Pemilihan Lurah Desa di Bantul Diwarnai Aksi Amuk Massa
A
A
A
BANTUL - Pelaksanaan pemilihan lurah desa (Pilurdes) di Kabupaten Bantul yang dilakukan secara serentak oleh 22 desa pada Minggu (23/10/2016) kemarin diwarnai aksi amuk massa pendukung calon lurah. Untuk menghindari keributan Bupati Bantul Suharsono meminta aparat keamanan termasuk camat untuk antisipasi keributan pascapemilihan.
Pantauan di lapangan, massa pendukung salah satu calon lurah di Dusun Dodokan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo mengamuk dengan membakar bangunan warung bakso dan mie ayam milik Tuyo, warga setempat.
Aksi amuk massa yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB itu disulut kemarahan mereka bahwa Tuyo yang juga ketua RT 03 itu semula mendukung calon lurah Puryatno dari dusun setempat, namun ditengah perjalanan ditengarai Tuyo berbalik arah mendukung calon lain dan juga mempengaruhi warganya.
"Warga kecewa, dia itu jabat RT, seperti gembosi suara orang sini," ucap Galih, warga yang ditemui di lokasi.
Sebelum aksi perusakan dan pembakaran itu terjadi, warung milik Toyo pun sempat buka seperti biasa. Namun, begitu massa yang berkumpul tak jauh dari lokasi cukup banyak warung, itu pun cepat-cepat ditutup dan ditinggalkan kosong.
Massa yang sudah terbakar emosi karena calon mereka kalah pun semakin bertambah banyak lantas mendekat ke warung milik Toyo dan bersama-sama merusak warung tersebut.
Setelah roboh, warung pun dibakar. Tak hanya warung milik Toyo, satu warung angkringan yang ada dusun setempat juga dirusak dan dirobohkan massa karena pemilik warung yang dicurigai mendukung calon dari dusun lain.
"Warga marah karena sebelumnya warga sini menyatakan kompak dukung calon yang asli Dodokan," kata seorang warga yang mengaku masih saudara dengan pemilik warung.
Dalam pemilihan kemarin pun, dari lima orang calon yang maju dalam Pilurdes di Desa Jatimulyo, Puryatno seorang calon dari Dusun Dodokan rupanya kalah dengan calon lain selisih 42 suara.
Kapolsek Dlingo AKP Amir Machmud saat dikonfirmasi menyampaikan dari perhitungan di tingkat desa, calon dari Dusun Dodokan kalah. Untuk mengantisipasi kejadian yang lebih besar, pihaknya pun berjaga dengan memperketat pengamanan.
"Lokasi warungnya itu di tepi jalan, bukan di pekarangan sendiri, atas perusakan yang terjadi bila pemiliknya melapor kita baru akan tindaklanjuti (proses hukum)," katanya.
Dalam pelaksanaan Pilurdes kemarin Bupati Bantul Suharsono yang melakukan peninjauan menyampaikan, pihaknya sebelum pelaksanaan Pilurdes sudah bertemu dengan para calon, begitu juga setelah pemilihan nantinya lurah terpilih akan dia dikumpulkan.
Pihaknya menyatakan sejak awal sudah menyampaikan kepada para calon akan menindaktegas bila sampai terjadi keributan.
"Misalnya sampai para calon ada yang berantem, tak corek semua. Tak wanti-wanti kemarin," tegasnya saat melakukan peninjauan di Desa Jatimulyo.
Pascaproses pemilihan kemarin, Suharsono pun meminta kepada aparat kepolisian termasuk Camat untuk waspada dan antisipasi terjadinya permasalahan pasca pemilihan. Sebab, tidak menutup kemungkinan, bagi pendukung calon yang menang akan merayakan kemenangan, namun disisi lain, ada pendukung yang calonnya kalah sehingga perlu langkah antisipasi jangan sampai terjadi keributan. "Antisipasi pasca pemilihan harus dilakukan," tandasnya.
Selain persoalan amuk massa pendukung calon lurah di Dusun Dodokan, Desa Jatimulyo, Dlingo, rupanya di Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, terjadi kejadian kehadiran pemilih yang sangat minim terutama di tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pilurdes kemarin.
