Ungkap Kasus Pengeroyokan Rico, Polisi Teliti Video
A
A
A
BANDUNG - Satreskrim Polrestabes menyelidiki semua aspek untuk mengungkap kasus pengeroyokan yang diduga dilakukan sejumlah oknum bobotoh sehingga menyebabkan korban Rico Andrean (22) meninggal dunia.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, anggota Satreskrim telah meneriksa delapan saksi, yakni lima teman dan tiga keluarga korban Ricko. Selain itu, petugas juga mempelajari video saat pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage pada Sabtu 22 Juli 2017.
"Sejumlah video beredar di YouTube. Salah satu video merekam adegan pengeroyokan terhadap korban Rico. Kami juga mempelajari status-status bobotoh di media sosial untuk mencari petunjuk," kata Hendro di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jumat (28/7/2017).
Hendro mengemukakan, pihaknya juga meminta bantuan panitia pelaksana pertandingan untuk memberikan data-data penonton yang membeli tiket secara online dan menempati tribun utara Stadion GBLA Gedebage yang merupakan lokasi kejadian pengeroyokan itu.
"Setelah kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Rabu (26/7/2017). Kami menemukan beberapa petunjuk untuk mengungkap identitas pelaku pengeroyokan terhadap Rico," ujar Hendro.
Dia mengimbau bobotoh Persib untuk membantu kepolisian dalam mengungkap kasus pengeroyokan yang menyebabkan Riko meninggal dunia itu. "Kami imbau bobotoh untuk memberikan informasi dan bukti-bukti terkait kasus ini agar bisa segera terungkap," tuturnya.
Seperti diberitakan, Rico Andrean (22), korban pengeroyokan sejumlah oknum bobotoh di Stadion GBLA Gedebage, Kota Bandung, Sabtu 22 Juli 2017, meninggal dunia pada Kamis (27/7/2017) sekitar pukul 10.25 WIB. Korban yang dikeroyok belasan orang saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija sedang turun minum babak pertama itu.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, korban sempat dirawat intensif selama lima hari di RS Santo Yusup, Cicadas, Kota Bandung. Akibat pengeroyokan itu, pemuda kelahiran Bandung 14 Juni 1995 ini menderita luka lebam di sekujur tubuh, wajah, belakang kepala, dan tak sadarkan diri.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, anggota Satreskrim telah meneriksa delapan saksi, yakni lima teman dan tiga keluarga korban Ricko. Selain itu, petugas juga mempelajari video saat pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage pada Sabtu 22 Juli 2017.
"Sejumlah video beredar di YouTube. Salah satu video merekam adegan pengeroyokan terhadap korban Rico. Kami juga mempelajari status-status bobotoh di media sosial untuk mencari petunjuk," kata Hendro di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jumat (28/7/2017).
Hendro mengemukakan, pihaknya juga meminta bantuan panitia pelaksana pertandingan untuk memberikan data-data penonton yang membeli tiket secara online dan menempati tribun utara Stadion GBLA Gedebage yang merupakan lokasi kejadian pengeroyokan itu.
"Setelah kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang pada Rabu (26/7/2017). Kami menemukan beberapa petunjuk untuk mengungkap identitas pelaku pengeroyokan terhadap Rico," ujar Hendro.
Dia mengimbau bobotoh Persib untuk membantu kepolisian dalam mengungkap kasus pengeroyokan yang menyebabkan Riko meninggal dunia itu. "Kami imbau bobotoh untuk memberikan informasi dan bukti-bukti terkait kasus ini agar bisa segera terungkap," tuturnya.
Seperti diberitakan, Rico Andrean (22), korban pengeroyokan sejumlah oknum bobotoh di Stadion GBLA Gedebage, Kota Bandung, Sabtu 22 Juli 2017, meninggal dunia pada Kamis (27/7/2017) sekitar pukul 10.25 WIB. Korban yang dikeroyok belasan orang saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija sedang turun minum babak pertama itu.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, korban sempat dirawat intensif selama lima hari di RS Santo Yusup, Cicadas, Kota Bandung. Akibat pengeroyokan itu, pemuda kelahiran Bandung 14 Juni 1995 ini menderita luka lebam di sekujur tubuh, wajah, belakang kepala, dan tak sadarkan diri.
(wib)