Bupati Bolmong Ultimatum Pabrik Semen China Bongkar Sendiri Bangunan

Kamis, 08 Juni 2017 - 08:03 WIB
Bupati Bolmong Ultimatum...
Bupati Bolmong Ultimatum Pabrik Semen China Bongkar Sendiri Bangunan
A A A
BOLAANG MONGONDOW - Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soeprejo mengultimatum perusahaan Semen China Conch agar membongkar sendiri bangunan pabriknya yang terletak di Desa Inobonto, Kecamatan Bolaang Timur. Ultimatum Bupati Bolmong tersebut tertuang dalam surat peringatan yang diberikan langsung Bupati Yasti Soeprejo ke manajamen Perusahaan Conch, Rabu (7/6/2017). (Baca juga: Pabrik Semen China Ditutup Paksa Bupati Bolaang Mongondow)

Dalam surat tersebut diminta Perusahaan Conch agar membongkar sendiri bangunannya paling lambat lima hari kedepan. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan ada pembongkaran kembali dengan alat berat yang didatangkan oleh Pemkab Bolmong.

Sebelumnya Pabrik Semen China Conch di Desa Inobonto, Kecamatan Bolaang Timur, ditutup paksa Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soeprejo, Senin sore 5 Juni 2017. Penutupan perusahaan raksasa ini dilakukan karena perusahaan tersebut tidak mengantongi izin di antaranya IMB.

Bupati Bolaang Mongondow Yasty Soeprejo mengatakan Perusahaan Conch terpaksa harus ditutup karena tidak mengantongi izin. Bahkan perusahan juga hampir sebagian besar mempekerjakan pekerja asal China yang tidak mengantongi izin tinggal.

“Penutupan perusahaan semen asal China ini akan terus dilakukan sepanjang perusahaan tidak mengurus izin dalam melakukan kegiatan di lokasi,” kata Bupati.

Perusahaan Conch beroperasi di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow sejak 2016 . Namun tak satu izinpun yang dimilikinya. Pemerintah Kabupaten Bolmong sudah berulang kali melakukan klarifikasi dan menyurati perusahaan terkait izin tersebut. Namun peringatan dari Pemkab Bolmong tak pernah ditanggapi bahkan mereka terus membangun bangunan di atas ratusan lahan persawahan yang produktif.

Zulkipli salah satu warga setempat menyesalkan pembangunan pabrik semen tersebut yang dilakukan oleh bupati era sebelumnya. "Lahan tempat pabrik tersebut merupakan lahan basah untuk pertanian produktif kenapa bisa diberikan kepada perusahaan China tersebut, " timpalnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2921 seconds (0.1#10.140)