Dipasung Orang Tua, Jumiati Mulai Dapat Perhatian Dinas Sosial Kobar
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Setelah diberitakan media, Jumiati (23) yang hidup dipasung oleh orang tuanya, kini mulai mendapat perhatian dari petugas Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
Petugas Dinsos Kobar langsung mengunjungi rumah Jumiati di Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan (Arsel). Petugas Dinsos Kobar melakukan pendataan untuk diikutsertakan program BPJS Kesehatan.
"Ya tadi petugas Dinas Sosial berkunjung ke sini, mereka menanyakan apa Jumiati sudah punya BPJS Kesehatan, saya bilang belum. Terus semua data dibawa dan katanya mau langsung dibuatkan untuk proses pengobatannya nanti mulai observasi di rumah sakit," ujar ibu Jumiati, Sarnin (55) di rumahnya, Rabu (26/7/2017).
Tak hanya petugas Dinas Sosial, pihak aparat keamanan dari TNI-Polri juga memantau kondisi Jumiati yang masih dipasung. "Ya kami ke sini memantau kondisinya, karena ramai diberitakan di media. Karena ini kan dipasung, kita mau cari tahu kenapa bisa dipasung. Tapi setelah mendapat informasi dari pihak keluarga karena ini terpaksa kami maklumi, tapi kalau bisa jangan lama-lama karena kasihan juga," ujar anggota Bhabinkamtibmas Polres Kobar Bripka Sulis seusai meninjau langsung rumah Jumiati.
Ia mengatakan, supaya Jumiati tidak terlalu lama dipasung, pihak kepolisian terus melakukan koordinasi dengan Pemkab Kotawaringin Barat agar dicarikan solusinya dan segera mendapat perhatian pengobatan. "Kalau bisa kan secepatnya diobati supaya tidak terus terusan dipasung, kasihan juga."
Diberitakan sebelumnya, Jumiati harus hidup dipasung karena sering marah secara tiba-tiba dan menghancurkan seisi rumah. Pemasungan ini terpaksa dilakukan pihak keluarga karena takut Jumiati mengganggu orang lain dan pergi menghilang.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Ini kami lakukan demi keselamatan Jumiati dan keselamatan semua orang. Karena kalau tidak dipasung bisa menghancurkan seisi rumah dan takut mengganggu orang lain. Ini baru kita pasung tiga hari setelah merusak kaca rumah tetangga dan sempat menghilang sepuluh hari dan balik sendiri," ujar Sarnin (55). (Baca Juga: Dahulu Pelajar Berprestasi, Kini Hidup Dipasung(zik)
Petugas Dinsos Kobar langsung mengunjungi rumah Jumiati di Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan (Arsel). Petugas Dinsos Kobar melakukan pendataan untuk diikutsertakan program BPJS Kesehatan.
"Ya tadi petugas Dinas Sosial berkunjung ke sini, mereka menanyakan apa Jumiati sudah punya BPJS Kesehatan, saya bilang belum. Terus semua data dibawa dan katanya mau langsung dibuatkan untuk proses pengobatannya nanti mulai observasi di rumah sakit," ujar ibu Jumiati, Sarnin (55) di rumahnya, Rabu (26/7/2017).
Tak hanya petugas Dinas Sosial, pihak aparat keamanan dari TNI-Polri juga memantau kondisi Jumiati yang masih dipasung. "Ya kami ke sini memantau kondisinya, karena ramai diberitakan di media. Karena ini kan dipasung, kita mau cari tahu kenapa bisa dipasung. Tapi setelah mendapat informasi dari pihak keluarga karena ini terpaksa kami maklumi, tapi kalau bisa jangan lama-lama karena kasihan juga," ujar anggota Bhabinkamtibmas Polres Kobar Bripka Sulis seusai meninjau langsung rumah Jumiati.
Ia mengatakan, supaya Jumiati tidak terlalu lama dipasung, pihak kepolisian terus melakukan koordinasi dengan Pemkab Kotawaringin Barat agar dicarikan solusinya dan segera mendapat perhatian pengobatan. "Kalau bisa kan secepatnya diobati supaya tidak terus terusan dipasung, kasihan juga."
Diberitakan sebelumnya, Jumiati harus hidup dipasung karena sering marah secara tiba-tiba dan menghancurkan seisi rumah. Pemasungan ini terpaksa dilakukan pihak keluarga karena takut Jumiati mengganggu orang lain dan pergi menghilang.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Ini kami lakukan demi keselamatan Jumiati dan keselamatan semua orang. Karena kalau tidak dipasung bisa menghancurkan seisi rumah dan takut mengganggu orang lain. Ini baru kita pasung tiga hari setelah merusak kaca rumah tetangga dan sempat menghilang sepuluh hari dan balik sendiri," ujar Sarnin (55). (Baca Juga: Dahulu Pelajar Berprestasi, Kini Hidup Dipasung(zik)