Pengikut Dimas Kanjeng Asal Kabupaten Cirebon Belum Kembali
A
A
A
CIREBON - Sejumlah pengikut Guru Besar Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, berasal dari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sebagian di antara mereka belum kembali.
Berdasarkan informasi, setidaknya ada 175 warga Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, yang tersebar di dua desa yakni Desa Tegalgubug Lor dan Desa Tegalgubug Kidul yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Sebagian di antara mereka tak kembali ke desa masing-masing, sekalipun Dimas Kanjeng ditahan.
Kuwu (Kepala Desa) Tegalgubug Lor Suyitno mengakui keberadaan para pengikut Dimas Kanjeng asal desanya. Meski begitu, sejauh ini belum pernah ada laporan soal kerugian sehingga tak ada tindakan apa pun dari pihaknya. "Memang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu, tapi saya diam dulu dan baru akan bergerak kalau memang ada yang melapor karena merasa dirugikan," ujarnya, Senin (3/10/2016).
Dia mengungkapkan, ada sepasang suami istri di desa tersebut yang telah berguru kepada Dimas Kanjeng sejak lima tahun lalu dan hingga kini belum kembali. Meski belum ada laporan kerugian, mengamati perkembangan kasus tersebut, dia berjanji berkoordinasi dengan instansi terkait bila diharuskan adanya suatu tindakan.
"Kami menunggu perkembangan situasi lebih jauh."
Sementara itu, di Desa Tegalgubug Kidul diketahui adanya satu kelompok pengajian khusus pengikut Dimas Kanjeng. Aktivitas berupa pengajian dilakukan di rumah milik keluarga Ma'ani setiap Sabtu malam. Saat ini, suami dari Ma'ani masih berada di Probolinggo.
Ma'ani semula enggan membuka koneksinya soal Dimas Kanjeng. Namun akhirnya dia mengungkap kondisi suaminya saat ini baik-baik saja di Probolinggo. Namun, dia belum memperoleh kabar rencana kepulangan sang suami.
"Pengajian di sini tak terlalu banyak diikuti orang kok, kadang hanya keluarga saja. Tapi, kalau ada warga dari daerah lain di Jawa Barat yang mengaji di sini ya jadinya banyak."
Dia menilai hal itu wajar karena hanya rumahnyalah yang menjadi satu-satunya lokasi pengajian khusus Dimas Kanjeng di Kabupaten Cirebon. Bahkan, di kota tetangga seperti Kota Cirebon pun, tuturnya, ada rumah yang dilokalisir sebagai tempat pengajian pengikut Dimas Kanjeng. Hanya, dia mengaku tak mengetahui lokasinya.
Ma'ani mengelak anggapan aktivitas pengajian itu merupakan cara rekrutmen pengikut Dimas Kanjeng. Apalagi, adanya syarat mahar sebelum menjadi pengikut.
Berdasarkan informasi, setidaknya ada 175 warga Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, yang tersebar di dua desa yakni Desa Tegalgubug Lor dan Desa Tegalgubug Kidul yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Sebagian di antara mereka tak kembali ke desa masing-masing, sekalipun Dimas Kanjeng ditahan.
Kuwu (Kepala Desa) Tegalgubug Lor Suyitno mengakui keberadaan para pengikut Dimas Kanjeng asal desanya. Meski begitu, sejauh ini belum pernah ada laporan soal kerugian sehingga tak ada tindakan apa pun dari pihaknya. "Memang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu, tapi saya diam dulu dan baru akan bergerak kalau memang ada yang melapor karena merasa dirugikan," ujarnya, Senin (3/10/2016).
Dia mengungkapkan, ada sepasang suami istri di desa tersebut yang telah berguru kepada Dimas Kanjeng sejak lima tahun lalu dan hingga kini belum kembali. Meski belum ada laporan kerugian, mengamati perkembangan kasus tersebut, dia berjanji berkoordinasi dengan instansi terkait bila diharuskan adanya suatu tindakan.
"Kami menunggu perkembangan situasi lebih jauh."
Sementara itu, di Desa Tegalgubug Kidul diketahui adanya satu kelompok pengajian khusus pengikut Dimas Kanjeng. Aktivitas berupa pengajian dilakukan di rumah milik keluarga Ma'ani setiap Sabtu malam. Saat ini, suami dari Ma'ani masih berada di Probolinggo.
Ma'ani semula enggan membuka koneksinya soal Dimas Kanjeng. Namun akhirnya dia mengungkap kondisi suaminya saat ini baik-baik saja di Probolinggo. Namun, dia belum memperoleh kabar rencana kepulangan sang suami.
"Pengajian di sini tak terlalu banyak diikuti orang kok, kadang hanya keluarga saja. Tapi, kalau ada warga dari daerah lain di Jawa Barat yang mengaji di sini ya jadinya banyak."
Dia menilai hal itu wajar karena hanya rumahnyalah yang menjadi satu-satunya lokasi pengajian khusus Dimas Kanjeng di Kabupaten Cirebon. Bahkan, di kota tetangga seperti Kota Cirebon pun, tuturnya, ada rumah yang dilokalisir sebagai tempat pengajian pengikut Dimas Kanjeng. Hanya, dia mengaku tak mengetahui lokasinya.
Ma'ani mengelak anggapan aktivitas pengajian itu merupakan cara rekrutmen pengikut Dimas Kanjeng. Apalagi, adanya syarat mahar sebelum menjadi pengikut.
(zik)