Mensos Minta Gubernur Bali Keluarkan SK Darurat Bencana

Senin, 25 September 2017 - 22:10 WIB
Mensos Minta Gubernur...
Mensos Minta Gubernur Bali Keluarkan SK Darurat Bencana
A A A
SALATIGA - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Pawaransa meminta Gubernur Bali Made Mangku Mastika untuk mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Darurat Bencana. Langkah itu dilakukan agar beras cadangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebanyak 200 ton bisa dicairkan untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi Gunung Agung.

"Stok beras di Karangasem cukup. Bupati Karangasem sudah mencairkan beras cadangan pemerintah sebanyak 100 ton. Namun pengungsi Gunung Agung tidak hanya dievakusi di Karangasem, ada yang dievakuasi di Klungkung, Buleleng dan Denpasar. Jika SK Darurat Bencana Gubernur di keluarkan, maka dileveri logistik bisa langsung dikirim ke titik evakuasi pengungsian," kata Mensos seusai acara penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) di SMAN 3 Salatiga, Senin (25/9/2017).

Menurut Mensos, sebelum Gubernur Bali mengeluarkan SK Darurat, maka pengiriman logistik khususnya beras cadangan pemerintah yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem, maka bantuan tidak bisa langsung disalurkan ke titik pengusian yang berada di luar daerah Karangasem. Padahal gelombang pengungsi bisa bergerak bertambah dan hingga saat ini sudah ada sekitar 204 titik pengungsi.

"Maka dari itu, kami minta Gubernur Bali agar segera mengeluarkan SK Darurat Bencana agar distribusi bantuan logistik bisa langsung di kirim ke semua tempat pengungsian," ujarnya.

Lebih jauh Mensos menyatakan, selain memberikan bantuan logistik, pemerintah juga telah mengirim tim layanan dukungan psikososial dari Bali, Jawa Timur, dan Jakarta. Tim bertugas memberikan pendampingan psikososial kepada para pengungsi Gunung Agung. "Tim layanan dukungan psikososial dari Jawa Timur dan Jakarta sudah di Bali sejak tiga hari lalu.

Dia menjelaskan, pendampingan psikososial perlu dilakukan, guna menangani tekanan psikologis para pengungsi. "Kemungkinan para pengungsi mengalami tekanan psikologis sangat besar. Sebab selama berada di tempat pengungsian mereka juga memikirkan harta benda, hewan ternak yang ditinggalkan," tandasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8473 seconds (0.1#10.140)