Gelombang Pengungsi Gunung Agung Terus Bertambah
A
A
A
KARANGASEM - Gelombang pengungsi Gunung Agung terus bertambah, seperti halnya di tempat pengungsian di Desa Sibetan, Bebandem, Karangasem, Bali.
Pada Kamis malam (21/9/2017), di tempat pengungsian di Desa Sibetan terdapat pengungsi sebanyak 1.600 orang. Pengungsi ini masuk ke Desa Sibetan pada jam 23.10 Wita.
Ketua Relawan Gunung Agung Desa Sibetan, I Made Bheru mengatakan, pengungsi dari Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem terus berdatangan.
"Data terkahir ada 1.600 orang yang mengungsi di desa kami. Warga mulai berdatangan setelah ada gempa tadi sore sekira pukul 18.30 Wita," terangnya.
Dia mengatakan, warga evakuasi secara mandiri, dalam artian mengungsi sendiri. "Mereka datang ada yang menggunakan truck, mobil dan sepeda motor," jelasnya.
Saat ini warga yang mengungsi ada yang ditempatkan di balai banjar dan sekolah-sekolah. Bheru menjelaskan, kemungkinan jumlah pengungsi akan terus bertambah.
"Kemungkinan seperti itu. Tadi sore cuma ada 500 orang yang mengungsi tapi sampai malam ini sudah 1.600 orang," paparnya.
Salah satu warga Desa Jungutan, Komang Sudiantara mengaku memutuskan untuk mengungsi lantaran sudah berkali-kali merasakan gempa. "Semua orang mengungsi, jadi kami berfikir juga untuk ikut," ujarnya.
Seperti diketahui, aktivitas Gunung Agung terus meningkat. Bahkan, sejak Kamis (21/9/2017) pukul 18.30 Wita, warga di Banjar Adat Pesagi, Banjar Dinas Untalan, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem, merasakan bumi bergetar terus-menerus.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunungapi Agung, pada Rabu 20 September 2017 merekam 563 kali gempa vulkanik dalam dan 8 kali gempa vulkanik dangkal. Kamis (21/9/2017) ini antara pukul 06.00-12.00 merekam 144 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.
Pada Kamis malam (21/9/2017), di tempat pengungsian di Desa Sibetan terdapat pengungsi sebanyak 1.600 orang. Pengungsi ini masuk ke Desa Sibetan pada jam 23.10 Wita.
Ketua Relawan Gunung Agung Desa Sibetan, I Made Bheru mengatakan, pengungsi dari Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem terus berdatangan.
"Data terkahir ada 1.600 orang yang mengungsi di desa kami. Warga mulai berdatangan setelah ada gempa tadi sore sekira pukul 18.30 Wita," terangnya.
Dia mengatakan, warga evakuasi secara mandiri, dalam artian mengungsi sendiri. "Mereka datang ada yang menggunakan truck, mobil dan sepeda motor," jelasnya.
Saat ini warga yang mengungsi ada yang ditempatkan di balai banjar dan sekolah-sekolah. Bheru menjelaskan, kemungkinan jumlah pengungsi akan terus bertambah.
"Kemungkinan seperti itu. Tadi sore cuma ada 500 orang yang mengungsi tapi sampai malam ini sudah 1.600 orang," paparnya.
Salah satu warga Desa Jungutan, Komang Sudiantara mengaku memutuskan untuk mengungsi lantaran sudah berkali-kali merasakan gempa. "Semua orang mengungsi, jadi kami berfikir juga untuk ikut," ujarnya.
Seperti diketahui, aktivitas Gunung Agung terus meningkat. Bahkan, sejak Kamis (21/9/2017) pukul 18.30 Wita, warga di Banjar Adat Pesagi, Banjar Dinas Untalan, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem, merasakan bumi bergetar terus-menerus.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunungapi Agung, pada Rabu 20 September 2017 merekam 563 kali gempa vulkanik dalam dan 8 kali gempa vulkanik dangkal. Kamis (21/9/2017) ini antara pukul 06.00-12.00 merekam 144 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.
(rhs)