JR Saragih Bantu Dhani, Pria Sebatangkara yang Cacat Permanen
A
A
A
SIMALUNGUN - Dhani (22) hanya terbaring lemas tak berdaya di atas tempat tidurnya. Kedua tangannya telah diamputasi, kakinya yang kurus hanya terkulai lemah tak mampu dia gerakkan. Dhani adalah seorang pekerja buruh kasar di Nagori Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun yang tertimpa musibah akibat sengatan listrik beraliran tinggi saat bekerja. Musibah ini mengakibatkan pria yang hidup sebatangkara harus menyandang status cacat seumur hidupnya.
Kehidupan tragis Dhani ini menyebar di media sosial dan sempat masuk ke WhatsApp Messenger milik Bupati Simalungun JR Saragih Rabu 25 Januari. Bermodalkan informasi tersebut, JR merasa perlu segera melayani dan membantu Dhani untuk membangkitkan kembali semangat hidupnya.
Kadis Kesehatan dan Kadis Sosial Pemkab Simalungun dikumpulkan dan diajak untuk datang langsung menemui Dhani.
JR Saragih tak kuasa menahan kesedihannya begitu menyaksikan langsung kondisi Dhani yang kini tak mampu lagi melanjutkan perobatan.
Seketika itu juga dia meminta agar perobatan Dhani dilanjutkan dan menginstruksikan stafnya untuk membawa Dhani ke RSUP Adam Malik Medan.
"Setelah dari RSUP Adam Malik, baru dapat kita lihat proses selanjutnya seperti apa. Dhani ini telah divonis menyandang cacat seumur hidup," kata JR sembari menahan air matanya saat diwawancara wartawan.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Simalungun akan memberikan bantuan rutin berupa dana sosial sebanyak Rp2 juta per bulan untuk Dhani. Dana tersebut, dapat dipergunakan untuk biaya hidupnya.
Tak hanya itu, JR Saragih pun secara pribadi mendonasikan uang senilai Rp10 juta untuk bantu perobatan.
Saat ini Dhani diasuh dan tinggal di rumah orangtua angkatnya Parianto dan Ratna Dewi. Berdasarkan penuturan orangtua angkatnya, Dhani adalah anak yatim piatu yang sebatangkara dan sering menghabiskan waktunya untuk menjaga masjid. Sedangkan untuk kebutuhan hidupnya, Dhani biasa bekerja serabutan sebagai buruh.
Sementara itu, Pangulu Karang Anyer Sumari, menjelaskan, saat ditimpa musibah, Dhani sedang memasang tratak di Desa Sumber Jaya pada November 2016 lalu.
Saat itu pula dirinya tersengat listrik. Memang diakui, saat kejadian tersebut, Dhani tidak langsung di bawa rumah sakit karena keterbatasan dana.
Setelah beberapa hari kemudian baru dirujuk ke RSUP Adam Malik, Medan. Dhani sempat menjalani pengobatan sebanyak dua kali dalam seminggu. Akan tetapi, sekarang sudah tidak lagi dilakukan karena terkendala dengan pembiayaan.
"Untuk itu, saya atas nama Pemerintah Nagori mengucapkan terima kasih ke Bapak JR Saragih baik atas nama pribadi maupun Pemerintah Kabupaten Simalungun berkenan menanggung segala biaya pengobatan dan biaya hidupnya. Tanpa pandang bulu. Semua warga dibantunya," timpal Sumari.
Kehidupan tragis Dhani ini menyebar di media sosial dan sempat masuk ke WhatsApp Messenger milik Bupati Simalungun JR Saragih Rabu 25 Januari. Bermodalkan informasi tersebut, JR merasa perlu segera melayani dan membantu Dhani untuk membangkitkan kembali semangat hidupnya.
Kadis Kesehatan dan Kadis Sosial Pemkab Simalungun dikumpulkan dan diajak untuk datang langsung menemui Dhani.
JR Saragih tak kuasa menahan kesedihannya begitu menyaksikan langsung kondisi Dhani yang kini tak mampu lagi melanjutkan perobatan.
Seketika itu juga dia meminta agar perobatan Dhani dilanjutkan dan menginstruksikan stafnya untuk membawa Dhani ke RSUP Adam Malik Medan.
"Setelah dari RSUP Adam Malik, baru dapat kita lihat proses selanjutnya seperti apa. Dhani ini telah divonis menyandang cacat seumur hidup," kata JR sembari menahan air matanya saat diwawancara wartawan.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Simalungun akan memberikan bantuan rutin berupa dana sosial sebanyak Rp2 juta per bulan untuk Dhani. Dana tersebut, dapat dipergunakan untuk biaya hidupnya.
Tak hanya itu, JR Saragih pun secara pribadi mendonasikan uang senilai Rp10 juta untuk bantu perobatan.
Saat ini Dhani diasuh dan tinggal di rumah orangtua angkatnya Parianto dan Ratna Dewi. Berdasarkan penuturan orangtua angkatnya, Dhani adalah anak yatim piatu yang sebatangkara dan sering menghabiskan waktunya untuk menjaga masjid. Sedangkan untuk kebutuhan hidupnya, Dhani biasa bekerja serabutan sebagai buruh.
Sementara itu, Pangulu Karang Anyer Sumari, menjelaskan, saat ditimpa musibah, Dhani sedang memasang tratak di Desa Sumber Jaya pada November 2016 lalu.
Saat itu pula dirinya tersengat listrik. Memang diakui, saat kejadian tersebut, Dhani tidak langsung di bawa rumah sakit karena keterbatasan dana.
Setelah beberapa hari kemudian baru dirujuk ke RSUP Adam Malik, Medan. Dhani sempat menjalani pengobatan sebanyak dua kali dalam seminggu. Akan tetapi, sekarang sudah tidak lagi dilakukan karena terkendala dengan pembiayaan.
"Untuk itu, saya atas nama Pemerintah Nagori mengucapkan terima kasih ke Bapak JR Saragih baik atas nama pribadi maupun Pemerintah Kabupaten Simalungun berkenan menanggung segala biaya pengobatan dan biaya hidupnya. Tanpa pandang bulu. Semua warga dibantunya," timpal Sumari.
(sms)