Niramita Yayu, Dirikan Taman Baca untuk Anak Kurang Mampu
A
A
A
MANADO - TANPA mengenal lelah, Niramita Yayu atau biasa disapa Ayu yang berprofesi sebagai tukang batu bata membuka taman baca AIUEO untuk anak-anak kurang mampu. Taman baca itu terletak di Desa Tikela, Jaga III, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, berbatasan langsung dengan Paal IV, Lingkungan VI, Nalvinas II, Manado.
Sore hari itu, dengan memakai pakaian berwarna hitam, Ayu dengan ikhlas memberikan bimbingan kepada puluhan anak di dalam bangunan ukuran 5x4 meter yang berlapiskan dinding batu bata. "Adik-adik, siapa gambar ini?" tanya Ayu kepada anak-anak, sambil mengangkat gambar Presiden RI Joko Widodo.
Anak-anak pun menjawab,"Itu Pak Presiden RI Joko Widodo." Ayu tersenyum mendengar jawaban anak-anak yang dibimbingnya. Dia pun memberikan pertanyaan lanjutan. "Adik-adik, siapa gambar ini?" tanya Ayu.
Anak-anak pun serentak menjawab, "Itu Pak Wakil Presiden RI Bapak Jusuf Kalla," ujar anak-anak dengan ceria.
Dalam kesempatan itu, Ayu juga mengajarkan beberapa lagu kebangsaan dan lagu anak-anak. Setelah belajar, waktu menunjukkan Pukul 14.30 Wita. IRT dua anak itu memberikan makanan berupa biskuit dan minuman berupa susu kepada anak bimbingannya. Tampak anak-anak merasa senang. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, anak-anak diminta berdoa.
Pukul 15.00 Wita, terlihat anak-anak dengan senang dan bernyanyi meninggalkan ruangan 5X4 meter yang dipenuhi gambar lucu hasil karyanya. Ayu pun tampak senang dan kembali melakukan rutinitasnya dengan membantu suaminya untuk membuat batu bata. Lokasinya di samping ruangan taman baca.
Saat ditemui, Ibu dari Revanly (8) dan Gadis (5) menceritakan awal mula membuat taman baca. Istri dari Steven Manoppo itu mengatakan, dirinya bekerja sebagai tukang batu bata sebelum membuka taman baca.
"Saat ini saya juga masih membantu suami untuk mengerjakan pembuatan batu bata, tapi karena saat ini sudah mengajar di Taman Kanak-kanak (TK), pada pagi hari dan pada sore hari memberikan bimbingan di taman baca jadi untuk membantu suami sudah tidak sering," ujar IRT berambut pendek itu.
Menurutnya, taman baca yang dibukanya berawal saat dirinya melakukan pekerjaan sebagai tukang batu bata. Dia melihat banyak anak-anak yang berada di daerah tempat tinggalnya sering bermain di selokan air.
"Awalnya saya lihat anak-anak sering bermain di selokan air yang kotor. Ada juga anak-anak sering mengeluarkan kata kotor. Mereka (anak-anak) bermain karena orang tuanya kerja membanting tulang dan akhirnya anak-anak tidak terkontrol lagi," jelas wanita kelahiran Manado, 20 November 1987 itu.
Melihat anak-anak itu, Ayu yang merupakan lulusan Sekolah Menegah Atas (SMA) itu mencari solusi agar mereka bisa terkontrol dan tidak jauh dari pendidikan, pelajaran, serta perilaku di lingkungan sekitar.
"Saya akhirnya membuka Taman Baca AIUEO pada awal Januari 2017. Dibuka dari Senin-Sabtu Pukul 15.00 Wita hingga 17.00 Wita. Jumlah terdata ada 70 anak," ujarnya.
Menurutnya, buku-buku didapatkan dari teman-teman dan dari masyarakat sekitar. Karena, saat membuka taman baca dia melakukan publikasi di media sosial (medsos) dan banyak yang merespons untuk menyumbangkan berbagai buku anak-anak.
"Tapi seringkali harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli buku-buku bagi anak-anak. Begitu juga dengan makan dan minuman yang akan diberikan kepada anak-anak setelah selesai belajar. Semua saya kerjakan dengan ikhlas dan semua untuk pendidikan anak-anak."
Suami Ayu, Steven Manoppo saat dimintai tanggapan terkait dibukanya taman baca mengatakan, awalnya tidak setuju. Tapi, akhirnya setuju saat diberi pemahaman oleh istri. Menurutnya, anak-anak tersebut sering bermain di selokan yang kotor. Apalagi jika hujan datang.
