Mochtar Riady: Internet of Things untuk Kesejahteraan Masyarakat
A
A
A
YOGYAKARTA - Pagi itu, Rabu 4 Oktober 2017, menjadi hari istimewa bagi pengusaha Mochtar Riady (88). Sekitar pukul 08.45 WIB, sudah berada di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sesaat kemudian, bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dia menyaksikan pembukaan pameran sains dan teknologi di Gedung Olah Raga (GOR) UNY. Setelah berjalan kaki sekitar 40 meter di Selasar GOR, bersama Sri Sultan HB X dan tetamu lain, tarian selamat datang menyambut di depan gerbang.
Pameran bertema Tunjukkan Yogyamu untuk Indonesia, digelar oleh Perhimpunan Warga Pancasila sebagai ungkapan mangayubagya, sukacita merayakan atas dilantiknya Sri Sultan HB X, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai Gubernur DIY 2017-2022.
Sebanyak 84 stand ditampilkan di dalam ruangan yang luasnya sekitar 1.000 meter persegi itu. Berbagai inovasi teknologi dipamerkan. Mereka datang dari berbagai kalangan. Ada birokrasi, yakni dari pemerintah daerah di DIY, yakni Kota Yogya, Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul.
Selain birokrasi, peserta pameran dari kalangan perguruan tinggi, sekolah menengah, komunitas, perorangan dan undangan khusus. Berbagai inovasi teknologi karya asli warga Yogya, dihadirkan kepada khalayak.
Ada rangkaian mesin cuci dalam skala raksasa, karya orisinal warga Bantul. Ada angklung otomatis hasil karya kampus Politeknik Mekatronika Sanata Dharma, ada mobil balap karya mahasiswa teknik UNY, teknologi robot dan sebagainya.
Bahkan dipamerkan pula program teknologi E-Government yang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan terbaik se Indonesia, yakni dari Pemkab Sragen, yang diundang secara khusus.
Bersama Sri Sultan HB X, Mochtar Riady berkeliling ke seluruh ruangan pameran. Dengan penuh perhatian, diamatinya satu per-satu stand itu. Ketika sampai di stand Pemkab Gunungkidul, pengusaha yang dikenal sebagai bankir bertangan dingin kelahiran Malang 12 Mei 1929, itu dengan cermat mengamati teknologi pengolahan kakao.
Dalam acara pembukaan pameran itu, Sri Sultan HB X didampingi permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Sedangkan Mochtar Riady hadir bersama sang istri tercinta, Suryawati Lydia.
Seminar
Setelah sekitar 60 menit mengikuti prosesi upacara dan menyaksikan pameran para tamu kemudian melanjutkan acara, yakni untuk mengikuti seminar. Bersama Gubernur DIY dan rombongan, Mochtar Riady meninggalkan GOR UNY untuk menuju Gedung Rektorat yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat pameran.
Maka, digelarlah Seminar Nasional dengan tema Sains dan Teknologi Pancasila Menuju Keagungan Bangsa.
Narasumber yang berbicara dalam seminar ini adalah Sri Sultan HB X-Gubernur DIY, Mochtar Riady (pengusaha, pendiri Lippo Grup), Prof Dr Sutrisna Wibawa MPd (Rektor UNY) dan Dr Pratama Persadha (ahli cyber teknologi). Pemandu acara istimewa ini adalah Profesor Nindyo Pramono, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Mengapa istimewa? Karena, inilah seminar teknologi yang sarat dengan pemikiran dunia akademisi di satu pihak, namun sekaligus mempertemukan mereka dengan seorang enterpreneur terkemuka yang dimiliki negeri ini, Mochtar Riady.
Di hadapan sekitar 150 peserta, masing-masing pembicara menyampaikan materi. Sri Sultan HB X mengedepankan untuk selalu mengajak rakyat Yogyakarta agar melek teknolog dan tidak gagap berinovasi.
Sedangkan Rektor UNY meninjau dari sisi dunia pendidikan. Akan halnya Pratama Persadha, menyoroti betapa pengguna internet di Indonesia masih sangat sedikit yang memikirkan pengamanan agar terhindar dari kejahatan dunia cyber.
Sedangkan Mochtar Riady, secara khusus memaparkan pengalamannya selama berpuluh tahun bergelut di bidang bisnis dan bersentuhan dengan teknologi. Meski sebelumnya, di mimbar seminar, dia berkata, “Saya grogi berbicara di sini, karena berada di tengah lingkungan dunia akademis, para ilmuwan”.
Namun, pada bagian lain, dia menegaskan, “Masa depan dunia ada di tangan perkembangan teknologi mutakhir. Inovasi teknologi informasi berkembang pesat. Internet untuk segalanya (internet of things) e-dagang, misalnya, berpeluang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dia memberi contoh, di China kini sudah banyak toko, pelabuhan dan layanan publik, yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia, namun diganti dengan teknologi.
Acara seminar berlangsung sekitar tiga jam, mulai pukul 10.30 WIB dan diakhiri 13.30 WIB, Usai seminar, para tamu, narasumber maupun peserta seminar, bersatu dalam suasana kebersamaan untuk bersantap sambil menikmati alunan musik berirama keroncong.
Mochtar Riady tampak sangat ceria menikmati acara demi acara. Didampingi istri dan rombongan yang dibawa serta dari Jakarta dan Rektor UNY Sutrisna Wibawa yang duduk dalam meja bundar, bersantap bersama. Dia yang datang langsung dari Jakarta pagi itu, kemudian meninggalkan Kompleks Kampus UNY sekitar pukul 14.00 WIB.
