Danny Bicara Soal Smart City di 3rd International Experience Forum
A
A
A
SURABAYA - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menyampaikan berbagai gagasan dan pengalamannya menjalankan smart city saat menjadi pembicara pada 3rd International Experience Forum yang digelar pemerintah Perancis bekerja sama dengan GovInsider Singapore. Kegiatan berlangsung di Shangri-La Hotel Surabaya, Selasa (19/9/2017).
Wali Kota berlatar belakang arsitek ini menjelaskan, tiga kata kunci penting dalam smart city di sebuah kota, yakni pelibatan publik, data yang customised, dan inovasi. “Tentunya juga dengan menambahkan bahasa dan konten lokal menjadi suatu diplomasi bagi masyarakat untuk merasakan bahwa geliat smart city merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka,” kata Danny lewat siaran pers yang diterima SINDOnews.
Bagi wali kota berlatar belakang arsitek ini, tidak ada sebuah smart city tanpa pelibatan publik. Selain itu, smart city mesti disesuaikan dengan kota yang akan menerapkannya atau customised. Sebab, setiap kota memiliki tantangan yang berbeda- beda meskipun ada standar isu kota-kota besar. “Setiap pemerintahan mesti bertanggung jawab terhadap masyarakatnya. Artinya, kita harus menjawab banyak hal yang menjadi persoalan masyarakat,” katanya.
Dengan begitu banyaknya persoalan yang dihadapi, maka juga dibutuhkan berbagai inovasi. Menurut dia, inovasi yang terbaik adalah yang termurah, bukan yang termahal. Meski demikian, setiap inovasi yang tercipta harus juga disertai dengan branding yang baik. Beberapa contoh branding inovasi Pemerintah Kota Makassar di antaranya, Program Jagai Anakta atau jaga anak dan Home Care Dottoro'ta atau pelayanan kesehatan gratis ke rumah selama 24 jam.
“Dalam branding itu, kita selalu menggunakan dua bahasa. Bahasa sangat penting pesannya untuk sampai dan dimengerti masyarakat sehingga tingkat penerimaan masyarakat terhadap setiap program pemerintah tinggi,” kata mantan konsultan tata ruang ini.
Setelah menjadi pembicara, Wali Kota Danny juga menjadi panelis bersama Alexander Parikueysb, Vice President WW Smart Cities, Kota Surabaya, Kota Jakarta. Diskusi panel ini dimoderatori oleh Mellyana dari United Nations Pulse Lab Jakarta.
Wali Kota berlatar belakang arsitek ini menjelaskan, tiga kata kunci penting dalam smart city di sebuah kota, yakni pelibatan publik, data yang customised, dan inovasi. “Tentunya juga dengan menambahkan bahasa dan konten lokal menjadi suatu diplomasi bagi masyarakat untuk merasakan bahwa geliat smart city merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka,” kata Danny lewat siaran pers yang diterima SINDOnews.
Bagi wali kota berlatar belakang arsitek ini, tidak ada sebuah smart city tanpa pelibatan publik. Selain itu, smart city mesti disesuaikan dengan kota yang akan menerapkannya atau customised. Sebab, setiap kota memiliki tantangan yang berbeda- beda meskipun ada standar isu kota-kota besar. “Setiap pemerintahan mesti bertanggung jawab terhadap masyarakatnya. Artinya, kita harus menjawab banyak hal yang menjadi persoalan masyarakat,” katanya.
Dengan begitu banyaknya persoalan yang dihadapi, maka juga dibutuhkan berbagai inovasi. Menurut dia, inovasi yang terbaik adalah yang termurah, bukan yang termahal. Meski demikian, setiap inovasi yang tercipta harus juga disertai dengan branding yang baik. Beberapa contoh branding inovasi Pemerintah Kota Makassar di antaranya, Program Jagai Anakta atau jaga anak dan Home Care Dottoro'ta atau pelayanan kesehatan gratis ke rumah selama 24 jam.
“Dalam branding itu, kita selalu menggunakan dua bahasa. Bahasa sangat penting pesannya untuk sampai dan dimengerti masyarakat sehingga tingkat penerimaan masyarakat terhadap setiap program pemerintah tinggi,” kata mantan konsultan tata ruang ini.
Setelah menjadi pembicara, Wali Kota Danny juga menjadi panelis bersama Alexander Parikueysb, Vice President WW Smart Cities, Kota Surabaya, Kota Jakarta. Diskusi panel ini dimoderatori oleh Mellyana dari United Nations Pulse Lab Jakarta.
(mcm)