Imam Priyono-Achmad Fadli Bawa Yogya Jadi Pusat Budaya Indonesia
A
A
A
YOGYAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meyakini pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli akan mampu membawa Kota Yogyakarta sebagai pusat budaya Indonesia. Pasangan nomor urut 1 di Pilkada Kota Yogyakarta itu jika diberikan kepercayaan rakyat untuk memimpin Yogja periode lima tahun mendatang dipastikan akan membangun dengan mengedepankan nilai-nilai kultural dan penuh dengan kreativitas, serta daya cipta.
Demikian disampaikan Hasto saat menghadiri acara Konsolidasi Relawan Jogja Bangkit dengan tema "Nyawiji Berjuang Mewujudkan Jogja Pusat Kebudayaan", di Gedung Mandala Baktiyasa, Yogyakarta, Senin (30/1/2017).
Turut mendampingi Hasto dalam kesempatan itu selain pasangan calon adalah Ketua DPP PDI Perjuangan Idham Samawi, Ketua DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta Bambang Praswanto, dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Eko Suwanto. Adapun relawan yang hadir sekitar 1.000 peserta dari berbagai komunitas di Yogyakarta.
"Yogyakarta harus jadi pusat pengembangan kebudayaan Jawa. Untuk itu, wajah budaya harus berbaur dengan nilai-nilai pendidikan dan pembangunan tata kota yang indah. Itu yang akan diwujudkan oleh pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli jika terpilih nanti," kata Hasto.
Secara khusus, Hasto menyampaikan instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar para kadernya yang diamanatkan memimpin daerah dalam pembangunannya mengedepankan budaya.
Dengan demikian, kekuasaan yang diemban semata-mata untuk membangun dengan mengedepankan budaya sehingga kekuasaan itu punya wajah keadaban.
Dalam konteks itu pula, PDI Perjuangan akan menggagas para kepala daerah yang punya prestasi baik dan daerahnya menonjol dari sisi budaya untuk bekerja sama agar bisa terkoneksi.
"Misalkan nanti Yogja bekerja sama dengan beberapa daerah di Bali, itu akan
pendidikan budaya di Yogja bisa lebih berkembang dan benar-benar menjadi pusat budaya Indonesia," timpalnya.
Dengan menjadikan Yogja sebagai pusat budaya, nantinya pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli akan memastikan terwujudnya tradisi kebudayaan yang mencerminkan bagaimana Pancasila hidup mengakar dalam keseharian masyarakat Yogyakarta yang dikenal sangat toleran, dan bergotong royong.
"Kami menaruh perhatian di Yogja ini, agar mereka yang ada di sini entah itu mereka yang belajar atau mereka bekerja, bisa merasajak wajah budaya Indonesia yang begitu menyejukkan," ungkap Hasto.
Dalam sambutannya, Hasto menyampaknan bahwa mereka para pejabat yang tertangkap KPK, yang terbaru hakim MK Patrialis Akbar, adalah karena lupa terhadap watak kekuasaannya. Kekuasaan yang harusnya menunjukkan wataknya untuk berpihak kepada rakyat malah untuk dirinya sendiri dan merusak tatanan hukum serta budaya.
Di situlah menurut Hasto penting dalam kepemimpinan untuk meletakkan dan mengedepankan budaya, 'memayu hayuning bawana' yakni memperindah alam yang sudah indah.
"Dan untuk mewujudkan itu butuh komitmen kita, dari dusun, RT/RW, harus berperan untuk itu. Dan pemimpin berperan mengajak semuanya berpartisipasi.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menyampaikan agar para relawan mau melakukan kerja politik meyakinkan rakyat untuk memilih pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli. Lakukan sosialisasi dari pintu ke pintu dan gethok tular untuk menyampaikan salam dari Presiden Jokowi dan Ibu Megawati Soekarnoputri tentang bagaimana pentingnya mensinergikan program pemerintah pusat dengan daerah.
"Sampaikan kepada rakyat Yogya bahwa kita akan lahirkan pemimpin yang tidak hanya bisa memberikan izin hotel saja. Tetapi kita berikan harapan akan hadirnya pemimpin yang memahami bagaimana kebutuhan warganya," ungkap Hasto.
"Sekarang rakyat Yogya tentu sudah banyak yang gelisah dengan kemacetan dimana-mana, Malioboro-nya sudah kotor, dulu banyak kreasi seninya tetapi sekarang hilang. Itu semua harus dikembalikan agar Yogya dibangun untuk betul-betul bergelora jadi pusat budaya Indonesia," pungkasnya.
Menguatkan pernyataan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Eko Suwanto yang juga Ketua Komisi A DPRD DIY menyampaikan bahwa kondisi Yogya saat ini memang semrawut, kemacetan dan banjir, termasuk genangan air dimana mana.
