Syekh Abdurrahman Assyaibani Wali Penyebar Islam Pertama di Lumajang

Sabtu, 26 Agustus 2017 - 05:00 WIB
Syekh Abdurrahman Assyaibani...
Syekh Abdurrahman Assyaibani Wali Penyebar Islam Pertama di Lumajang
A A A
Nama Syekh Abdurrahman Assyaibani memang kurang dikenal oleh masyarakat awam, namun ulama besar ini ternyata merupakan salah satu penyebar agama Islam pertama di tanah Jawa, khususnya di Lumajang, Jawa Timur.

Syekh Abdurrahman Assyaibani adalah seorang ulama Persia. Kakeknya Syekh Abdurrahman Assyaibani adalah Qutub Syekh Syaiban Al Iraqi Al Bagdadi, sepupu Imam Ahmad Bin Hambal Assyaibani. Dia pernah menuntut ilmu agama di Mekkah, hafal Alquran dan hadist dan telah melaksanakan ibadah haji sebanyak 28 kali. Pada usia 30 tahun hijrah ke Yaman.

Kemudian oleh raja pertama dari Kesultanan Turki Usmani, Amir Ghazi, yang memerintah pada tahun 1230-1281, dia diperintahkan menyebarkan ajaran Islam ke wilayah timur atau Nusantara.

Kemudian dia sampai di Aceh dan menikah dengan Cut Nazilah dan Sheikhoh Aisyah Binti Muhammad Al Marbawi. Setelah itu dia mulai menyebarkan agama Islam dari Aceh sampai Ternate, dengan cara memberi contoh tentang kebaikan sehingga banyak kalangan pejabat atau adipati waktu itu yang memeluk agama Islam. Dalam pengembaraanya di wilayah nusantara dia juga mempunyai istri Signorita Miguela dari Portugis.

Kemudian pada sekitar tahun 1250 M Syekh Abdurrahman Assyaibani sampai di Kerajaan Lumajang dan mulai menyebarkan Islam. Di daerah ini kemudian dia menikahi Roro Wulandari Bibi dari Minak Koncar Lumajang. Di Lumajang inilah dia banyak berinteraksi sehingga banyak masyarakat disana memeluk agama Islam.

Saat di Lumajang inilah banyak karomah dari Syekh Abdurrahman Assyaibani diantaranya adalah bisa berbicara semua bahasa, termasuk bahasa Malaikat, jin dan hewan. Konon menurut warga sekitara petilasan Syekh Abdurrahman Assyaibani segala yang dinginkannya pasti terkabul, karena karomahnya Syekh Abdurrahman Assyaibani juga diyakini memiliki karomah bisa mencapai tempat yang jauh dalam hitungan detik.

Syekh Abdurrahman Assyaibani juga menjadi penasihat penguasa Lumajang ketika itu Raden Arya Wiraraja. Arya Wiraraja sebelumnya adalah Adipati Sumenep yang merupakan salah satu tokoh yang membantu Raden Wijaya mendirikan Majapahit sehingga diberikan kekuasaan di daerah sekitar Lumajang, Probolinggo hingga ke timur sampai Banyuwangi dengan nama Lamajang Tigang Juru.

Bahkan makam Arya Wiraraja dan sejumlah senopati Kerajaan Lumajang berdekatan dengan makam Syekh Abdurrahman Assyaibani. Sehingga konon sebagian warga di sekitar makam Arya Wiraraja menyakini jika mantan Adipati Sumenep ini telah memeluk Agama Islam di akhir hayatnya dengan bimbingan langsung dari Syekh Abdurrahman Assyaibani.

Dua murid Syekh Abdurrohman Assyaibani yang terkenal adalah Syekh Abdullah dari Lumajang dan Syekh Muhammad Anas dari Demak.

Perjuangannya menyebarkan agama Islam memberi pencerahan mengatasi kegelapan dan kemusyrikan masyarakat. Dengan keramatnya semua manusia dan hewan tunduk menuruti ajakannya dengan senang hati.

Fatwa-fatwa Syekh Abdurrahman Assyaibani diantaranya Allah itu maha segalanya; taqwa itu salat; tasbih dan puasa. Selain itu Islam itu damai seluruh dunia; Ilmu itu supaya bertambah, harus diamalkan; makan itu untuk hidup, kalau tidak terpaksa tidak makan, hukum dan pemerintah itu apa kata rakyat. Setelah wafat Syekh konon Abdurrahman Assyaibani dimakamkan di Dusun Biting (Benteng), Desa Kutorenon, Kecamatan Sukadana, Lumajang.Perjuangan dakwah Islam Syekh Abdurrahman Assyaibani kemudian dilanjutkan oleh Wali Songo.


Sumber :

- alaviyatayeb.wordpress
- degreenbow.blogspot
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)