Begini Aksi Polwan Cantik Bersepeda Bubarkan Pelajar Nongkrong
A
A
A
SEMARANG - Ratusan pelajar di sekitaran Taman Menteri Supeno Kota Semarang kocar-kacir ketika sejumlah polisi wanita (polwan) mendatanganinya, Kamis (15/9/2016). Polwan itu menyuruh mereka bubar karena nongkrong di pinggir jalan sepulang sekolah.
Polwan itu berasal dari Unit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa) Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang. Dengan bersepeda, beberapa polwan menyisir Jalan Pandanaran di sekitaran Stadion Mugas Semarang untuk menjelang pukul 16.00 WIB, atau beberapa saat setelah para siswa pulang sekolah.
Pantauan Koran SINDO di lokasi, saat itu ratusan pelajar memang memadati pinggiran jalan hingga ke bundaran Taman Menteri Supeno alias Taman KB.
Usai keluar sekolah, sebagian besar tidak langsung pulang. Melainkan kongkow di pinggir jalan, di antara sepeda motor yang mereka parkir di jalanan.
“Ayo langsung pulang ke rumah, tidak nongkrong-nongkrong,” kata Ipda Widiastuti salah satu Polwan yang ikut kegiatan tersebut.
Beberapa pelajar memang menurut, namun tak sedikit yang pura-pura menstater sepeda motornya, lalu kembali kongkow.
Para polwan memang cukup kerepotan menertibkan semuanya, mengingat banyaknya pelajar yang nongkrong tidak sebanding dengan petugas.
Di lokasi itu memang berjajar kendaraan roda dua maupun roda empat yang diparkir. Di situ ada dua sekolah, yakni SMK N 4 Semarang dan SMA 1 Semarang. Kendaran-kendaraan itu adalah milik para pelajar yang diparkir di luar sekolah.
Aksi polwan di tengah hiruk pikuk jalanan itu membuat beberapa pelajar maupun pengguna jalan tampak panik.
Beberapa di antara mereka yang terlihat tak mengenakan helm saat berkendara, terlihat putar balik arah mengindari rombongan polwan bersepeda.
Pada kegiatan itu, selain polisi, terlihat juga petugas dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Kepala Unit Dikyasa Sat Lantas Polrestabes Semarang, AKP Sri Ningsih Iriyani, mengatakan kegiatan patroli gabungan itu salah satunya dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tawuran pelajar.
“Sebelumnya pernah terjadi miss komunikasi antar sekolah (hingga terjadi tawuran), kami berusaha mengantisipasi,” kata Ningsih.
Pada kegiatan itu, para Polwan memberikan sosialisasi kepada para pelajar soal SIM, larangan knalpot brong hingga ban kecil tidak sesuai standar.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Parkir Dishubkominfo Kota Semarang, Danang Kurniawan, mengatakan ke depan ada rencana penataan parkir di kawasan Taman KB tersebut. Salah satu sebabnya memang mengantisipasi kemacetan.
“Selama nggak ada rambu larangan, memang diperbolehkan (parkir). Nanti akan ada penataan parkir,” ungkapnya.
Kepala Seksi Analisa dan Pengembangan Disdik Kota Semarang, Sapto Budi Utomo, menyebut pihaknya mendukung tindakan tegas berupa tilang jika ada pelajar yang tidak mempunyai SIM namun sudah membawa kendaraan bermotor sendiri.
“Secara ketentuan kan soal umur (SIM). Kami terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian soal ini,” tandasnya.
Polwan itu berasal dari Unit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa) Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang. Dengan bersepeda, beberapa polwan menyisir Jalan Pandanaran di sekitaran Stadion Mugas Semarang untuk menjelang pukul 16.00 WIB, atau beberapa saat setelah para siswa pulang sekolah.
Pantauan Koran SINDO di lokasi, saat itu ratusan pelajar memang memadati pinggiran jalan hingga ke bundaran Taman Menteri Supeno alias Taman KB.
Usai keluar sekolah, sebagian besar tidak langsung pulang. Melainkan kongkow di pinggir jalan, di antara sepeda motor yang mereka parkir di jalanan.
“Ayo langsung pulang ke rumah, tidak nongkrong-nongkrong,” kata Ipda Widiastuti salah satu Polwan yang ikut kegiatan tersebut.
Beberapa pelajar memang menurut, namun tak sedikit yang pura-pura menstater sepeda motornya, lalu kembali kongkow.
Para polwan memang cukup kerepotan menertibkan semuanya, mengingat banyaknya pelajar yang nongkrong tidak sebanding dengan petugas.
Di lokasi itu memang berjajar kendaraan roda dua maupun roda empat yang diparkir. Di situ ada dua sekolah, yakni SMK N 4 Semarang dan SMA 1 Semarang. Kendaran-kendaraan itu adalah milik para pelajar yang diparkir di luar sekolah.
Aksi polwan di tengah hiruk pikuk jalanan itu membuat beberapa pelajar maupun pengguna jalan tampak panik.
Beberapa di antara mereka yang terlihat tak mengenakan helm saat berkendara, terlihat putar balik arah mengindari rombongan polwan bersepeda.
Pada kegiatan itu, selain polisi, terlihat juga petugas dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Kepala Unit Dikyasa Sat Lantas Polrestabes Semarang, AKP Sri Ningsih Iriyani, mengatakan kegiatan patroli gabungan itu salah satunya dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tawuran pelajar.
“Sebelumnya pernah terjadi miss komunikasi antar sekolah (hingga terjadi tawuran), kami berusaha mengantisipasi,” kata Ningsih.
Pada kegiatan itu, para Polwan memberikan sosialisasi kepada para pelajar soal SIM, larangan knalpot brong hingga ban kecil tidak sesuai standar.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Parkir Dishubkominfo Kota Semarang, Danang Kurniawan, mengatakan ke depan ada rencana penataan parkir di kawasan Taman KB tersebut. Salah satu sebabnya memang mengantisipasi kemacetan.
“Selama nggak ada rambu larangan, memang diperbolehkan (parkir). Nanti akan ada penataan parkir,” ungkapnya.
Kepala Seksi Analisa dan Pengembangan Disdik Kota Semarang, Sapto Budi Utomo, menyebut pihaknya mendukung tindakan tegas berupa tilang jika ada pelajar yang tidak mempunyai SIM namun sudah membawa kendaraan bermotor sendiri.
“Secara ketentuan kan soal umur (SIM). Kami terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian soal ini,” tandasnya.
(sms)