"Kita percaya dengan komitmen Imam Priyono dan Fadli yang akan wujudkan Yogya Pusat Kebudayaan yang ditandai dengan penataan tata ruang kota yang berkelanjutan, moratorium hotel, pembangunan ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan anak-anak belajar, seniman berkarya juga silaturahmi warga di kampung-kampung akan mengembalikan Yogya yang rapi, asri dan istimewa," katanya.
Demikian disampaikan Hasto saat menghadiri acara Konsolidasi Relawan Jogja Bangkit dengan tema "Nyawiji Berjuang Mewujudkan Jogja Pusat Kebudayaan", di Gedung Mandala Baktiyasa, Yogyakarta, Senin (30/1/2017).
Turut mendampingi Hasto dalam kesempatan itu selain pasangan calon adalah Ketua DPP PDI Perjuangan Idham Samawi, Ketua DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta Bambang Praswanto, dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Eko Suwanto. Adapun relawan yang hadir sekitar 1.000 peserta dari berbagai komunitas di Yogyakarta.
"Yogyakarta harus jadi pusat pengembangan kebudayaan Jawa. Untuk itu, wajah budaya harus berbaur dengan nilai-nilai pendidikan dan pembangunan tata kota yang indah. Itu yang akan diwujudkan oleh pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli jika terpilih nanti," kata Hasto.
Secara khusus, Hasto menyampaikan instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar para kadernya yang diamanatkan memimpin daerah dalam pembangunannya mengedepankan budaya.
Dengan demikian, kekuasaan yang diemban semata-mata untuk membangun dengan mengedepankan budaya sehingga kekuasaan itu punya wajah keadaban.
Dalam konteks itu pula, PDI Perjuangan akan menggagas para kepala daerah yang punya prestasi baik dan daerahnya menonjol dari sisi budaya untuk bekerja sama agar bisa terkoneksi.
"Misalkan nanti Yogja bekerja sama dengan beberapa daerah di Bali, itu akan
pendidikan budaya di Yogja bisa lebih berkembang dan benar-benar menjadi pusat budaya Indonesia," timpalnya.
Dengan menjadikan Yogja sebagai pusat budaya, nantinya pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli akan memastikan terwujudnya tradisi kebudayaan yang mencerminkan bagaimana Pancasila hidup mengakar dalam keseharian masyarakat Yogyakarta yang dikenal sangat toleran, dan bergotong royong.
"Kami menaruh perhatian di Yogja ini, agar mereka yang ada di sini entah itu mereka yang belajar atau mereka bekerja, bisa merasajak wajah budaya Indonesia yang begitu menyejukkan," ungkap Hasto.
Dalam sambutannya, Hasto menyampaknan bahwa mereka para pejabat yang tertangkap KPK, yang terbaru hakim MK Patrialis Akbar, adalah karena lupa terhadap watak kekuasaannya. Kekuasaan yang harusnya menunjukkan wataknya untuk berpihak kepada rakyat malah untuk dirinya sendiri dan merusak tatanan hukum serta budaya.
Di situlah menurut Hasto penting dalam kepemimpinan untuk meletakkan dan mengedepankan budaya, 'memayu hayuning bawana' yakni memperindah alam yang sudah indah.
"Dan untuk mewujudkan itu butuh komitmen kita, dari dusun, RT/RW, harus berperan untuk itu. Dan pemimpin berperan mengajak semuanya berpartisipasi.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menyampaikan agar para relawan mau melakukan kerja politik meyakinkan rakyat untuk memilih pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli. Lakukan sosialisasi dari pintu ke pintu dan gethok tular untuk menyampaikan salam dari Presiden Jokowi dan Ibu Megawati Soekarnoputri tentang bagaimana pentingnya mensinergikan program pemerintah pusat dengan daerah.
"Sampaikan kepada rakyat Yogya bahwa kita akan lahirkan pemimpin yang tidak hanya bisa memberikan izin hotel saja. Tetapi kita berikan harapan akan hadirnya pemimpin yang memahami bagaimana kebutuhan warganya," ungkap Hasto.
"Sekarang rakyat Yogya tentu sudah banyak yang gelisah dengan kemacetan dimana-mana, Malioboro-nya sudah kotor, dulu banyak kreasi seninya tetapi sekarang hilang. Itu semua harus dikembalikan agar Yogya dibangun untuk betul-betul bergelora jadi pusat budaya Indonesia," pungkasnya.
Menguatkan pernyataan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Eko Suwanto yang juga Ketua Komisi A DPRD DIY menyampaikan bahwa kondisi Yogya saat ini memang semrawut, kemacetan dan banjir, termasuk genangan air dimana mana.
"Kita percaya dengan komitmen Imam Priyono dan Fadli yang akan wujudkan Yogya Pusat Kebudayaan yang ditandai dengan penataan tata ruang kota yang berkelanjutan, moratorium hotel, pembangunan ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan anak-anak belajar, seniman berkarya juga silaturahmi warga di kampung-kampung akan mengembalikan Yogya yang rapi, asri dan istimewa," katanya.
(sms)