Disegel Desa Adat Serangan, Ini Kondisi Tempat Wisata Dolpin Lodge
A
A
A
DENPASAR - Sudah tiga hari ini tempat wisata Dolpin Lodge di Pulau Serangan tidak beroperasi. Seperti diketahui bahwa perusahaan tersebut telah disegel oleh Desa Adat Serangan pada Rabu 18 Januari 2017 lalu.
Perusahaan itu sendiri memiliki sembilan ekor lumba-lumba. Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, I Ketut Catur Marbawa mengatakan, kondisi lumba-lumba yang dimiliki Dolpin Lodge saat ini masih aman.
Pihaknya mengaku telah bersurat kepada Desa Adat Serangan untuk bisa tetap diizikan untuk memberi makan dan mengurus lumba-lumba itu.
"Kemarin kami sudah bersurat kepada mereka untuk diizinkan untuk memberi makan lumba-lumba ini. Memang atraksi lumba-lumba itu saat ini tidak ada karena sudah disegel oleh desa adat," terangnya di Denpasar, Jumat (20/1/2017).
Dia menjelaskan, pihaknya bersama perusahaan tersebut masih akan tetap merawat hewan laut tersebut.
"Hewan itu masih tetap dalam pengawasan kami dan milik perusahaan itu. Dan kondisinya saat ini mereka semuanya sehat-sehat saja," paparnya.
Dikabarkan sebelumnya bahwa pihak perusahaan belum memperpanjang kontrak dengan Desa Adat Serangan yang sebenarnya. Masa kontrak perusahaan tersebut dengan pihak desa adat sudah habis sejak akhir Desember 2016 lalu.
Perusahaan itu sendiri memiliki sembilan ekor lumba-lumba. Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, I Ketut Catur Marbawa mengatakan, kondisi lumba-lumba yang dimiliki Dolpin Lodge saat ini masih aman.
Pihaknya mengaku telah bersurat kepada Desa Adat Serangan untuk bisa tetap diizikan untuk memberi makan dan mengurus lumba-lumba itu.
"Kemarin kami sudah bersurat kepada mereka untuk diizinkan untuk memberi makan lumba-lumba ini. Memang atraksi lumba-lumba itu saat ini tidak ada karena sudah disegel oleh desa adat," terangnya di Denpasar, Jumat (20/1/2017).
Dia menjelaskan, pihaknya bersama perusahaan tersebut masih akan tetap merawat hewan laut tersebut.
"Hewan itu masih tetap dalam pengawasan kami dan milik perusahaan itu. Dan kondisinya saat ini mereka semuanya sehat-sehat saja," paparnya.
Dikabarkan sebelumnya bahwa pihak perusahaan belum memperpanjang kontrak dengan Desa Adat Serangan yang sebenarnya. Masa kontrak perusahaan tersebut dengan pihak desa adat sudah habis sejak akhir Desember 2016 lalu.
(sms)