Bupati Kobar Bantu Pengobatan Warganya yang Dipasung

Kamis, 27 Juli 2017 - 14:25 WIB
Bupati Kobar Bantu Pengobatan Warganya yang Dipasung
Bupati Kobar Bantu Pengobatan Warganya yang Dipasung
A A A
KOTAWARINGIN BARAT - Keluarga Jumiati, warga yang dipasung di rumahnya menyambut baik kedatangan Bupati Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, Nurhiayah, di kediamannya di Kelurahan Baru RT 12, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kamis (27/7/2017).

Bupati Kobar Nurhiayah menegaskan akan membantu pengobatan Jumiati hingga sembuh. Bupati telah menurunkan tim Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial untuk memeriksa dan mengurus akomodasi pemberangkatan Jumiati ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum di Banjarmasin Kalsel.

Biaya pengobatan Jumiati akan ditanggung Pemkab Kobar. Saat ini BPJS Kesehatan dan surat rujukan sedang diurus petugas.

“Saya baru bisa berkunjung ke rumah Jumiati hari ini untuk melihat langsung kondisinya. Sebenarnya pemasungan tidak boleh dilakukan karena melanggar HAM. Tapi setelah mendengar pernyataan pihak keluarga, ini dilakukan terpaksa lantaran Jumiati sering marah tiba-tiba dan membahayakan jiwa sang ibu dan para tetangga,” ujar bupati usai menjenguk Jumiati, Kamis pagi (27/7/2017).

Kepala Puskesmaas Natai Pelingkau Lilik S Umroh mengatakan, berdasarkan hasil wawancara terhadap Jumiati, Jumiati mengalami depresi akut. Dia pernah menjalani pengobatan di RSJ di Banjarmasin pada 2015 dan sempat sembuh. Namun korban kembali kambuh.

“Kuat dugaan depresinya kembali kambuh. Penyebab depresi karena ada tekanan kuat dipikirannya. Jadi pemicunya itu pasti ada dan hanya korban yang tahu. Tapi nanti selama di RSJ akan dilakukan rehabilitasi hingga sembuh,” katanya.

Untuk diketahui, Jumiati (23) terpaksa hidup dengan dipasung karena sering marah tiba-tiba dan menghancurkan seisi rumah. Pemasungan ini terpaksa dilakukan karena takut mengganggu orang lain dan pergi menghilang.

“Jangan berpikir yang tidak-tidak. Ini kami lakukan demi keselamatan Jumiati dan keselamatan semua orang. Karena kalau tidak dipasung bisa memghancurkan seisi rumah dan takut mengganggu orang lain. Ini baru kita pasung tiga hari setelah merusak kaca rumah tetangga dan sempat menghilang 10 hari dan balik sendiri,” ujar ibu dari Jumiati, Sarnin (55), Selasa (26/7/2107).

Jumiati mengalami gangguan kejiwaan sejak 3 tahun silam usai lulus SMA. Padahal Jumiati saat itu mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Pulau Jawa. Namun karena mengalami gangguan kejiwaan, musnah sudah keinginan Jumiati untuk berkuliah.

“Jadi ceritanya habis lulus sekolah SMA Jumiati pergi ke Kota Palangka Raya menemui Ayahnya. Namun setelah pulang tiba-tiba sering ling-lung dan hilang ingatan. Kalau sudah kambuh saya pun dianiya habis-habisan,” ujar Sarnin yang sudah berpisah dengan suaminya ini.

Ia menjelaskan, Jumiati adalah anak ke tiga dari 3 bersaudara. Anaknya sejak SD hingga SMA selalu rangking 3 besar dan selalu dapat beasiswa dari sekolah maupun pemerintah.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7167 seconds (0.1#10.140)