Pertumbuhan Perpustakaan di Tapsel Semakin Mantap
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Keberadaan perpustakaan di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), saat ini kian banyak. Jika pada 2017 hanya 89 perpustakaan, kini jumlah perpustakaan di Tapsel berjumlah 136.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tapsel, Muhammad Yusuf Nasution mengatakan, saat ini jumlah perpustakaan desa di Tapsel sebanyak 120 unit, Artinya, hampir seluruh desa di wilayah Tapsel memiliki bangunan perpustakaan.
Selanjutnya, 16 bangunan perpustakaan di tingkat kelurahan dan seluruh kecamatan sudah memiliki bangunan perpustakaan. ”Alhamdulillah, peningkatan bangunan fisik perpustakaan jauh meningkat dari tahun sebelumnya,” kata Muhammad Yusuf kepada SINDONews, Selasa (10/10/2017).
Meningkatnya jumlah bangunan perpustakaan desa ini tidak terlepas dari program 1 desa 1 bangunan perpustakaan. Menurutnya, Pemkab Tapsel mengharuskan sebagian dana desa yang dikelola untuk membangun bangunan perpustakaan.
Artinya, dana desa yang dianggarkan oleh pemerintah pusat tersebut sebagian dipergunakan untuk membangun perpustakaan. “Peningkatan bangunan fisik perpustakaan itu pada 2017 sebanyak 66 unit,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk 2018, 248 desa dan kelurahan di Tapsel tersebut sudah memiliki bangunan fisik perpustakaan. Dia menilai, tentunya target tersebut harus didorong dengan motivasi yang tinggi dari seluruh element masyarakat. Saat ini, Pemkab Tapsel hanya bisa menyediakan 400 eksamplar buku dari semua jenis.
Menurutnya, hampir seluruh jenis buku yang dibutuhkan masyarakat terutama anak-anak sudah tersedia di perpustakaan desa seperti, bacaan anak-anak, kalangan remaja, panduan pertanian, perempuan. ”Sekarang hampir lengkap dan semua judul buku itu sudah dapat dibaca di perpustakaan desa,” tandasnya.
Selanjutnya, pada 2019, Pemkab Tapsel menargetkan seluruh perpustakaan sudah standar nasional. Untuk mencapai ke tahap itu, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Di antaranya setiap perpustakaan harus menambah jumlah koleksi, menyediakan fasilitas meja dan kursi serta penerangan yang lengkap.
”Harapannya, 2019 semua perpustakaan di Tapsel sudah standar nasional,” tandasnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tapsel, Muhammad Yusuf Nasution mengatakan, saat ini jumlah perpustakaan desa di Tapsel sebanyak 120 unit, Artinya, hampir seluruh desa di wilayah Tapsel memiliki bangunan perpustakaan.
Selanjutnya, 16 bangunan perpustakaan di tingkat kelurahan dan seluruh kecamatan sudah memiliki bangunan perpustakaan. ”Alhamdulillah, peningkatan bangunan fisik perpustakaan jauh meningkat dari tahun sebelumnya,” kata Muhammad Yusuf kepada SINDONews, Selasa (10/10/2017).
Meningkatnya jumlah bangunan perpustakaan desa ini tidak terlepas dari program 1 desa 1 bangunan perpustakaan. Menurutnya, Pemkab Tapsel mengharuskan sebagian dana desa yang dikelola untuk membangun bangunan perpustakaan.
Artinya, dana desa yang dianggarkan oleh pemerintah pusat tersebut sebagian dipergunakan untuk membangun perpustakaan. “Peningkatan bangunan fisik perpustakaan itu pada 2017 sebanyak 66 unit,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk 2018, 248 desa dan kelurahan di Tapsel tersebut sudah memiliki bangunan fisik perpustakaan. Dia menilai, tentunya target tersebut harus didorong dengan motivasi yang tinggi dari seluruh element masyarakat. Saat ini, Pemkab Tapsel hanya bisa menyediakan 400 eksamplar buku dari semua jenis.
Menurutnya, hampir seluruh jenis buku yang dibutuhkan masyarakat terutama anak-anak sudah tersedia di perpustakaan desa seperti, bacaan anak-anak, kalangan remaja, panduan pertanian, perempuan. ”Sekarang hampir lengkap dan semua judul buku itu sudah dapat dibaca di perpustakaan desa,” tandasnya.
Selanjutnya, pada 2019, Pemkab Tapsel menargetkan seluruh perpustakaan sudah standar nasional. Untuk mencapai ke tahap itu, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Di antaranya setiap perpustakaan harus menambah jumlah koleksi, menyediakan fasilitas meja dan kursi serta penerangan yang lengkap.
”Harapannya, 2019 semua perpustakaan di Tapsel sudah standar nasional,” tandasnya.
(rhs)