Ratusan Pengungsi Gunung Agung di Karangasem Butuh Makanan
A
A
A
KARANGASEM - Sekitar 556 warga asal Desa Jungutan, kecamatan Bebandem, Karangasem memilih meninggalkan tempat tinggal mereka karena wilayah mereka masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Mayoritas para pengungsi merupakan orang tua.
Namun banyaknya warga yang mengungsi tidak diiringi logistik yang memadai. Karena konsumsi para pengungsi hanya berasal dari para relawan seadanya.
Kepala Desa Sibetan, I Nengah Kompyang Suarjana mengatakan, untuk konsumsi selanjutanya pihaknya sendiri telah melaporkan ke camat yang diteruskan ke bupati. "Kami sudah laporkan, namun belum ada jawaban," katanya di Karangasem, Kamis (21/9/2017).
Para pengungsi ini, ditampung di banjar-banjar di desa sibetan yang berjumlah 10 banjar Dinas. "Kami mengerahkan para pemuda untuk membantu para pengungsi mulai dari menyiapkan sarana mau pun logistik sementara yang merupakan hasil sumbangan dari masyarakat Sibetan," ujarnya.
Pihaknya mengaku, tugas sementara ini hanya menampung warga yang sedang mengungsi. "Sementara baru segitu yang kita terima, tugas kita hanya menampung sementara waktu," pungkasnya.
Berdasarkan pengalaman tahun 1963 desa Sibetan termasuk desa yang aman untuk mengungsi.
Namun banyaknya warga yang mengungsi tidak diiringi logistik yang memadai. Karena konsumsi para pengungsi hanya berasal dari para relawan seadanya.
Kepala Desa Sibetan, I Nengah Kompyang Suarjana mengatakan, untuk konsumsi selanjutanya pihaknya sendiri telah melaporkan ke camat yang diteruskan ke bupati. "Kami sudah laporkan, namun belum ada jawaban," katanya di Karangasem, Kamis (21/9/2017).
Para pengungsi ini, ditampung di banjar-banjar di desa sibetan yang berjumlah 10 banjar Dinas. "Kami mengerahkan para pemuda untuk membantu para pengungsi mulai dari menyiapkan sarana mau pun logistik sementara yang merupakan hasil sumbangan dari masyarakat Sibetan," ujarnya.
Pihaknya mengaku, tugas sementara ini hanya menampung warga yang sedang mengungsi. "Sementara baru segitu yang kita terima, tugas kita hanya menampung sementara waktu," pungkasnya.
Berdasarkan pengalaman tahun 1963 desa Sibetan termasuk desa yang aman untuk mengungsi.
(nag)