Jusuf Kalla dan Deddy Mizwar Puji Jembatan Pelangi
A
A
A
BANDUNG - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) meresmikan flyover Antapani atau Jembatan Pelangi di Kota Bandung, Selasa (24/1/2017) siang. JK pun memuji jembatan tersebut karena memiliki beragam kelebihan.
"Ini ikut (jargon) saya rupanya, ikut saya lebih baik, lebih murah, lebih cepat. Kalau ada barang yang lebih cepat, lebih murah, apalagi yang kita pilih," kata JK.
Dari segi biaya, pembangunan Jembatan Pelangi hanya menelan biaya sekira Rp35 miliar karena menggunakan metode khusus. Padahal jembatan tersebut idealnya membutuhkan dana lebih dari Rp100 miliar jika menggunakan metode biasa. Dari segi pengerjaan, waktunya juga cukup singkat yaitu hanya enam bulan. Sementara dengan metode biasa, pengerjaannya bisa mencapai setahun.
"Walaupun dari segi anggaran kecil, tapi manfaatnya besar, dan ini jadi contoh. Begitu ini selesai, semua pembangunan flyover di kabupaten/kota lain harus dengan teknologi (tapi) murah seperti ini," jelas JK.
Sementara soal nama Jembatan Pelangi yang diusulkan Wali Kota Bandung, JK menyatakan setuju. "Tadi karena diminta nama, saya setuju namanya Jembatan Pelangi," ucap JK.
JK pun menyampaikan permintaan khusus pada pria yang akrab disapa Emil itu. Sesuai namanya Jembatan Pelangi, maka harus ada lampu berwarna pelangi yang menyala saat malam hari di lokasi. Tapi Emil menjawab hal itu sudah terpasang. "Oh sudah ya," tanya JK yang dijawab anggukan kepala Emil.
Emil mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang sudah menerapkan metode corrugated mortarbusa pusjatan (CMP) pada jembatan tersebut. Dia pun berterima kasih pada JK yang bersedia datang dan meresmikan secara langsung.
Dihadapan JK, mewakili warga Bandung, Emil mengaku bangga dengan jembatan tersebut. Dia pun mengungkap, jembatan tersebut cukup ikonik dan jadi sasaran warga untuk berfoto karena keunikan desainnya. "Belum diresmikan pun orang foto-foto sudah ribuan di sini," tutur Emil.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar juga mengungkap rasa bangga atas selesainya pembangunan jembatan tersebut. "Ini tidak hanya jadi kebanggaan warga Bandung, tapi juga Jawa Barat dan Indonesia karena ini proyek pertama yang menggunakan rancang bangun baja bergelombang," paparnya.
"Ini ikut (jargon) saya rupanya, ikut saya lebih baik, lebih murah, lebih cepat. Kalau ada barang yang lebih cepat, lebih murah, apalagi yang kita pilih," kata JK.
Dari segi biaya, pembangunan Jembatan Pelangi hanya menelan biaya sekira Rp35 miliar karena menggunakan metode khusus. Padahal jembatan tersebut idealnya membutuhkan dana lebih dari Rp100 miliar jika menggunakan metode biasa. Dari segi pengerjaan, waktunya juga cukup singkat yaitu hanya enam bulan. Sementara dengan metode biasa, pengerjaannya bisa mencapai setahun.
"Walaupun dari segi anggaran kecil, tapi manfaatnya besar, dan ini jadi contoh. Begitu ini selesai, semua pembangunan flyover di kabupaten/kota lain harus dengan teknologi (tapi) murah seperti ini," jelas JK.
Sementara soal nama Jembatan Pelangi yang diusulkan Wali Kota Bandung, JK menyatakan setuju. "Tadi karena diminta nama, saya setuju namanya Jembatan Pelangi," ucap JK.
JK pun menyampaikan permintaan khusus pada pria yang akrab disapa Emil itu. Sesuai namanya Jembatan Pelangi, maka harus ada lampu berwarna pelangi yang menyala saat malam hari di lokasi. Tapi Emil menjawab hal itu sudah terpasang. "Oh sudah ya," tanya JK yang dijawab anggukan kepala Emil.
Emil mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang sudah menerapkan metode corrugated mortarbusa pusjatan (CMP) pada jembatan tersebut. Dia pun berterima kasih pada JK yang bersedia datang dan meresmikan secara langsung.
Dihadapan JK, mewakili warga Bandung, Emil mengaku bangga dengan jembatan tersebut. Dia pun mengungkap, jembatan tersebut cukup ikonik dan jadi sasaran warga untuk berfoto karena keunikan desainnya. "Belum diresmikan pun orang foto-foto sudah ribuan di sini," tutur Emil.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar juga mengungkap rasa bangga atas selesainya pembangunan jembatan tersebut. "Ini tidak hanya jadi kebanggaan warga Bandung, tapi juga Jawa Barat dan Indonesia karena ini proyek pertama yang menggunakan rancang bangun baja bergelombang," paparnya.
(wib)