelar aksi dukung Pak Abdul Kadir dengan tanda #savePakKadir.
“Kami sebagai alumni MAN Kobar merasa terpukul atas kejadian yang menimpa pak Kadir. Sebagai guru memang pak Kadir keras, tapi beliau sebenarnya maksudnya baik. Pak Kadir menampar anak didiknya itu mungkin pelajarnya sudah tidak bisa diberitahu,” ujar seorang alumni MAN Kobar, Eli saat menggelar aksi dukungan untuk Pak Kadir di sekolahan, Kamis (12/10/2017).
Dia berharap kepada pelajar jangan terlalu lembek dan cengeng. “Kalau hanya masalah sepele janganlah melapor ke sana ke mari,” katanya.
Saat menggelar aksi dukungan, puluhan alumni MAN Kobar membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moril kepada Pak Kadir. Selanjutnya kain putih itu di pasang di halaman sekolah.
Sementara itu Kepala Sekolah MAN Kobar Riyanto membantah akan mengeluarkan guru yang melakukan penamparan terhadap enam siswa. “Isu itu tidak benar sama sekali. Yang benar hanya kita kasih teguran supaya tidak terulang lagi,” jawabnya.
Sebelumnya, Kekerasan terhadap anak didik kembali terulang di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah. Kali ini dialami 6 pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kobar oleh seorang oknum guru Agama di sekokah tersebut pada Jumat 6 Oktober 2017 pagi.
Kekerasan fisik yang dilakukan oknum guru bernama Abdul Kadir tersebut dengan cara menampar keenam anak didiknya. Sontak orangtua pelajar tak terima dan mendatangi sekolah pada Sabtu 7 Oktober 2017 pagi.
Bahkan, isunya sang guru juga akan dikeluarkan dari sekolah MAN. Menanggapi isu tersebut, sejumlah alumni langsung berempati dan menggelar aksi dukung Pak Abdul Kadir dengan tanda #savePakKadir.
“Kami sebagai alumni MAN Kobar merasa terpukul atas kejadian yang menimpa pak Kadir. Sebagai guru memang pak Kadir keras, tapi beliau sebenarnya maksudnya baik. Pak Kadir menampar anak didiknya itu mungkin pelajarnya sudah tidak bisa diberitahu,” ujar seorang alumni MAN Kobar, Eli saat menggelar aksi dukungan untuk Pak Kadir di sekolahan, Kamis (12/10/2017).
Dia berharap kepada pelajar jangan terlalu lembek dan cengeng. “Kalau hanya masalah sepele janganlah melapor ke sana ke mari,” katanya.
Saat menggelar aksi dukungan, puluhan alumni MAN Kobar membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moril kepada Pak Kadir. Selanjutnya kain putih itu di pasang di halaman sekolah.
Sementara itu Kepala Sekolah MAN Kobar Riyanto membantah akan mengeluarkan guru yang melakukan penamparan terhadap enam siswa. “Isu itu tidak benar sama sekali. Yang benar hanya kita kasih teguran supaya tidak terulang lagi,” jawabnya.
Sebelumnya, Kekerasan terhadap anak didik kembali terulang di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah. Kali ini dialami 6 pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kobar oleh seorang oknum guru Agama di sekokah tersebut pada Jumat 6 Oktober 2017 pagi.
Kekerasan fisik yang dilakukan oknum guru bernama Abdul Kadir tersebut dengan cara menampar keenam anak didiknya. Sontak orangtua pelajar tak terima dan mendatangi sekolah pada Sabtu 7 Oktober 2017 pagi.
(wib)