Ikatan Mahasiswa Papua Sulut: NKRI Belum Final!
A
A
A
MANADO - Pengurus Badan Pengurus Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) Provinsi Sulut menyatakan, NKRI masih belum final bagi orang Papua.
"Kami tidak bisa katakan NKRI harga mati sampai saat ini, karena pada kenyataannya banyak yang melanggar oleh Negara terhadap masalah hak asasi manusia di Papua," tulis Badan Pengurus IMIPA Sulut Etinus Koyoga bersama Tim Klarifikasi Atamus Kepno dan Eiron Wenda, Selasa (9/8/2016).
Lebih lanjut, IMIPA Sulut menyatakan, pihaknya tidak mengecam keras gelombang gerakan perjuangan hak dan nasib orang Papua, karena ideologi orang Papua sangat beda dengan ideologi Negara Indonesia.
Pernyataan ini diungkapkan sebagai jawaban atas berita Sindonews, pada 23 Juli 2016, yang berjudul Mahasiswa Papua di Sulut Sebut NKRI Harga Mati.
Lebih jauh, Badan Pengurus IMIPA di Sulut menghargai, dan menghormati, dalam rangka momentum HUT Kemerdekaan RI ke-71 pada 17 Agustus 2016. Namun, pihaknya tidak akan memaksakan anggotanya untuk upacara.
"Mau ikut upacara atau tidak, itu bukan urusan IMIPA," terangnya.
Badan Pengurus IMIPA Sulut juga mengimbau kepada siapa saja yang tidak tahu sebenarnya tentang persoalan Papua, agar jangan menghasut mahasiswa Papua yang ada di Sulut.
"Kalau mempermainkan informasi seperti ini, maka dampaknya bisa melahirkan konflik baru di daerah ini," ungkapnya.
Dijelaskan, Badan Pengurus IMIPA Sulut merupakan organisasi mahasiswa Papua yang mewadahi seluruh mahasiswa Papua atau Organisasi Mahasiswa Papua di Sulut.
"Jika ingin berbicara tentang masalah Papua, masalah orang Papua, masalah nasib orang Papua, dan perkembangan masalah Papua, harus datang ke asrama kami, Kamasan V, Kelurahan Bahu Manado," tegasnya.
"Kami tidak bisa katakan NKRI harga mati sampai saat ini, karena pada kenyataannya banyak yang melanggar oleh Negara terhadap masalah hak asasi manusia di Papua," tulis Badan Pengurus IMIPA Sulut Etinus Koyoga bersama Tim Klarifikasi Atamus Kepno dan Eiron Wenda, Selasa (9/8/2016).
Lebih lanjut, IMIPA Sulut menyatakan, pihaknya tidak mengecam keras gelombang gerakan perjuangan hak dan nasib orang Papua, karena ideologi orang Papua sangat beda dengan ideologi Negara Indonesia.
Pernyataan ini diungkapkan sebagai jawaban atas berita Sindonews, pada 23 Juli 2016, yang berjudul Mahasiswa Papua di Sulut Sebut NKRI Harga Mati.
Lebih jauh, Badan Pengurus IMIPA di Sulut menghargai, dan menghormati, dalam rangka momentum HUT Kemerdekaan RI ke-71 pada 17 Agustus 2016. Namun, pihaknya tidak akan memaksakan anggotanya untuk upacara.
"Mau ikut upacara atau tidak, itu bukan urusan IMIPA," terangnya.
Badan Pengurus IMIPA Sulut juga mengimbau kepada siapa saja yang tidak tahu sebenarnya tentang persoalan Papua, agar jangan menghasut mahasiswa Papua yang ada di Sulut.
"Kalau mempermainkan informasi seperti ini, maka dampaknya bisa melahirkan konflik baru di daerah ini," ungkapnya.
Dijelaskan, Badan Pengurus IMIPA Sulut merupakan organisasi mahasiswa Papua yang mewadahi seluruh mahasiswa Papua atau Organisasi Mahasiswa Papua di Sulut.
"Jika ingin berbicara tentang masalah Papua, masalah orang Papua, masalah nasib orang Papua, dan perkembangan masalah Papua, harus datang ke asrama kami, Kamasan V, Kelurahan Bahu Manado," tegasnya.
(san)