Hal itu diduga karena terjadi pemindahan TPS 66,67 dan 68 secara mendadak yang semula dari komplek Lanud Adi Sutjipto berpindah ke halaman kantor Kelurahan Banguntapan.
Pantauan di lapangan, massa pendukung salah satu calon lurah di Dusun Dodokan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo mengamuk dengan membakar bangunan warung bakso dan mie ayam milik Tuyo, warga setempat.
Aksi amuk massa yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB itu disulut kemarahan mereka bahwa Tuyo yang juga ketua RT 03 itu semula mendukung calon lurah Puryatno dari dusun setempat, namun ditengah perjalanan ditengarai Tuyo berbalik arah mendukung calon lain dan juga mempengaruhi warganya.
"Warga kecewa, dia itu jabat RT, seperti gembosi suara orang sini," ucap Galih, warga yang ditemui di lokasi.
Sebelum aksi perusakan dan pembakaran itu terjadi, warung milik Toyo pun sempat buka seperti biasa. Namun, begitu massa yang berkumpul tak jauh dari lokasi cukup banyak warung, itu pun cepat-cepat ditutup dan ditinggalkan kosong.
Massa yang sudah terbakar emosi karena calon mereka kalah pun semakin bertambah banyak lantas mendekat ke warung milik Toyo dan bersama-sama merusak warung tersebut.
Setelah roboh, warung pun dibakar. Tak hanya warung milik Toyo, satu warung angkringan yang ada dusun setempat juga dirusak dan dirobohkan massa karena pemilik warung yang dicurigai mendukung calon dari dusun lain.
"Warga marah karena sebelumnya warga sini menyatakan kompak dukung calon yang asli Dodokan," kata seorang warga yang mengaku masih saudara dengan pemilik warung.
Dalam pemilihan kemarin pun, dari lima orang calon yang maju dalam Pilurdes di Desa Jatimulyo, Puryatno seorang calon dari Dusun Dodokan rupanya kalah dengan calon lain selisih 42 suara.
Kapolsek Dlingo AKP Amir Machmud saat dikonfirmasi menyampaikan dari perhitungan di tingkat desa, calon dari Dusun Dodokan kalah. Untuk mengantisipasi kejadian yang lebih besar, pihaknya pun berjaga dengan memperketat pengamanan.
"Lokasi warungnya itu di tepi jalan, bukan di pekarangan sendiri, atas perusakan yang terjadi bila pemiliknya melapor kita baru akan tindaklanjuti (proses hukum)," katanya.
Dalam pelaksanaan Pilurdes kemarin Bupati Bantul Suharsono yang melakukan peninjauan menyampaikan, pihaknya sebelum pelaksanaan Pilurdes sudah bertemu dengan para calon, begitu juga setelah pemilihan nantinya lurah terpilih akan dia dikumpulkan.
Pihaknya menyatakan sejak awal sudah menyampaikan kepada para calon akan menindaktegas bila sampai terjadi keributan.
"Misalnya sampai para calon ada yang berantem, tak corek semua. Tak wanti-wanti kemarin," tegasnya saat melakukan peninjauan di Desa Jatimulyo.
Pascaproses pemilihan kemarin, Suharsono pun meminta kepada aparat kepolisian termasuk Camat untuk waspada dan antisipasi terjadinya permasalahan pasca pemilihan. Sebab, tidak menutup kemungkinan, bagi pendukung calon yang menang akan merayakan kemenangan, namun disisi lain, ada pendukung yang calonnya kalah sehingga perlu langkah antisipasi jangan sampai terjadi keributan. "Antisipasi pasca pemilihan harus dilakukan," tandasnya.
Selain persoalan amuk massa pendukung calon lurah di Dusun Dodokan, Desa Jatimulyo, Dlingo, rupanya di Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, terjadi kejadian kehadiran pemilih yang sangat minim terutama di tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pilurdes kemarin.
Hal itu diduga karena terjadi pemindahan TPS 66,67 dan 68 secara mendadak yang semula dari komplek Lanud Adi Sutjipto berpindah ke halaman kantor Kelurahan Banguntapan.
(sms)