Sesaat kemudian, bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dia menyaksikan pembukaan pameran sains dan teknologi di Gedung Olah Raga (GOR) UNY. Setelah berjalan kaki sekitar 40 meter di Selasar GOR, bersama Sri Sultan HB X dan tetamu lain, tarian selamat datang menyambut di depan gerbang.
Pameran bertema Tunjukkan Yogyamu untuk Indonesia, digelar oleh Perhimpunan Warga Pancasila sebagai ungkapan mangayubagya, sukacita merayakan atas dilantiknya Sri Sultan HB X, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai Gubernur DIY 2017-2022.
Sebanyak 84 stand ditampilkan di dalam ruangan yang luasnya sekitar 1.000 meter persegi itu. Berbagai inovasi teknologi dipamerkan. Mereka datang dari berbagai kalangan. Ada birokrasi, yakni dari pemerintah daerah di DIY, yakni Kota Yogya, Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul.
Selain birokrasi, peserta pameran dari kalangan perguruan tinggi, sekolah menengah, komunitas, perorangan dan undangan khusus. Berbagai inovasi teknologi karya asli warga Yogya, dihadirkan kepada khalayak.
Ada rangkaian mesin cuci dalam skala raksasa, karya orisinal warga Bantul. Ada angklung otomatis hasil karya kampus Politeknik Mekatronika Sanata Dharma, ada mobil balap karya mahasiswa teknik UNY, teknologi robot dan sebagainya.
Bahkan dipamerkan pula program teknologi E-Government yang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan terbaik se Indonesia, yakni dari Pemkab Sragen, yang diundang secara khusus.
Bersama Sri Sultan HB X, Mochtar Riady berkeliling ke seluruh ruangan pameran. Dengan penuh perhatian, diamatinya satu per-satu stand itu. Ketika sampai di stand Pemkab Gunungkidul, pengusaha yang dikenal sebagai bankir bertangan dingin kelahiran Malang 12 Mei 1929, itu dengan cermat mengamati teknologi pengolahan kakao.
Dalam acara pembukaan pameran itu, Sri Sultan HB X didampingi permaisuri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Sedangkan Mochtar Riady hadir bersama sang istri tercinta, Suryawati Lydia.
Seminar
Setelah sekitar 60 menit mengikuti prosesi upacara dan menyaksikan pameran para tamu kemudian melanjutkan acara, yakni untuk mengikuti seminar. Bersama Gubernur DIY dan rombongan, Mochtar Riady meninggalkan GOR UNY untuk menuju Gedung Rektorat yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat pameran.
Maka, digelarlah Seminar Nasional dengan tema Sains dan Teknologi Pancasila Menuju Keagungan Bangsa.
Narasumber yang berbicara dalam seminar ini adalah Sri Sultan HB X-Gubernur DIY, Mochtar Riady (pengusaha, pendiri Lippo Grup), Prof Dr Sutrisna Wibawa MPd (Rektor UNY) dan Dr Pratama Persadha (ahli cyber teknologi). Pemandu acara istimewa ini adalah Profesor Nindyo Pramono, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Mengapa istimewa? Karena, inilah seminar teknologi yang sarat dengan pemikiran dunia akademisi di satu pihak, namun sekaligus mempertemukan mereka dengan seorang enterpreneur terkemuka yang dimiliki negeri ini, Mochtar Riady.
Di hadapan sekitar 150 peserta, masing-masing pembicara menyampaikan materi. Sri Sultan HB X mengedepankan untuk selalu mengajak rakyat Yogyakarta agar melek teknolog dan tidak gagap berinovasi.
Sedangkan Rektor UNY meninjau dari sisi dunia pendidikan. Akan halnya Pratama Persadha, menyoroti betapa pengguna internet di Indonesia masih sangat sedikit yang memikirkan pengamanan agar terhindar dari kejahatan dunia cyber.
Sedangkan Mochtar Riady, secara khusus memaparkan pengalamannya selama berpuluh tahun bergelut di bidang bisnis dan bersentuhan dengan teknologi. Meski sebelumnya, di mimbar seminar, dia berkata, “Saya grogi berbicara di sini, karena berada di tengah lingkungan dunia akademis, para ilmuwan”.
Namun, pada bagian lain, dia menegaskan, “Masa depan dunia ada di tangan perkembangan teknologi mutakhir. Inovasi teknologi informasi berkembang pesat. Internet untuk segalanya (internet of things) e-dagang, misalnya, berpeluang digunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dia memberi contoh, di China kini sudah banyak toko, pelabuhan dan layanan publik, yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia, namun diganti dengan teknologi.
Acara seminar berlangsung sekitar tiga jam, mulai pukul 10.30 WIB dan diakhiri 13.30 WIB, Usai seminar, para tamu, narasumber maupun peserta seminar, bersatu dalam suasana kebersamaan untuk bersantap sambil menikmati alunan musik berirama keroncong.
Mochtar Riady tampak sangat ceria menikmati acara demi acara. Didampingi istri dan rombongan yang dibawa serta dari Jakarta dan Rektor UNY Sutrisna Wibawa yang duduk dalam meja bundar, bersantap bersama. Dia yang datang langsung dari Jakarta pagi itu, kemudian meninggalkan Kompleks Kampus UNY sekitar pukul 14.00 WIB.
(sms)