Bupati Anas Kunjungi Bojonegoro, Terkait Pilgub Jatim?
A
A
A
BOJONEGORO - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjungi kediaman Bupati Bojonegoro Suyoto, Minggu (30/7/2017), lalu menggelar pertemuan bersama. Setelah pertemuan tersebut, Anas menghadiri dua acara yang total dihadiri ribuan orang.
Kunjungan Anas ini pun kontan menuai spekulasi, terutama terkait pelaksanaan Pilkada Jatim 2018. Nama Bupati Anas sendiri kini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim.
Namun, Anas mengatakan, kunjungannya ke Bojonegoro tidak terkait Pilgub Jatim. "Jangan tanya soal pilgub dulu. Saya ke Bojonegoro kan mengunjungi teman baik saya Bupati Bojonegoro Pak Suyoto sekaligus ada undangan seminar di dua tempat, itu saja," ujar Anas.
Anas mengatakan, untuk Pilgub Jatim, dirinya dalam posisi menunggu semua proses berjalan. "Ini kan masih berproses, kita tunggu saja, saya mengalir saja," ujar bupati muda ini.
Anas menambahkan, dirinya ke Bojonegoro untuk menjalin sinergi pengembangan daerah. "Kompetisi antardaerah sudah usang. Kini saatnya sinergi. Pak Suyoto sudah pernah ke Banyuwangi, kini giliran saya ke Bojonegoro. Kita akan bersama-sama mengembangkan daerah," ujar Anas.
Menurut Anas, setiap daerah punya keunggulan dan kekurangan masing-masing, sehingga bisa saling mengisi satu sama lain. Apa yang baik di suatu daerah bisa dibawa dan dipraktikkan untuk mengisi kekurangan daerah lain.
"Saya kira ini iklim yang baik, karena kita sudah tidak bicara ego, ini kabupaten saya atau ini kabupaten anda, tapi kita bicara pengembangan bersama," kata Anas.
Selain dengan Bojonegoro, Banyuwangi juga menjalin sinergi dengan banyak daerah lain di Indonesia. "Kalau semua daerah saling dukung, masalah-masalah cepat selesai," ujarnya.
Dia mencontohkan pengembangan sistem keuangan desa berbasis teknologi di Banyuwangi, e-village budgeting, yang telah diadopsi sejumlah daerah. Ada pula program "Bayi Lahir Procot Pulang Bawa Akta" Banyuwangi yang sistemnya dibawa ke daerah lain. Demikian pula Banyuwangi mengadopsi program yang bagus di daerah lain.
"Seperti di Bojonegoro ini saya lihat Pak Suyoto berhasil membangun kepercayaan diri rakyatnya. Programnya inovatif dan terbukti capaian-capaiannya cukup signifikan. Ya kami sepakat saling belajar," ujar Anas.
Anas menambahkan, berkat kinerja bersama itu, pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat dari level 20 persen menjadi 8,79 persen pada 2016.
Kunjungan Anas ini pun kontan menuai spekulasi, terutama terkait pelaksanaan Pilkada Jatim 2018. Nama Bupati Anas sendiri kini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim.
Namun, Anas mengatakan, kunjungannya ke Bojonegoro tidak terkait Pilgub Jatim. "Jangan tanya soal pilgub dulu. Saya ke Bojonegoro kan mengunjungi teman baik saya Bupati Bojonegoro Pak Suyoto sekaligus ada undangan seminar di dua tempat, itu saja," ujar Anas.
Anas mengatakan, untuk Pilgub Jatim, dirinya dalam posisi menunggu semua proses berjalan. "Ini kan masih berproses, kita tunggu saja, saya mengalir saja," ujar bupati muda ini.
Anas menambahkan, dirinya ke Bojonegoro untuk menjalin sinergi pengembangan daerah. "Kompetisi antardaerah sudah usang. Kini saatnya sinergi. Pak Suyoto sudah pernah ke Banyuwangi, kini giliran saya ke Bojonegoro. Kita akan bersama-sama mengembangkan daerah," ujar Anas.
Menurut Anas, setiap daerah punya keunggulan dan kekurangan masing-masing, sehingga bisa saling mengisi satu sama lain. Apa yang baik di suatu daerah bisa dibawa dan dipraktikkan untuk mengisi kekurangan daerah lain.
"Saya kira ini iklim yang baik, karena kita sudah tidak bicara ego, ini kabupaten saya atau ini kabupaten anda, tapi kita bicara pengembangan bersama," kata Anas.
Selain dengan Bojonegoro, Banyuwangi juga menjalin sinergi dengan banyak daerah lain di Indonesia. "Kalau semua daerah saling dukung, masalah-masalah cepat selesai," ujarnya.
Dia mencontohkan pengembangan sistem keuangan desa berbasis teknologi di Banyuwangi, e-village budgeting, yang telah diadopsi sejumlah daerah. Ada pula program "Bayi Lahir Procot Pulang Bawa Akta" Banyuwangi yang sistemnya dibawa ke daerah lain. Demikian pula Banyuwangi mengadopsi program yang bagus di daerah lain.
"Seperti di Bojonegoro ini saya lihat Pak Suyoto berhasil membangun kepercayaan diri rakyatnya. Programnya inovatif dan terbukti capaian-capaiannya cukup signifikan. Ya kami sepakat saling belajar," ujar Anas.
Anas menambahkan, berkat kinerja bersama itu, pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat dari level 20 persen menjadi 8,79 persen pada 2016.
(zik)