Kabut Asap Selimuti Kota Pontianak, Warga Khawatir Dampaknya
A
A
A
PONTIANAK - Kabut asap menyelimuti Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat (4/8/2017) malam. Asap diduga berasal dari pembakaran lahan. Meskipun tidak terlalu pekat, kabut asap ini sangat mengganggu pernapasan.
Warga Jalan Gajah Mada Pontianak, Udin, kepada SINDOnews menuturkan, kabut asap muncul sejak tidak turun hujan dalam sebulan ini. Dalam beberapa hari ini, kabut asap sempat tidak muncul. “Tetapi malam ini muncul kembali. Kemungkinan asap ini berasal dari pembakaran lahan. Takutnya asap ini merusak paru-paru,” kata Udin.
Persoalan kabut asap ini sebenarnya sudah diingatkan oleh Pemprov Kalbar. Bahkan, Pemprov Kalbar telah melakukan koordinasi dengan Polda Kalbar dan menyiapkan lima helikopter untuk memantau pembakaran lahan.
Namun, masyarakat tampaknya masih tetap membakar lahan sehingga menimbulkan kabut asap. Kondisi diperparah hujan yang belum kunjung turun di kawasan Kalbar sehingga masyarakat terganggu dengan kabut asap.
Data dari Pemprov Kalbar, persoalan kabut asap dan kebakaran di daerah ini mulai berkurang sejak tiga tahun terakhir. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 3.219 titik api, lalu pada tahun 2014 sebanyak 5.277 titik api. Lalu pada tahun 2015 sebanyak 2.724 titik api dan tahun 2016 ada 1.565 titik api. Untuk tahun 2017, berdasarkan data sementara ditemukan 200-an titik api.
Warga Jalan Gajah Mada Pontianak, Udin, kepada SINDOnews menuturkan, kabut asap muncul sejak tidak turun hujan dalam sebulan ini. Dalam beberapa hari ini, kabut asap sempat tidak muncul. “Tetapi malam ini muncul kembali. Kemungkinan asap ini berasal dari pembakaran lahan. Takutnya asap ini merusak paru-paru,” kata Udin.
Persoalan kabut asap ini sebenarnya sudah diingatkan oleh Pemprov Kalbar. Bahkan, Pemprov Kalbar telah melakukan koordinasi dengan Polda Kalbar dan menyiapkan lima helikopter untuk memantau pembakaran lahan.
Namun, masyarakat tampaknya masih tetap membakar lahan sehingga menimbulkan kabut asap. Kondisi diperparah hujan yang belum kunjung turun di kawasan Kalbar sehingga masyarakat terganggu dengan kabut asap.
Data dari Pemprov Kalbar, persoalan kabut asap dan kebakaran di daerah ini mulai berkurang sejak tiga tahun terakhir. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 3.219 titik api, lalu pada tahun 2014 sebanyak 5.277 titik api. Lalu pada tahun 2015 sebanyak 2.724 titik api dan tahun 2016 ada 1.565 titik api. Untuk tahun 2017, berdasarkan data sementara ditemukan 200-an titik api.
(mcm)