Nasihin Masha Blusukan Jaring Aspirasi Warga Kabupaten Cirebon
A
A
A
CIREBON - Calon Bupati Cirebon Nasihin Masha blusukan ke sejumlah tempat untuk menjaring aspirasi warga Kabupaten Cirebon, Senin (17/7/2017). Nasihin Masha atau yang lebih dikenal Ang Iing menemui pengrajin pande besi di Jemaras Kidul, pengrajin tape ketan di Bakung, dan pengrajin mainan anak-anak di Jemaras Kidul.
Selain itu Ang Iing juga melihat pembuangan sampah dan tinja di Cangkring. Dalam kesempatan yang sama Ang Iing juga bersilaturahim dengan Mamae Titin (85) sejarawan dan seniman legendaris Cirebon.
Dalam blusukan itu Ang Iing mendengarkan saran dan pendapat dari berbagai kalangan. Soal UMKM Ang Iing mendapati kondisi pande besi yang sedang menghadapi penurunan pesanan dan penurunan produksi. Produk mereka adalah cangkul, arit, parang, pisau, miniatur untuk souvenir, dan beragam produk pendukung untuk furnitur.
Menurut dia, ada beberapa faktor penyebab kemerosotan mereka. Pertama, merosotnya industri rotan Jatiwangi berdampak langsung terhadap mereka. Selama ini mereka menjadi industri pendukung industri rotan.
Kedua, tiadanya pesanan dari pemerintah pusat yang biasanya sering membeli produk mereka. Ketiga, bangkrutnya mitra mereka yang membeli produk mereka. Keempat, kalah bersaing dengan cangkul produk industri maupun produk impor.
Ang Iing mengatakan tape ketan dari Bakung dan Cangkring lebih lezat dibandingkan dengan rasa tape ketan dari daerah lain. Manisnya lebih pas dan aroma yang lebih wangi.
"Karena itu tape ketan dari Bakung dan Cangkring ke depan akan lebih berkembang. Semua pihak di Cirebon harus mendukung mereka," kata Nasihin Masha dalam siaran pers yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (17/7/2017).
Ang Iing menyerukan tagline Cirebon Beli Cirebon. Ini untuk mendukung produk UMKM dari Kabupaten Cirebon. Pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu.
UMKM, kata dia, memiliki peran sentral dalam ekonomi masyarakat. Pertama, jumlahnya besar. Kedua, menciptakan efek berantai terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Ketiga, menyerap tenaga kerja yang besar. Keempat, terbukti paling tangguh dalam menghadapi guncangan ekonomi. Kelima, menciptakan keadilan dan pemerataan ekonomi yang nyata dan paling sesuai dengan semangat Pancasila dan UUD 1945.
"Karena itu pemerintah harus memberikan insentif khusus bagi berkembangnya UMKM," timpalnya. Jenis UMKM, lanjut dia, selalu menjadi warna tersendiri di setiap komunitas masyarakat sehingga akan lebih berdaya tahan. Tiap desa memiliki jenis dan produk yang saling melengkapi.
"Ke depan Kabupaten Cirebon akan menguatkan konsentrasi jenis-jenis produk UMKM dengan dukungan pemerintah melalui dukungan modal, pelatihan, pembinaan, promosi, dan pemasaran. Dengan demikian tiap desa akan menjadi sentra-sentra ekonomi. Menjadi desa ekonomi sesuai dengan jenis dan produknya," tandasnya.
Selain itu Ang Iing juga melihat pembuangan sampah dan tinja di Cangkring. Dalam kesempatan yang sama Ang Iing juga bersilaturahim dengan Mamae Titin (85) sejarawan dan seniman legendaris Cirebon.
Dalam blusukan itu Ang Iing mendengarkan saran dan pendapat dari berbagai kalangan. Soal UMKM Ang Iing mendapati kondisi pande besi yang sedang menghadapi penurunan pesanan dan penurunan produksi. Produk mereka adalah cangkul, arit, parang, pisau, miniatur untuk souvenir, dan beragam produk pendukung untuk furnitur.
Menurut dia, ada beberapa faktor penyebab kemerosotan mereka. Pertama, merosotnya industri rotan Jatiwangi berdampak langsung terhadap mereka. Selama ini mereka menjadi industri pendukung industri rotan.
Kedua, tiadanya pesanan dari pemerintah pusat yang biasanya sering membeli produk mereka. Ketiga, bangkrutnya mitra mereka yang membeli produk mereka. Keempat, kalah bersaing dengan cangkul produk industri maupun produk impor.
Ang Iing mengatakan tape ketan dari Bakung dan Cangkring lebih lezat dibandingkan dengan rasa tape ketan dari daerah lain. Manisnya lebih pas dan aroma yang lebih wangi.
"Karena itu tape ketan dari Bakung dan Cangkring ke depan akan lebih berkembang. Semua pihak di Cirebon harus mendukung mereka," kata Nasihin Masha dalam siaran pers yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (17/7/2017).
Ang Iing menyerukan tagline Cirebon Beli Cirebon. Ini untuk mendukung produk UMKM dari Kabupaten Cirebon. Pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu.
UMKM, kata dia, memiliki peran sentral dalam ekonomi masyarakat. Pertama, jumlahnya besar. Kedua, menciptakan efek berantai terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Ketiga, menyerap tenaga kerja yang besar. Keempat, terbukti paling tangguh dalam menghadapi guncangan ekonomi. Kelima, menciptakan keadilan dan pemerataan ekonomi yang nyata dan paling sesuai dengan semangat Pancasila dan UUD 1945.
"Karena itu pemerintah harus memberikan insentif khusus bagi berkembangnya UMKM," timpalnya. Jenis UMKM, lanjut dia, selalu menjadi warna tersendiri di setiap komunitas masyarakat sehingga akan lebih berdaya tahan. Tiap desa memiliki jenis dan produk yang saling melengkapi.
"Ke depan Kabupaten Cirebon akan menguatkan konsentrasi jenis-jenis produk UMKM dengan dukungan pemerintah melalui dukungan modal, pelatihan, pembinaan, promosi, dan pemasaran. Dengan demikian tiap desa akan menjadi sentra-sentra ekonomi. Menjadi desa ekonomi sesuai dengan jenis dan produknya," tandasnya.
(sms)