"Itu sangat membahayakan anak-anak tersebut. Dari situ saya mengerti dan sekarang sangat senang melihat anak-anak bisa belajar. Saya juga mendukung pekerjaan istri saya sebagai guru honor TK juga sebagai guru pembimbing di taman baca. Istri juga membantu saya membuat batu bata," katanya.
Sore hari itu, dengan memakai pakaian berwarna hitam, Ayu dengan ikhlas memberikan bimbingan kepada puluhan anak di dalam bangunan ukuran 5x4 meter yang berlapiskan dinding batu bata. "Adik-adik, siapa gambar ini?" tanya Ayu kepada anak-anak, sambil mengangkat gambar Presiden RI Joko Widodo.
Anak-anak pun menjawab,"Itu Pak Presiden RI Joko Widodo." Ayu tersenyum mendengar jawaban anak-anak yang dibimbingnya. Dia pun memberikan pertanyaan lanjutan. "Adik-adik, siapa gambar ini?" tanya Ayu.
Anak-anak pun serentak menjawab, "Itu Pak Wakil Presiden RI Bapak Jusuf Kalla," ujar anak-anak dengan ceria.
Dalam kesempatan itu, Ayu juga mengajarkan beberapa lagu kebangsaan dan lagu anak-anak. Setelah belajar, waktu menunjukkan Pukul 14.30 Wita. IRT dua anak itu memberikan makanan berupa biskuit dan minuman berupa susu kepada anak bimbingannya. Tampak anak-anak merasa senang. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, anak-anak diminta berdoa.
Pukul 15.00 Wita, terlihat anak-anak dengan senang dan bernyanyi meninggalkan ruangan 5X4 meter yang dipenuhi gambar lucu hasil karyanya. Ayu pun tampak senang dan kembali melakukan rutinitasnya dengan membantu suaminya untuk membuat batu bata. Lokasinya di samping ruangan taman baca.
Saat ditemui, Ibu dari Revanly (8) dan Gadis (5) menceritakan awal mula membuat taman baca. Istri dari Steven Manoppo itu mengatakan, dirinya bekerja sebagai tukang batu bata sebelum membuka taman baca.
"Saat ini saya juga masih membantu suami untuk mengerjakan pembuatan batu bata, tapi karena saat ini sudah mengajar di Taman Kanak-kanak (TK), pada pagi hari dan pada sore hari memberikan bimbingan di taman baca jadi untuk membantu suami sudah tidak sering," ujar IRT berambut pendek itu.
Menurutnya, taman baca yang dibukanya berawal saat dirinya melakukan pekerjaan sebagai tukang batu bata. Dia melihat banyak anak-anak yang berada di daerah tempat tinggalnya sering bermain di selokan air.
"Awalnya saya lihat anak-anak sering bermain di selokan air yang kotor. Ada juga anak-anak sering mengeluarkan kata kotor. Mereka (anak-anak) bermain karena orang tuanya kerja membanting tulang dan akhirnya anak-anak tidak terkontrol lagi," jelas wanita kelahiran Manado, 20 November 1987 itu.
Melihat anak-anak itu, Ayu yang merupakan lulusan Sekolah Menegah Atas (SMA) itu mencari solusi agar mereka bisa terkontrol dan tidak jauh dari pendidikan, pelajaran, serta perilaku di lingkungan sekitar.
"Saya akhirnya membuka Taman Baca AIUEO pada awal Januari 2017. Dibuka dari Senin-Sabtu Pukul 15.00 Wita hingga 17.00 Wita. Jumlah terdata ada 70 anak," ujarnya.
Menurutnya, buku-buku didapatkan dari teman-teman dan dari masyarakat sekitar. Karena, saat membuka taman baca dia melakukan publikasi di media sosial (medsos) dan banyak yang merespons untuk menyumbangkan berbagai buku anak-anak.
"Tapi seringkali harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli buku-buku bagi anak-anak. Begitu juga dengan makan dan minuman yang akan diberikan kepada anak-anak setelah selesai belajar. Semua saya kerjakan dengan ikhlas dan semua untuk pendidikan anak-anak."
Suami Ayu, Steven Manoppo saat dimintai tanggapan terkait dibukanya taman baca mengatakan, awalnya tidak setuju. Tapi, akhirnya setuju saat diberi pemahaman oleh istri. Menurutnya, anak-anak tersebut sering bermain di selokan yang kotor. Apalagi jika hujan datang.
"Itu sangat membahayakan anak-anak tersebut. Dari situ saya mengerti dan sekarang sangat senang melihat anak-anak bisa belajar. Saya juga mendukung pekerjaan istri saya sebagai guru honor TK juga sebagai guru pembimbing di taman baca. Istri juga membantu saya membuat batu bata," katanya.
(zik)