Wakil Indonesia Optimistis Raih Medali di Olimpiade Fisika Internasional 2017
A
A
A
YOGYAKARTA - Wakil Indonesia dalam International Physics Olympiad (IPhO) atau Olimpiade Fisika Internasional ke-48 di Yogyakarta, optimistis akan meraih medali dalam event itu.
“Ujian hari ini cukup susah, tetapi saya optimis dapat medali,” tutur Fikri Makarim Sosrianto, salah satu perwakilan Indonesia di IPhO 2017, usai mengikuti ujian di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (20/7/2017).
Ujian teori yang dilaksanakan selama lima jam, dirasakan cukup memeras otak. Dalam materi soal yang diberikan ada beberapa materi baru yang belum sepenuhnya dia pahami dan membuatnya kesulitan. Namun, itu tidak jadi halangan untuk menyelesaikan materi soal yang ada. Bahkan dia sangat puas dengan hasil pekerjaan yang diselesaikan. “Saya sangat puas dalam menyelesaikan soal,” ujarnya.
Sebelumnya pada Rabu 19 Juli 2017, semua peserta IPhO dari 86 negara juga harus mengikuti ujian eksperimen. Sulitnya materi ujian juga disampaikan oleh Zatullo Yusufov asal Tajikistan. Dia mengaku materi ujian teori jauh lebih sulit dibandingkan dengan ujian eksperimen sebelumnya. “Ini sangat memeras otak dan sangat melelehkan,” ujar peserta asal Tajikistan ini.
“Ujian hari ini cukup susah, tetapi saya optimis dapat medali,” tutur Fikri Makarim Sosrianto, salah satu perwakilan Indonesia di IPhO 2017, usai mengikuti ujian di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (20/7/2017).
Ujian teori yang dilaksanakan selama lima jam, dirasakan cukup memeras otak. Dalam materi soal yang diberikan ada beberapa materi baru yang belum sepenuhnya dia pahami dan membuatnya kesulitan. Namun, itu tidak jadi halangan untuk menyelesaikan materi soal yang ada. Bahkan dia sangat puas dengan hasil pekerjaan yang diselesaikan. “Saya sangat puas dalam menyelesaikan soal,” ujarnya.
Sebelumnya pada Rabu 19 Juli 2017, semua peserta IPhO dari 86 negara juga harus mengikuti ujian eksperimen. Sulitnya materi ujian juga disampaikan oleh Zatullo Yusufov asal Tajikistan. Dia mengaku materi ujian teori jauh lebih sulit dibandingkan dengan ujian eksperimen sebelumnya. “Ini sangat memeras otak dan sangat melelehkan,” ujar peserta asal Tajikistan ini.
(mcm)