Gubernur Bali Dorong Gerakan Stop Penyebaran HIV-AIDS
A
A
A
DENPASAR - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengajak seluruh masyarakat untuk berusaha dan bekerja lebih keras dalam upaya menyetop penyebaran HIV-AIDS. Pastika mengungkapkan, meski berbagai upaya telah dilakukan, namun hingga saat ini penyebaran HIV-AIDS masih cukup mengkhawatirkan. Karena diprediksi masih banyak kasus HIV-AIDS belum terungkap.
"Dari estimasi jumlah penderita sebanyak 26 ribu, hingga saat ini yang terdata dan terjangkau pelayanan baru sebanyak 15.200 orang," katanya di Denpasar, Jumat (19/5/2017).
Untuk itu, Pastika mendorong kerja keras seluruh komponen untuk menggali kasus HIV-AIDS yang masih terpendam.
Pihaknya juga minta masyarakat menunjukkan empati dan simpati yang tulus terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
Menurut dia, sikap ini diyakini dapat mencegah niat negatif ODHA untuk menularkan penyakitnya dengan sengaja kepada orang lain.
Pastika juga mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan lembaga dan kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya pencegahan HIV-AIDS.
Dia menilai berbagai upaya tersebut telah membuahkan hasil dan mampu mengendalikan laju epidemi HIV-AIDS.
"Melalui berbagai upaya, angka infeksi baru berhasil diturunkan 10 persen. Itu merupakan hasil yang sangat menggembirakan," ujarnya.
Dia juga kembali mengingatkan agar masyarakat menghindari faktor risiko penularan HIV-AIDS seperti hubungan seks bergonta ganti pasangan dan pemakaian jarum suntik pada pecandu narkoba.
Sementara itu, Koordinator Pokja Promosi, Pencegahan dan Hubungan Masyarakat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali N Mangku Karmaya mengungkap fakta tentang penyebaran HIV-AIDS yang makin mencemaskan.
Sejak ditemukan pertama kalinya pada tahun 1987, hingga Desember 2016 tercatat 15.200 kasus HIV-AIDS di Pulau Dewata.
Meski demikian, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, jumlah kasus kematian akibat penyakit ini makin menurun setiap tahunnya.
“Penerimaan masyarakat terhadap ODHA juga makin baik,” imbuhnya. Melalui malam renungan ini pihaknya ingin menekan stigma negatif masyarakat terhadap ODHA.
MRAN Tahun 2017 yang diikuti seribu peserta dari sejumlah elemen masyarakat mengangkat tema ‘Ending AIDS Together’.
"Dari estimasi jumlah penderita sebanyak 26 ribu, hingga saat ini yang terdata dan terjangkau pelayanan baru sebanyak 15.200 orang," katanya di Denpasar, Jumat (19/5/2017).
Untuk itu, Pastika mendorong kerja keras seluruh komponen untuk menggali kasus HIV-AIDS yang masih terpendam.
Pihaknya juga minta masyarakat menunjukkan empati dan simpati yang tulus terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
Menurut dia, sikap ini diyakini dapat mencegah niat negatif ODHA untuk menularkan penyakitnya dengan sengaja kepada orang lain.
Pastika juga mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan lembaga dan kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya pencegahan HIV-AIDS.
Dia menilai berbagai upaya tersebut telah membuahkan hasil dan mampu mengendalikan laju epidemi HIV-AIDS.
"Melalui berbagai upaya, angka infeksi baru berhasil diturunkan 10 persen. Itu merupakan hasil yang sangat menggembirakan," ujarnya.
Dia juga kembali mengingatkan agar masyarakat menghindari faktor risiko penularan HIV-AIDS seperti hubungan seks bergonta ganti pasangan dan pemakaian jarum suntik pada pecandu narkoba.
Sementara itu, Koordinator Pokja Promosi, Pencegahan dan Hubungan Masyarakat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali N Mangku Karmaya mengungkap fakta tentang penyebaran HIV-AIDS yang makin mencemaskan.
Sejak ditemukan pertama kalinya pada tahun 1987, hingga Desember 2016 tercatat 15.200 kasus HIV-AIDS di Pulau Dewata.
Meski demikian, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, jumlah kasus kematian akibat penyakit ini makin menurun setiap tahunnya.
“Penerimaan masyarakat terhadap ODHA juga makin baik,” imbuhnya. Melalui malam renungan ini pihaknya ingin menekan stigma negatif masyarakat terhadap ODHA.
MRAN Tahun 2017 yang diikuti seribu peserta dari sejumlah elemen masyarakat mengangkat tema ‘Ending AIDS Together’.
(sms)