Pleno Penetapan Bupati Muna Ricuh, Kantor KPU Diserbu Massa
A
A
A
KENDARI - Unjuk rasa menolak putusan Mahkamah Konstitusi terkait perselisihan hasil pemilihan (PHP) Pilkada Muna di halaman kantor KPU Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Senin sore (1/8/2016) berlangsung ricuh. Saling hantam tak terhindarkan saat ratusan pengunjuk rasa menerobos barisan barikade aparat kepolisian.
Polisi terpaksa menembakan gas air mata dan mobil water canon untuk membubarkan massa.
Bentrokan seketika terjadi sesaat pengunjuk rasa masa simpatisan pasangan Baharuddin-La Pili menerobos barisan barikade pengamanan kantor KPU Kabupaten Muna.
Bentrokan tak hindarkan antara masa pengunjuk rasa dengan pihak polisi saat pelaksaan rapat pleno penetapan bupati terpilih Kabupten Muna Sulawesi Tenggara di Kantor KPU Muna.
Awalnya saling dorong namun massa yang makin bringas menyebabkan kontak fisik. Saat massa yang ngotot masuk ke kantor KPU untuk bertemu Ketua KPU Muna Laode Muhammad Amin Rambaga.
Karena massa yang sudah tidak bisa dikendalikan membuat pihak kepolisan menembakan gas air mata dan menyiramnya dengan mobil water canon untuk membubarkan aksi demo.
Dalam unjuk rasa ini massa menolak dengan tegas putusan Mahkamah Konstitusi terkait hasil sidang PHP Pemilihan Suara Ulang Pilkada Muna.
Tidak hanya itu simpatisan pasangan Baharuddin-La Pili mendesak KPU Muna untuk menunda pelaksanaan pleno penetapan bupati terpilih pasangan Rusman Emba-Malik Ditu.
Walapun diwarnai aksi unjuk rasa oleh masa calon bupati kalah pihak KPU tetap menggelar rapat pleno penetapan Bupati Muna dengan pengawalan ketat aparat pihak keamanan gabungan dengan Brimob Polda Sultra.
Polisi terpaksa menembakan gas air mata dan mobil water canon untuk membubarkan massa.
Bentrokan seketika terjadi sesaat pengunjuk rasa masa simpatisan pasangan Baharuddin-La Pili menerobos barisan barikade pengamanan kantor KPU Kabupaten Muna.
Bentrokan tak hindarkan antara masa pengunjuk rasa dengan pihak polisi saat pelaksaan rapat pleno penetapan bupati terpilih Kabupten Muna Sulawesi Tenggara di Kantor KPU Muna.
Awalnya saling dorong namun massa yang makin bringas menyebabkan kontak fisik. Saat massa yang ngotot masuk ke kantor KPU untuk bertemu Ketua KPU Muna Laode Muhammad Amin Rambaga.
Karena massa yang sudah tidak bisa dikendalikan membuat pihak kepolisan menembakan gas air mata dan menyiramnya dengan mobil water canon untuk membubarkan aksi demo.
Dalam unjuk rasa ini massa menolak dengan tegas putusan Mahkamah Konstitusi terkait hasil sidang PHP Pemilihan Suara Ulang Pilkada Muna.
Tidak hanya itu simpatisan pasangan Baharuddin-La Pili mendesak KPU Muna untuk menunda pelaksanaan pleno penetapan bupati terpilih pasangan Rusman Emba-Malik Ditu.
Walapun diwarnai aksi unjuk rasa oleh masa calon bupati kalah pihak KPU tetap menggelar rapat pleno penetapan Bupati Muna dengan pengawalan ketat aparat pihak keamanan gabungan dengan Brimob Polda Sultra.
(sms)